Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Ellyca Susetyo
Bimalara Cinta (Gramedia)

Bimalara Cinta karya Melanda Oktaviani berkisah tentang Anatari Bimalara yang dikembalikan ke keluarga kandungnya di pesantren Al-lzhar setelah kematian kedua orangtua angkatnya.

Ia lalu ia bertemu Bayazid, calon penerus Pesantren Al-lzhar sekaligus calon suami Balqis-kakak Anatari. Namun mendekati hari bahagia, Balqis justru meninggal karena sakit yang dideritanya.

Sayangnya, pernikahan ini tidak bisa dibatalkan dan tetap harus dilanjutkan. Anatari yang tengil dan cerewet terpaksa ditunjuk untuk menjadi pengantin pengganti dan menikah dengan Bayazid yang tegas dan agamis.

Bagi Anatari, Bayazid tak lebih dari cowok jelek dan sok alim. Dia yakin kalau tunangan kakaknya itu akan naksir duluan. Begitu pula bagi Bayazid, ia yakin cintanya sudah terikat hingga dibawa mati bersama Balqis. Ia bahkan menegaskan dan mengintimidasi Anatari bahwa gadis itu hanya istri pengganti.

Bimalara Cinta karya Melanda Oktaviani terasa berbeda dari novel religi lain dan saya merekomendasikannya untuk kalian.

Kisah Anatari yang banyak mengalami hal tiba-tiba dalam hidupnya. Mulai dari tiba-tiba jadi yatim piatu, tiba-tiba jadi anak angkat, tiba-tiba punya kakak kandung, dan tiba-tiba harus jadi pengantin pengganti.

Rasanya salut banget sama mentalnya. Keren dia masih bisa bertahan.

Ternyata dia tidak sendiri. Karena Bayazid atau Baya panggilan akrabnya juga mengalami hal yang sama. Calon istrinya tiba-tiba meninggal dan ia tiba-tiba harus menikah dengan pengantin pengganti.

Meski banyak novel menggunakan latar pesantren, tapi buku ini terasa sangat unik dan beda. Meski ide semacam ini sudah ada banyak ditulis penulis lain. Namun cara penulis mengemas kisah ini bagus banget. 

Perasaan menyentuh, kesal, senang, hingga geregetan. Semuanya ada di alur Bilamara Cinta.

Tokohnya pun terasa manusiawi. Sehingga mungkin akan ada banyak pembaca yang merasa relevan dengan mereka.

Lalu chemistry di antara dua tokoh sentralnya juga menggemaskan. Jadi selama baca ada banyak emosi yang mereka sampaikan.

Naik turunnya emosi saat lagi bahagia-bahagianya terus dijatuhin begitu saja. Nyeseknya kerasa sampai sini. Nggak kebayang gimana rasanya jadi mereka. Terakhir, endingnya juga bagus banget. Karena nggak semua penulis yang bisa nulis alur bagus juga bisa nulis ending yang bagus.

Kalau kalian lagi nyari bacaan religi tapi tidak menggurui, banyak pesan moral, seru, dan nggak ngebosenin, kalian harus coba baca Bimalara Cinta, ya!

BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE

Ellyca Susetyo