Heartbreak Motel bisa dianggap sebagai film yang menggabungkan elemen drama dan psikologi untuk mengeksplorasi tema-tema di dalamnya; terkait trauma masa kecil, hubungan toxic, dan ‘bahwa bahagia itu pilihan’. Film ini disutradarai Angga Dwimas Sasongko di bawah naungan Visinema, dengan bintang-bintang ternama: Laura Basuki sebagai Ava Alesandra, Reza Rahadian sebagai Reza Malik, Chicco Jerikho sebagai Raga Assa, dan masih banyak peran pendukung lainnya.
Aku cukup tergelitik dengan Ava dalam Heartbreak Motel. Menurutku, Ava adalah contoh nyata, bagaimana masa lalu dan hubungan yang buruk dapat memengaruhi hidup, kebahagiaan, dan kesehatan mental.
Begini, jika kamu belum tahu banyak terkait sosok Ava, kukasih tahu ya. Dalam film, Ava adalah sosok aktris papan atas, tapi merasa terasing dalam gemerlap dunia selebritas. Belum lagi, Ava harus menghadapi berbagai tantangan emosional; berkaitan erat dengan masa kecil yang penuh kekerasan dan toxic relationship-nya bersama Reza Malik.
Terkait masa kecil Ava. Sangat jelas diperlihatkan, Ava kecil nggak mendapatkan perlakuan baik dari bapaknya. Itu ditandai dengan kekerasan yang diterima (baik secara fisik ataupun batin). Hal demikian merupakan latar belakang yang meninggalkan bekas luka emosional begitu dalam. Sampai-sampai dalam salah satu scene, Ava bertanya, "Boleh, kan ya, benci sama bapak sendiri?"
Kamu harus paham, pertanyaan itu mencerminkan konflik internal yang dialaminya. Konflik yang tumbuh atas kebenciannya pada figur bapak, atas kekerasan, yang pada akhirnya ‘secara emosi’ menjadi beban berat. Ingatan buruk masa kecilnya memengaruhi cara Ava memandang dirinya sendiri dan hubungannya dengan orang lain, termasuk dalam hal mencari kebahagiaan.
Lanjut ke toxic relationship. Hubungan nggak sehat yang dijalani Ava dengan Reza Malik berdampak sangat buruk. Selain dampaknya, kenangan buruk dan beban emosional Ava pun bertambah. Hubungan nggak sehat itu, nggak hanya merusak kepercayaan diri Ava, tapi juga menyulitkan Ava untuk menemukan kebahagiaan sejati. Dapat kuyakini, hubungan toxic-nya, telah menjadi penghalang besar bagi Ava untuk menyadari, bahwa sebenarnya ada kebahagiaan yang seharusnya bisa digapai dan rasakan.
Namun, seiring durasi bergulir, Ava pada akhirnya belajar: “Bahwa meskipun masa lalu dan hubungan yang buruk membuatnya begitu terpuruk, tapi dia memiliki kekuatan untuk memilih”. Begitulah. Memilih berani untuk bahagia atau nggak.
Dalam “Heartbreak Motel”, jelas kebahagiaan bukanlah sesuatu yang datang dengan sendirinya. Kebahagiaan memerlukan usaha dan keberanian untuk memilih jalan yang benar. Ava mengajarkan bahwa meskipun masa lalu dan hubungan buruk bisa menjadi penghalang besar, kita memiliki kekuatan untuk membuat pilihan yang membawa kita lebih dekat pada kebahagiaan.
Bila kamu belum nonton film ini, sayang banget sih. Namun, bukan berarti kamu nggak bisa nonton ya. Semoga film ini bisa tayang streaming lebih cepat, tapi jika di bioskop terdekatmu masih menayangkan film ini, tontonlah sebelum turun layar.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Review Film The Stringer - The Man Who Took the Photo: Menelusuri Jejak Fakta
-
Kontroversial dan Bikin Naik Darah! Film Ozora Sukses Mengaduk Emosi
-
Review Film Zootopia 2: Petualangan yang Lebih Dewasa dan Emosional
-
Review Film In Your Dreams: Serunya Petualangan Ajaib Menyusuri Alam Mimpi
-
Review Film Air Mata Mualaf: Mendalami Gejolak Batin Tatkala Pindah Agama
Artikel Terkait
-
5 Fakta Menarik di Balik Film Monisme Karya Riar Rizaldi yang Penuh Makna
-
Ulasan Film Revolver, Aksi Ji Chang Wook Jadi Penjahat Licik Penuh Rahasia
-
Arya Saloka Blak-blakan Menyukai Wajahnya yang Brewokan, Kenapa?
-
Kompetisi Film KIP Kuliah/Bidikmisi Awards Diapresiasi Menteri AHY: Menarik dan Penting Disaksikan
-
Film The Matrix Jadi Inspirasi Jalan Cerita Manga Boruto, Ini Penjelasannya
Ulasan
-
Ulasan The Price of Confession: Duet Gelap Kim Go Eun dan Jeon Do Yeon
-
4 Tempat Padel di Bandung yang Instagramable, Nyaman, dan Cocok Buat Pemula
-
Di Balik Tahta Sulaiman: Menyusuri Batin Bilqis di Novel Waheeda El Humayra
-
Review Film The Stringer - The Man Who Took the Photo: Menelusuri Jejak Fakta
-
7 Film Indonesia Paling Laris 2025: Animasi, Horor, hingga Komedi
Terkini
-
Mengenal Neophobia: Ketika Rasa Takut pada Hal Baru Menjadi Hambatan
-
Cillian Murphy Diincar Kembali Main dalam Film Ketiga 28 Years Later
-
Lolos ke Semifinal SEA Games 2025, Garuda Muda Harus Ucapkan Terima Kasih kepada Vietnam!
-
Raih 100 M di Usia 19 Tahun, Ini yang Membuat Suli Beda dari Anak Seusianya
-
Richelle Skornicki dan Adegan Dewasa di Pernikahan Dini Gen Z: Antara Akting dan Perlindungan Anak