Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Fathorrozi 🖊️
Novel Tempat Paling Sunyi (Doc.Pribadi/Fathorrozi)

Novel Tempat Paling Sunyi karya Arafat Nur ini mengisahkan kehidupan keluarga antara Mustafa dan Salma. Mustafa bekerja di Lamlhok Computer, mengetik sebanyak mungkin pekerjaan yang dipasrahkan kepadanya. Malam harinya, ia menulis novel.

Mustafa sering menulis hingga larut malam dan kerap bangun kesiangan. Syarifah, mertuanya, selalu meminta Salma supaya mengingatkan dan menasihati suaminya. Pada saat Salma bertindak, Mustafa hanya diam, menyadari dirinya salah. 

Kesalahan-kesalahan lain yang tak ada kaitannya pun ikut terseret dan ditimpakan atas kepalanya. Seakan semua yang dilakukannya dalam kehidupan ini tidak ada satu pun yang benar.

"Tidak. Aku hanya menjelaskan sesuatu yang memang perlu kujelaskan, dan kau tidak berusaha memahaminya. Setiap kali aku menjelaskan suatu perkara padamu, kau mengalihkannya ke masalah lain, seakan itu adalah jawabanmu untuk masalah yang sedang kita bahas sehingga kau selalu benar. Maka, apa pun yang kau lakukan, kau adalah yang paling benar!" ucap Mustafa menahan amarahnya. (Halaman 28).

Malam-malam berikutnya, Mustafa terus terjaga meski kantuk datang menyerang. Ia sering merenung sendiri di meja tulisnya. Salma mengira Mustafa sedang menekuni tulisan. Sebetulnya tidak demikian, ia sedang merenungi hidupnya sendiri yang bagaikan memasuki dunia yang salah.

Bukan hanya kemelut pertengkaran di dalam rumah tangga, banyak juga masalah lain yang turut ambil bagian dalam menghambat penyelesaian novel Mustafa. Di antaranya peperangan yang tak dapat dihentikan, yang terus meletus di mana saja, di tempat yang ada perlawanan atau daerah-daerah yang telah dikuasai para pejuang.

Serdadu kerap mengawasi, memeriksa, dan menggeledah rumah-rumah penduduk di kampung-kampung. Mereka kerap menangkap para pemuda yang dicurigai sebagai kaki tangan pemberontak dan memukulinya sampai babak-belur. (Halaman 147).

Saat Mustafa tak semangat menyelesaikan novelnya, ketika ia sudah hilang arah sebab masalah yang menimpa rumah tangganya, tiba-tiba Mustafa menemukan teman sejati, seorang perempuan bernama Riana, yang membangkitkan kembali semangat hidup Mustafa dan menemaninya dalam penyelesaian novel.

Takdir lalu berkehendak lain, di akhir kisah, Mustafa meninggal dunia dengan teramat mengenaskan. Ia meregang nyawa dengan menenggak racun yang dibuat oleh Salma.

"Istrinyalah yang hendak bunuh diri. Waktu dia menuangkan racun ke dalam gelas, Mustafa pulang dan mengira itu adalah minuman yang dihidangkan Salma untuknya." (Halaman 320).

Begitulah, seperti yang sudah menjadi salah satu judul dalam buku ini, "Novel, Perang, Cinta, dan Penderitaan, Sama Rumitnya..."

Membaca novel ini, asyik. Larut dan tenggelam ke dalam alur kisah yang diceritakan oleh Arafat Nur. Maklum, ia memang penulis prosa berbakat. Salah satu karya novelnya terpilih sebagai pemenang Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 2010 dan meraih Khatulistiwa Literary Award 2011.  

Selamat membaca!

Identitas Buku

Judul: Tempat Paling Sunyi

Penulis: Arafat Nur

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Cetakan: I, 2015

Tebal: 328 Halaman

ISBN: 978-602-03-1742-7

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Fathorrozi 🖊️