Film "The Black Phone" adalah film horor yang dirilis pada tahun 2021, disutradarai oleh Scott Derrickson dan dibintangi oleh Ethan Hawke dan Mason Thames. Film ini diadaptasi dari cerita pendek karya Joe Hill.
Cerita dimulai di tahun 1978, di sebuah kota kecil yang dilanda serangkaian penculikan anak-anak. Finney Shaw adalah seorang remaja yang cerdas namun terasing. Finney dan saudarinya, Gwen, memiliki ikatan yang kuat, tetapi mereka juga harus menghadapi kekerasan dari teman-teman sekolah dan ayah mereka yang alkoholik.
Suatu malam, saat Finney sedang pulang dari sekolah, dia diculik oleh seorang pria misterius yang dikenal sebagai "Grabber." Grabber, diperankan oleh Ethan Hawke, adalah sosok menakutkan yang memakai topeng dan memiliki kepribadian ganda. Finney terjebak di ruang bawah tanah Grabber, di mana dia menemukan sebuah telepon tua yang tidak terhubung.
Dalam situasi terjebak, Finney mulai merasa putus asa. Namun, telepon tersebut tiba-tiba berdering, dan saat dia mengangkatnya, dia mendengar suara anak-anak yang telah diculik sebelumnya. Mereka adalah roh-roh yang terperangkap, yang ingin membantu Finney melarikan diri dan menghindari nasib yang sama seperti mereka.
Setiap percakapan yang dilakukan Finney dengan suara-suara tersebut memberikan petunjuk dan strategi untuk melawan Grabber. Anak-anak yang terdengar di telepon menceritakan pengalaman mereka dan bagaimana mereka berusaha melarikan diri, memberikan harapan dan kekuatan kepada Finney untuk bertahan.
Sementara itu, Gwen, yang memiliki kemampuan untuk bermimpi dan melihat hal-hal yang akan datang, mulai mencari kakaknya. Dia bermimpi tentang Finney dan penculikan yang dialaminya, tetapi ayah mereka tidak percaya padanya. Gwen bertekad untuk menemukan Finney dan mencari tahu apa yang terjadi.
Finney menggunakan saran dari roh-roh untuk mencoba melarikan diri, tetapi Grabber selalu satu langkah lebih maju. Grabber adalah sosok yang manipulatif dan menakutkan, yang sering menggunakan taktik psikologis untuk mengontrol Finney. Momen-momen ini menggambarkan ketegangan dan ketidakpastian yang dialami Finney.
Dalam film tersebut Grabber tidak hanya menyeramkan secara fisik, tetapi juga secara mental. Dia mempermainkan Finney dengan menjanjikan kebebasan, sementara sebenarnya dia ingin menghancurkan semangatnya. Hal ini menciptakan konflik batin yang mendalam dalam diri Finney.
Dengan bantuan roh-roh yang terjebak di telepon, Finney akhirnya menemukan keberanian untuk melawan Grabber. Dia mulai merencanakan pelarian, menggunakan semua pengetahuan yang telah dia dapatkan dari anak-anak sebelumnya.
Ketika Finney akhirnya menghadapi Grabber, ketegangan mencapai puncaknya. Dia harus menggunakan semua kecerdikan dan keberaniannya untuk mengalahkan penculik tersebut.
Elemen paling menarik dari "The Black Phone" adalah penggunaan telepon tua yang tidak terhubung. Telepon ini menjadi sarana komunikasi antara Finney dan roh-roh anak-anak yang telah menjadi korban Grabber sebelumnya. Konsep ini tidak hanya memberikan twist yang unik, tetapi juga memberikan dimensi tambahan pada cerita.
Derrickson berhasil menciptakan atmosfer yang menegangkan dan penuh tekanan. Setiap adegan di ruang bawah tanah Grabber terasa claustrophobic dan menakutkan, memaksa penonton untuk merasakan ketakutan dan keputusasaan Finney.
Film ini tidak hanya fokus pada elemen horor, tetapi juga pada tema keluarga dan perjuangan. Hubungan antara Finney dan saudarinya, Gwen, diperankan oleh Madeleine McGraw, adalah inti emosional film ini. Gwen memiliki kemampuan untuk merasakan hal-hal gaib melalui mimpinya, dan tekadnya untuk menemukan Finney menambah lapisan emosional yang kuat.
"The Black Phone" adalah film yang berhasil menyajikan kombinasi sempurna antara ketegangan horor dan pengembangan karakter yang mendalam. Bagi penggemar genre horor, film ini adalah tontonan yang wajib dan layak mendapatkan tempat di deretan film horor terbaik tahun ini.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Humor Gelap di Balik Rencana Perampokan dalam Buku 24 Jam Bersama Gaspar
-
Petualangan Dua Sahabat di Laut Papua Nugini dalam Buku The Shark Caller
-
Ulasan Novel di Balik Jendela: Rahasia Trauma yang Tersembunyi dalam Isolasi
-
Ulasan Novel The Outsider: Sisi Lain Keadilan dalam Misteri Pembunuhan
-
Ulasan Buku Abundance: Mengulik Politik Pembangunan di Amerika
Artikel Terkait
-
Dibintangi Michelle Ziudith, Film Puang Bos Bakal Angkat Kisah Perjuangan Pembuat Kapal Pinisi
-
Sinopsis Santet Segoro Pitu, Film Horor tentang Persaingan Dagang
-
4 Rekomendasi Film yang Dibintangi Dakota Fanning, Terbaru Ada The Watchers
-
Kilas Balik Kematian Tragis Nia Kurnia Sari Penjual Gorengan: Kisahnya Bakal Digarap Jadi Film
-
Lebih Dari 2.000 Peserta Ikuti Road To Perayaan Fesbul 2024
Ulasan
-
Review Film Gowok - Kamasutra Jawa: Nggak Cuma Bahas Seksualitas yang Sensual
-
Bukan Cinta Tak Sempurna, Ini Makna Lagu SEVENTEEN 'Imperfect Love'
-
Humor Gelap di Balik Rencana Perampokan dalam Buku 24 Jam Bersama Gaspar
-
Novel Peniru dan Pembunuhan Tanpa Jasad: Uji Moral dan Permainan Psikologis
-
Petualangan Dua Sahabat di Laut Papua Nugini dalam Buku The Shark Caller
Terkini
-
Grantha Dayatina Eratkan Kebersamaan Lansia Lewat "Romansa Estetika"
-
Hangatkan Hati, Doyoung Hidupkan Suasana Musim Panas di Teaser MV Memory
-
Bukan Sekadar Hiburan: Membaca Novel Bisa Asah Daya Ingat dan Sehatkan Otak
-
Mangrove Tak Goyah: Tangguh Menahan Badai, Tahan Jejak Karbon
-
Menggerakkan Harapan Penghuni Panti Eks Psikotik Bersama Komunitas Perlitas