
Novel Surat-Surat yang Tak Pernah Dikirim karya Miranda Malonka diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2022, merupakan novel berjumlah 200 halaman.
Bergenre young adult, novel ini disajikan dalam bentuk surat-surat yang ditulis oleh tokoh utamanya yang tak pernah dikirim, memberikan gambaran yang mendalam tentang perasaan dan pikirannya.
Sinopsis
Ada surat-surat yang takkan pernah dikirim. Ada surat-surat yang telah dikirim dan mungkin tak pernah dibaca penerimanya.
Hidup mengajari Sylviaa tentang obsesi. Persahabatan mengajarinya tentang masalah, daan Sylviaa yakin semua orang bisa diselamatkan dari masalah hidup mereka.
Hingga ia bertemu dengan Anggara, yang mengajarinya tentang cinta yang melepaskan ikatan. Untuk pertama kalinya, Sylviaa menyadari bahwa ia tidak bisa menjadi penyelamat semua orang. Terkadang peraturan keselamatan tidak lagi berlaku ketika berkaitan dengan obsesi dan cinta.
Masalah Psikologis Berat dari Remaja yang Tampak Baik-baik Saja
Novel Surat-Surat yang Tak Pernah Dikirim berfokus pada Sylvia, seorang remaja yang tampak baik-baik saja di permukaan, namun menyimpan masalah psikologis yang berat.
Melalui surat-suratnya, pembaca diajak menyelami dunia batin Sylvia yang dipenuhi obsesi, khususnya terhadap cinta dan tubuh ideal.
Setting dan Gaya Penulisan
Setting novel Surat-Surat yang Tak Pernah Dikirim berpusat di kamar Sylvia, tempat dia menulis surat-suratnya. Kisahnya berlangsung dari April hingga Desember.
Gaya penulisan Miranda Malonka dalam novel ini dapat dikatakan menarik dan relatable. Dia berhasil menghadirkan cerita tentang remaja dengan cara yang jujur, emosional, dan dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Sampaikan Pesan Penting tentang Kesehatan Mental pada Remaja
Tema utama novel Surat-Surat yang Tak Pernah Dikirim adalah remaja dan kesehatan mental.
Novel ini menyampaikan beberapa pesan penting tentang kesehatan mental untuk para remaja, yakni obsesi terhadap cinta itu tidak baik, pentingnya menyadari kesehatan mental diri sendiri, tidak harus memenuhi standar yang ada, dan jadi diri sendiri.
Kisah Remaja dan Pergulatan Mentalnya
Novel Surat-Surat yang Tak Pernah Dikirim memulai alur dengan tenang, memperkenalkan tokoh utamanya, Sylvia, seorang gadis remaja biasa yang hobi melukis dan mempunyai banyak sahabat.
Penulis dengan mahir memadukan tema psikologis dan remaja, menciptakan emosi yang naik turun bagi pembaca.
Alur cerita yang kontras menjadi salah satu daya tarik novel ini. Dimulai dengan kisah yang manis dan ringan, namun berakhir dengan nada sedih dan cerita yang serius. Perpaduan ini membuat saya terhanyut dalam perjalanan hidup Sylvia yang penuh emosi.
Sylvia adalah tokoh yang kompleks dan tragis. Di permukaan, Sylvia tampak seperti gadis remaja pada umumnya, namun di balik itu tersembunyi penyakit mental yang tidak disadarinya.
Miranda Malonka berhasil menggambarkan Sylvia dengan sangat mendalam. Tidak hanya gambaran fisik, tetapi juga motivasi yang kompleks di balik perilakunya.
Tokoh Sylvia berkembang seiring cerita. Awalnya, Sylvia adalah gadis yang penuh harapan dan fleksibel terhadap pandangan orang lain. Namun, Sylvia menjadi terseret jauh dalam arus pandangan orang lain.
Kesimpulan
Surat-Surat yang Tak Pernah Dikirim karya Miranda Malonka merupakan novel yang unik, disajikan dalam bentuk surat-surat yang menggambarkan perasaan dan pikiran tokoh utamanya. yang tampak baik-baik saja tetapi menghadapi masalah psikologis yang mendalam.
Tema kesehatan mental, obsesi terhadap cinta, dan perjuangan remaja untuk menemukan jati diri menjadi inti dari cerita ini.
Melalui alur yang dimulai dengan ringan namun berakhir dengan nada yang lebih serius dan sedih, novel ini menawarkan perjalanan emosional yang kontras, sehingga membuat saya terhanyut dalam kisahnya.
Tokoh Sylvia berkembang dengan baik, menunjukkan kompleksitas dan kedalaman emosinya seiring dengan pergulatan batinnya.
Novel Surat-Surat yang Tak Pernah Dikirim sangat layak dibaca bagi pembaca yang tertarik pada cerita remaja dengan tema psikologis.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Resensi Buku Mengarang Itu Gampang, Sukses Menulis ala Arswendo Atmowiloto
-
Resensi Buku 'Generation Gap(less)', Strategi Komunikasi Lintas Generasi
-
Resensi Buku 'Goodbye, Things', Hidup Bahagia dengan Sedikit Barang
-
Ulasan Memento Pseudo-Daycare, Webtoon Petualangan yang Tak Biasa
-
Review Buku Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring: Belajar Memaknai Duka
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku 'Motivasi Menjadi Penceramah', Bekal Menjadi Singa Podium
-
Review Novel Forgotten Detective, Menguak Misteri di Tahun 2030
-
Ulasan Novel Bertajuk Confessions, Aksi Balas Dendam dan Cinta Seorang Ibu
-
Ulasan Buku Tempat Paling Liar di Muka Bumi, Kumpulan Puisi Romantis
-
Patahkan Alibi Alexander Marwata, Novel Baswedan Sebut Jika Eko Darmanto Pelapor Tak Perlu Bertemu Pimpinan KPK
Ulasan
-
Memaknai Lagu Mirrors oleh Justin Timberlake: Cinta yang Merefleksikan Jiwa
-
Review Film Posesif, Cinta yang Membelenggu di Balik Janji Manis
-
Mengurai Luka Batin Lewat Buku I Want to Die but I Want to Eat Tteokbokki 2
-
Review Film F1: Aksi Balap Mendebarkan dengan Atmosfer Autentik Khas Formula 1
-
Ulasan Novel Kuda: Jejak Sejarah di Balik Kejayaan sang Empu Pembuat Keris
Terkini
-
Resmi Comeback, Luca Marini Akan Jalani Tes Privat di Sirkuit BRNO
-
Hebohkan Penggemar, G-Dragon Ternyata Lebih Tua dari Ibu Yeon Hearts2Hearts
-
POW Belajar Tunjukkan Sisi Lembut untuk Sosok Spesial di Lagu Being Tender
-
Ngoper Emosi, Ngegolin Bahagia: Futsal di Mata Gen Z Lebih dari Sekadar Olahraga
-
Sukses di Webtoon, Eleceed Hadir dalam Versi Anime pada 2026 Mendatang