"Bahwasanya aku bersama hati dan ragaku menginginkannmu. Tidak satu wujud pun yang dapat menggantikanmu. Aku mungkin bukan yang terbaik untukmu, tapi juga bukan yang teburuk. Sampai kapanpun aku akan mencintaimu, tidak hanya hidupmu, matimu atau berbentuk abu pun, aku akan terus mencintaimu."
Itulah bait Sabda Cinta yang terus disenandungkan oleh Sofyan Bagaskara kepada Najzwa. Najzwa yang digambarkan sebagai sosok gadis berwajah anggun berlesung pipi, yang membuat siapa pun suka berlama-lama menatapnya.
Bagi Sofyan, Najzwa memang tidak secantik artis-artis bintang film Jakarta, tapi ia memiliki keanggunan yang tidak dimiliki oleh banyak wanita. Mata Najzwa begitu jernih dan penuh ketenangan. Di dalamnya terselip kedamaian yang menenteramkan hati orang yang menatapnya.
Novel Sabda Cinta mengisahkan seorang novelis ternama dan kaya raya bernama Sofyan Bagaskara yang memutuskan untuk meninggalkan kehidupannya dan berkelana mencari pengalaman. Dalam berkelana itu Sofyan ditemani dua sahabatnya, Arie dan Faridz.
Arie digambarkan sosok berkepribadian baik dan sopan, sementara Faridz merupakan seorang preman yang memiliki postur tubuh tinggi besar dan gagah. Sebelum pergi berkelana, Sofyan menyerahkan semua urusan kantornya kepada Saskia, sang sekretaris.
Dalam perjalanan panjangnya, Sofyan akhirnya berjumpa dengan gadis dambaan yang sesuai dengan kriteria wanita incarannya. Ia bertemu dengan gadis bernama Najzwa itu di rumah Datuk Sanusi. Sofyan mengaku tidak mencintai Najzwa, tapi hanya terpikat.
Aku tidak bilang aku cinta Najzwa, aku hanya terpikat. Aku bukan playboy atau apalah sebutannya buat lelaki yang mempermainkan wanita. Aku belum pernah pacaran atau jatuh cinta seumur hidupku. Satu-satunya gadis dalam hidupku adalah Saskia. Dia cantik, seksi, dan pandai berdandan, tapi aku tidak mencintainya. Pandanganku terhadapnya dan hubungan kami biasa saja, tidak ada yang spesial. (Halaman 93).
Namun, meski demikian pengakuan Sofyan, setiap kali berjumpa dengan Najzwa dada Sofyan berdebar tak karuan. Baru kali ini ia mengalami perasaan seperti itu.
Najzwa benar-benar membuat Sofyan tidak mengerti dengan dirinya yang sebenarnya. Najzwa benar-benar menggemaskan. Sofyan seperti terhipnotis dengan pesona yang ada dalam gadis desa itu.
Pendek kata, Sabda Cinta merupakan novel penggugah hati mengenai perjalanan cinta dan pencarian jati diri. Menuturkan kisah Sofyan Bagaskara yang mengalami lika-liku kehidupan dalam usahanya menemukan makna cinta sejati.
Di tengah pengembaraannya, Sofyan menemukan sebentuk cinta yang memberinya pelajaran berharga tentang pengorbanan, keikhlasan, dan ketulusan hati.
Novel ini bukan hanya tentang kisah asmara, tetapi juga menggali lebih dalam terkait spiritual, keluarga, dan sesama manusia. Dengan bahasa yang puitis dan penuh makna, Rudiyant berhasil menyentuh pembaca melalui dialog dan narasi yang mengalir, sehingga membuat cerita ini mudah dihayati. Selamat membaca!
Identitas Buku
Judul: Sabda Cinta
Penulis: Rudiyant
Penerbit: Kunci Aksara
Cetakan: I, 2009
Tebal: 272 Halaman
ISBN: 978-602-9231-83-0
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Imajinasi Terjun Bebas Tanpa Batas dalam Buku Puisi Telepon Telepon Hallo
-
Kiat Jemput Karunia Tuhan yang Berkah Melimpah dalam Buku Dongkrak Rezeki
-
Diperkirakan Bakal Rilis Oktober 2025, Berikut Bocoran Fitur Terbaik Realme GT 8
-
HP Infinix Hot 60 Pro, Usung Chipset Helio G200 Terbaru Demi Dukung Produktivitas dan Gaming
-
Poco M7 Plus 5G Debut di India 13 Agustus 2025, HP Murah Rp 2 Jutaan dengan Baterai 7000 mAh
Artikel Terkait
-
Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan: Strategi Praktis Atasi Overthinking
-
Ulasan Buku 'Nusantara Bertutur', Etika Menjalin Hubungan Persahabatan
-
Cara Menghadapi Ujian Hidup dalam Buku Jangan Jadi Manusia, Kucing Aja!
-
Ulasan Novel Rumah di Mango Street, Kisah Gadis Latina Muda Mengejar Mimpi
-
Ulasan Buku Titip Rindu Buat Ibu: Kisah Ibu dan Anak yang Terjerat Adat
Ulasan
-
Mengulik Novel Sesuk Karya Tere Liye: Misteri Rumah dan Wabah Kematian!
-
Ulasan Novel Pulang Pergi: Sisi Gelap dan Mematikan Shadow Economy!
-
Ulasan Novel SagaraS: Sosok Orang Tua Kandung Ali Terungkap!
-
Ulasan Buku Melukis Pelangi: Menghapus Kata Takut dan Menyerah dalam Hidup
-
Ulasan Novel Friends That Break Us: Ketika Persahabatan Lama Menjadi Luka
Terkini
-
Self-care di Era Kapitalisme: Healing atau Konsumerisme Terselubung?
-
Bumi Tak Perlu Berteriak: Saatnya Kita Lawan Krisis Air dari Sekarang
-
4 Daily OOTD ala Kazuha LE SSERAFIM, Anti-Ribet Tetap Fashionable!
-
Belajar dari Malaysia: Voucher Buku sebagai Investasi Masa Depan Literasi
-
Proker KKN Membuat Ganci dari Kain Perca: Edukasi Cinta Bumi Sejak Dini