Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Sam Edy
Gambar buku ‘Jangan Jadi Manusia, Kucing Aja!’.[Dokumen pribadi/ Sam Edy]

“Enak ya, jadi kucing. Kerjaannya hanya makan tidur, seolah dia tidak memiliki persoalan hidup”. Mungkin ada sebagian orang yang berpikir semacam ini. Hal lumrah sebenarnya, karena menjadi manusia dewasa itu memang problematik. Banyak persoalan-persoalan yang mau tak mau harus dihadapi.

Padahal, pada hakikatnya beragam persoalan hidup yang dialami oleh setiap manusia itu akan semakin membuatnya tangguh dalam menjalani hidup ini. Para pemenang adalah mereka yang berhasil melewati berbagai rintangan dalam hidup ini.

Persoalan hidup memang beragam dan bisa datang dari mana saja dan kapan saja. Dari orang terdekat kita misalnya, saudara, sahabat, bahkan orang tua sekali pun. Maka, agar kita tidak mudah merasa kecewa dengan sesama manusia, mulai sekarang berhentilah terlalu banyak berharap kepada manusia.

Jangan terlalu berharap seseorang akan selalu bersikap baik pada kita. Karena pada dasarnya, setiap orang termasuk kita, sama-sama berpotensi menjadi orang yang tidak baik.

Artinya, kalau kita mencari kesempurnaan pada diri manusia, maka tidak akan kita temukan. Lha wong kita saja tidak sempurna kok, bagaimana bisa kita menuntut kesempurnaan kepada orang lain?

Hal tak kalah penting untuk direnungi bersama, jangan mudah terlena dengan kebaikan orang pada kita. Ada sebuah penjelasan menarik dalam buku ‘Jangan Jadi Manusia, Kucing Aja!’. Begini penjelasannya:

“Kalau dirimu terlena menikmati cara orang memperlakukanmu, kamu telah lupa kalau mereka itu orang! Mereka sama sepertimu, membahagiakan dan menyakiti. Citranya tidak boleh digores apalagi ini pertemuan pertamanya denganmu. Hanya kucing yang tetap cuek. Ekspresinya tidak akan berubah. Ia tidak peduli dengan orang-orang di sekitarnya.”

“Jangan pernah sekali-kali lari dari masalah.” Kalimat bijak ini mestinya selalu kita renungi dan jadikan sebagai salah satu prinsip hidup. Memang benar adanya, orang yang lari dari masalah, justru dia akan terus menerus dikejar oleh masalah tersebut.

Masalah itu harus dihadapi dan dicarikan jalan keluarnya. Setelah jalan keluar ditemukan, maka masalah tersebut akan selesai. Begitu seterusnya. Ketika suatu hari bertemu masalah kembali, hadapi dan selesaikanlah. Ingat, tak ada manusia yang bisa terbebas dari ujian atau cobaan hidup.

Masalah dalam hidup ini tidak pernah pergi, ia hanya berganti dan hadir dalam wujud yang berbeda karena ini berhubungan langsung dengan perasaan. Karena perasaan begitu variatif, ia seolah memiliki opsi yang bisa kita campur untuk menentukan nasib (hlm. 17).

Buku karya Tanzilal Azizie @rainapulang yang diterbitkan oleh Transmedia Pustaka (Jakarta) ini dapat dijadikan sebagai bahan introspeksi. Bahwa hidup ini tak bisa terlepas dari yang namanya persoalan. Bersama orang-orang terkasih, yakinlah kita bisa melewati hidup ini dengan lebih menyenangkan.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Sam Edy