Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Athar Farha
Cuplikan film Sumala (youtube.com/CINEMA 21)

Di tengah mitos-mitos yang menyelimuti Kabupaten Semarang, muncul sebuah cerita mencekam tentang Sumala. Kisahnya viral setelah dibuat dan diperbincangkan dalam thread X oleh akun @Betzillustration. Saking menarik perhatian publik, Hitmaker Studios mengadaptasi kisah horor itu.

Filmnya pun disutradarai Rizal Mantovani dan diproduseri Rocky Soraya. Film Sumala sudah tayang di bioskop sejak 26 September 2024, jadi buat yang mau nonton, nggak perlu kebanyakan mikir lagi.

Sinopsis Film Sumala

Film Sumala menyoroti Sulastri (Luna Maya) istri Soedjiman (Darius Sinathrya) yang sangat mendambakan keturunan. Jika Sulastri nggak kunjung punya anak, Soedjiman mau nikah lagi.

Ketika lagi sedih-sedihnya belum hamil, Sulastri mendapat info dukun yang bisa membantu perempuan 'nggak hamil jadi bisa hamil'. Lantas Sulastri memilih jalan pintas itu dan membuat perjanjian dengan iblis.

Perjanjian itu sejak awal telah memperingatkan, akan lahir anak kembar; yang satu berparas cantik keturunan bangsa manusia; satunya buruk rupa keturunan iblis, dan harus dirawat sampai iblis mengambil keturunannya di umur 10 tahun. (Anak kembar itu diperankan Makayla Rose Hilli). 

Namun, takdir berkata lain, Sumala (keturunan iblis) yang lahir cacat fisik dibunuh Soedjiman. Sementara itu, Kumala yang hidup jadi cacat mental dikarenakan pelanggaran perjanjian.

Sepanjang hidup Kumala, dia kerap jadi korban ejekan dan kekerasan dari orang-orang di sekitarnya. Namun, roh Sumala nggak tinggal diam. Dia kembali dari alam baka dengan satu tujuan: membalas dendam. Balas dendam untuk apa dan siapa? Tonton filmnya jika kamu penasaran banget. 

Review Film Sumala

Mungkin kamu nggak mempermasalahkan materi promosi film yang tampak ‘jorjoran’. Namun, dari sudut pandang ‘penonton yang cenderung memosisikan diri sebagai pembaca film’, pastinya akan sepakat bahwa trailer Film Sumala terlalu bocor. 

Bisa-bisanya memperlihatkan nasib karakter utama, Sulastri dan Soedjiman begitu enteng, seolah-olah nggak peduli dengan cinema experience yang seharusnya penonton dapatkan.

Bahkan, poster filmnya yang sudah beredar pun, terkesan membongkar nasib akhir Sulastri dan Soedjiman, yang tentu saja teramat disayangkan. 

Okelah, mungkin karena ceritanya berasal dari thread kisah nyata, banyak orang sudah tahu bagaimana alurnya. Namun, film adalah medium yang berbeda dari tulisan. Penonton jelas mengharapkan kejutan dan ketegangan yang dapat terjaga hingga akhir, terutama buat penonton nonpembaca thread. 

Meski demikian, “Sumala” tetap memberikan pengalaman sinematik yang nggak bisa diremehkan begitu saja. Momen-momen berdarah dan teror yang muncul sepanjang film dieksekusi dengan niat banget, penuh dengan 'jumpscare' dan bikin ngilu. 

Terlepas beberapa film horor Hitmaker Studios kisahnya kebanyakan terbilang ‘B’ doang, tapi yang kusuka, PH satu ini selalu serius dalam hal produksi. Filmnya seperti biasa, tampak megah dan kelihatan mahalnya. Mulai dari desain kostum hingga set yang digunakan, semuanya meyakinkan dan penuh perhitungan. 

Berhubung materi promosi mengakibatkan sinema experience sangat terganggu (bagi sebagian penonton termasuk aku), terlepas film ini nggak sempurna tapi juga nggak jelek banget, skor Film Sumala: 6/10. Selamat nonton ya.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Athar Farha