Sejujurnya, saya tertarik membaca novel Railway in Love di aplikasi iJak karena covernya. Sebagai penggemar rel kereta, tampilan cover novel karya Viera Fitani ini bikin saya penasaran dengan isi ceritanya.
Buku terbitan Elex Media Komputindo pada tahun 2015 ini berkisah tentang seorang pengacara muda bernama Andara. Dia bekerja di sebuah law firm milik Harsya Bramanta dan sudah sejak lama dia naksir bosnya itu.
Gayung bersambut. Harsya mengajak Andara menjajaki hubungan yang lebih jauh dari sekadar profesional kerja. Namun, Harsya yang masih gagal move on dari Elya, mantan tunangannya, membuat Andara bolak-balik harus mengkaji ulang hubungan mereka.
Suatu kali Harsya meminta Andara menangani kasus sahabatnya, seorang pengusaha hotel dan kafe bernama Ribeldi. Ibel, playboy kelas kakap itu dilaporkan Kristal ke polisi, karena telah menghamili gadis itu dan menolak bertanggung jawab.
Andara yang sejak awal pertemuannya dengan Ibel sering kali terlibat perang mulut, tidak menyangka akan terbit rasa cinta di hatinya untuk Ibel, selama dia membantu lelaki itu menangani kasusnya dengan Kristal.
Bagaimana Andara harus menghadapi Ibel yang begitu menggoda sedangkan dia sudah memiliki kekasih? Lalu ketika Elya kembali hadir dalam kehidupan Harsya, haruskah Andara merelakan kekasihnya untuk kembali pada perempuan itu?
Hidup itu seperti lingkaran yang talinya saling berkaitan. Ketika kita menyakiti seseorang, bukan hanya orang itu yang sakit. Tapi orang lain yang talinya berkaitan pun akan merasakan imbasnya. (Hal. 203)
Setelah sebelumnya pernah membaca Morning Breeze dari penulis yang sama, saya harus mengakui bahwa secara tata bahasa, novel Railway in Love jauh lebih baik dari novel pertama Viera Fitani tersebut.
Namun, tentu saja masih ada kesalahan penulisan terutama pada penggunaan kata kerja, penggunaan kata ganti ‘aku’ yang berubah ‘saya’, dan juga sudut pandang orang pertama yang sempat melenceng.
Membaca novel dengan latar belakang sebagian besar para tokohnya bekerja di sebuah firma hukum, saya berharap sepak terjang para lawyer akan terpampang nyata di sini.
Sayangnya, profesi tersebut hanya sekadar tempelan, termasuk kasus Kristal. Saya harus kecewa karena sudah membayangkan akan ada adegan pengadilan dan Andara yang membela kliennya, Ibel, mati-matian. Kenyataannya kasus Kristal selesai begitu saja bahkan tanpa adanya persidangan.
Anehnya lagi, sebagai pengacara yang mendampingi Ibel, mengenai perkembangan kasus sampai kemudian kasus itu selesai dan tidak ada tuntutan lanjutan, Andara justru ‘diberitahu’ Ibel dan Harsya.
Harusnya sebagai pengacara dari Ibel, Andara yang lebih paham mengenai kasus kliennya dan menjadi orang pertama yang mendapat laporan dari pihak kepolisian serta pengadilan, dan ‘memberitahu’ Ibel, bukan sebaliknya.
Deskripsi firma hukum milik Harsya juga nihil. Staf kantor lain seperti Cilla dan Regina lebih sering dinarasikan sedang pasang kuteks atau seliweran gabut di kantor dengan outfit rok mini, yang tidak menggambarkan mereka bekerja di firma hukum.
Karakter Andara yang selalu mengaku profesional, lebih cenderung seperti ABG labil. Tidak menunjukkan keprofesionalannya dalam bekerja dengan ngambek dan marah pada klien, adu mulut dengan teman sekantor, serta tidak bisa memisahkan masalah pribadi dengan urusan pekerjaan.
Konfliknya lebih banyak tentang perasaan Andara pada dua orang lelaki pujaannya dan kehadiran Elya yang hanya selintas lalu. Andai saja kasus Kristal dijadikan konflik utama tentu cerita akan lebih menarik dan berbobot.
Kelebihan novel Railway in Love ada pada gaya penulisan yang ringan dan mengalir serta humor yang diselipkan di sana-sini. Beberapa humor yang disajikan berhasil membuat saya senyum-senyum sendiri, meski banyak pula yang garing.
Kelebihan lainnya, semua karakter tokohnya tidak ada yang jelek. Semua cantik dan tampan. Termasuk Andra dan Jeremy, para tokoh pendukung serta Fabian, Alaric, Nathan yang cuma figuran. Mungkin sebagian besar pembaca remaja akan menyukai fakta ini.
Oh iya, hubungan rel kereta pada cover yang menarik hati saya itu dengan isi cerita disisipkan di bagian akhir. Sebuah filosofi untuk menjaga hubungan yang telah dimiliki agar tidak terputus sampai di tujuan akhir. Seperti rel kereta.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Novel Nemesis: Pengusutan Kasus Pembunuhan Sepuluh Tahun Lalu
-
Ulasan Novel Demon Rumm: Karya Sandra Brown yang Kurang Menggigit
-
Ulasan Novel Mawar tak Berduri: Pembunuhan Dua Perempuan di Maidensford
-
Ulasan Novel Rasuk: Iri Hati, Amarah, dan Penyesalan yang Terlambat
-
Resensi Novel Voice: Kisah di Belakang Layar Para Voice Actor
Artikel Terkait
-
TWICE Ajak Menggali Makna Cinta Sejati di Lagu Ikonik Bertajuk What is Love?
-
Ulasan Novel Tentang Kamu: Pentingnya Menghargai Kisah Hidup Orang Lain
-
Ulasan Novel Cantik Itu Luka: Kecantikan yang Justru Membawa Eksploitasi
-
Ulasan Novel 'Surat Kematian 2', Mengupas Taktik Eumenides Baru
-
Ulasan Buku Manusia dan Badainya: Kisah Spiritual di Ambang Keputusasaan
Ulasan
-
Novel Salah Asuhan: Hagemoni Kolonial, dan Keegoisan Pribumi
-
Ulasan Buku Orang Miskin Dilarang Sekolah: Suara Lantang dari Pinggiran Negeri
-
Menu of Happiness; Lanjutan Kisah di Balik Sepiring Makanan Detektif Rasa
-
Mengungkap Kisah di Balik Hidangan di Novel The Kamogawa Food Detectives
-
KATSEYE Hadirkan Lagu Mean Girls untuk Rayakan Perempuan dalam Ragamnya
Terkini
-
Ungkap Peran Cho Yeo Jeong, My Daughter Is A Zombie Siap Tayang Bulan Juli
-
Bintang Kill Bill, Michael Madsen, Meninggal Dunia di Usia 67 Tahun
-
Jadwal F1 GP Inggris 2025, Bisakah Lando Norris Taklukkan Silverstone?
-
Book-Bosomed: Membawa Buku ke Mana-Mana Bukan soal Pamer
-
Diogo Jota Meninggal Dunia, Liverpool Kehilangan Salah Satu Pilar Penting