Dongeng tak bisa dipisahkan dari anak-anak kita. Mereka yang suka dongeng terbukti wawasannya lebih luas dan terbuka jalan pikirannya.
Aktivitas kita tiap hari yang padat kadang tak sempat mendongengkan cerita sebagai pengantar tidur kepada anak-anak sebagaimana para orang tua di masa lalu. Atau kita punya waktu yang cukup untuk mendongeng, namun kita tak punya bahan untuk bercerita.
Maka, hadirnya buku-buku dongeng seperti Kesombongan Jerapah ini dimaksudkan untuk membantu para orang tua yang ingin berkomunikasi bersama anak-anak secara intens, sekaligus komunikasi yang renyah penuh kasih sayang dengan cara mendongengkan cerita.
Buku seri fabel dunia binatang ini dapat dijadikan pedoman bagi orang tua atau pun para guru untuk mendongengkan cerita kepada anak-anak.
Kisah fabel karya Ahmad Filyan ini menceritakan tentang seekor jerapah yang sombong saat diadakan sayembara oleh si raja hutan untuk mengambilkan anggur kuning di sebuah bukit yang medannya teramat sulit. Dengan congkak, jerapah yakin bahwa hanya dirinya yang mampu menyerahkan anggur kuning kepada Putri Singa yang tengah jatuh sakit dan akan mendapatkan hadiah dari si raja hutan. Namun ternyata, fakta di lapangan tak sesuai dengan impian jerapah.
Dikisahkan, pada suatu ketika Putri Singa yang sedang sakit sudah melewati berbagai pengobatan namun belum juga sembuh. Hingga sang Raja Singa membuat maklumat barang siapa yang berhasil mengambilkan anggur kuning untuk pengobatan putrinya, maka ia akan mendapatkan mahkota dan emas berlimpah.
Semua binatang penghuni hutan berkumpul mendengarkan sayembara itu di hadapan Raja Singa. Kemudian jerapah menyeletuk dengan sombong bahwa dirinyalah yang akan memenangkan sayembara tersebut. Kelinci yang mendengarnya juga ikut berbicara. Ia menyarankan agar jerapah tak berlaku sombong. Dan ia berharap agar mengikuti sayembara ini dengan baik dan bijak.
Di pagi yang cerah, saat sayembara dimulai, semua binatang dengan sigap berlari menuju bukit, namun sayang baru separuh perjalanan, hampir semua binatang menyerah karena medan yang sangat sulit. Tinggal jerapah dan kelinci yang bertahan. Jerapah di posisi terdepan dan disusul kelinci di belakangnya. Tiba-tiba kaki jerapah kaku tak bisa digerakkan. Ia pun akhirnya tak bisa melanjutkan pertandingan.
Hanya kelinci yang mampu bertahan dan dengan mudahnya mengambil anggur kuning di atas bukti. Ketika ia kembali ke istana, ia bertemu dengan jerapah yang sedang kesakitan. Ia pun masih menolongnya.
Semua binatang berkumpul di depan istana menunggu kedatangan jerapah dan kelinci. Tak lama kemudian keduanya datang bersamaan, lalu kelinci menyerahkan anggur kuning kepada raja hutan. Anggur itu segera diberikan kepada Putri Raja. Saat sang putri memakannya, tak berselang lama ia sembuh dari penyakitnya.
Sang Raja dan Putri Singa pun senang. Semua binatang juga bersorak kegirangan. Kemudian Raja Singa segera memberikan hadiah yang dijanjikannya kepada kelinci.
Sementara jerapah langsung mendekati kelinci. Ia berterima kasih telah ditolong saat kakinya tak bisa digerakkan di tengah pertandingan. Jerapah juga berjanji ia tak akan berlaku sombong lagi.
Pesan moral dari dongeng binatang ini, dalam pergaulan sehari-hari hendaknya menghindari prilaku congkak atau pun sombong. Sebab, kesombongan hanya akan melahirkan kekecewaan sebagaimana dialami oleh jerapah. Biasakanlah hidup dengan rendah hati seperti kelinci. Meski ia berhasil memenangkan sayembara, namun ia tak bersesumbar dan masih sempat menolong jerapah yang menjadi rival dalam pertandingan. Selamat membaca!
Identitas Buku
Judul: Kesombongan Jerapah
Penulis: Ahmad Filyan
Penerbit: Serba Jaya, Surabaya
Tebal: 32 Halaman
ISBN: 978-602-233-324-1
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Resmi Rilis, Oppo Reno 14 Pro Chipset Kencang dan Triple Rear Camera 50 MP
-
Infinix Note 50S 5G+ Resmi Masuk ke Indonesia, Kamera 64MP dari Sony IMX682
-
Melepas Ibu Berangkat Ibadah Haji dalam Buku Romantisme Tanah Suci
-
Tecno Pova 6 5G Ditenagai Baterai 6000 mAh dan 70 Watt Ultra Charger
-
Adu Spek Infinix NOTE 50 dan Infinix HOT 50, Mana yang Lebih Memikat?
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku 'Cempala Kuneng Tinggal di Istana': Kasih Ibu Sepanjang Masa
-
Ulasan Buku 'The Dignity of Writing', Makna Kehidupan Lewat Sebuah Tulisan
-
Ulasan Buku Sabda Cinta: Kisah Kelana Novelis Menemukan Cinta Pertama
-
Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan: Strategi Praktis Atasi Overthinking
-
Ulasan Buku 'Nusantara Bertutur', Etika Menjalin Hubungan Persahabatan
Ulasan
-
Mieber Restaurant and Cafe, Rekomendasi Kuliner Estetik dengan View Gunung di Trawas
-
Dari Panti Asuhan ke Langit Malam, Kisah Haru di Novel The Star Outside My Window
-
Ulasan Novel If the Shoe Fits:Kisah Cinderella Modern dalam Menemukan Cinta
-
Bersantap Pagi dengan Lotek Enak di Lapau Rang Sangka Pekanbaru
-
Berenang Seru di Hotel Swiss-Belinn Malang: Fasilitas Premium dengan Harga Wajar!
Terkini
-
Neural Fatigue: Kelelahan Kognitif Akibat Terpapar Stimulus Berulang
-
Resmi Rilis, Oppo Reno 14 Pro Chipset Kencang dan Triple Rear Camera 50 MP
-
Percuma Menghapus Outsourcing Kalau Banyak Perusahaan Melanggar Aturan
-
'Superstitious' oleh no na: Kepercayaan Diri Pada Intuisi dan Harapan
-
Berpotensi Comeback ke Timnas Indonesia, Asnawi Bakal Undur Diri dari Tim ASEAN All Stars?