Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Sam Edy
Gambar Buku ‘Happiness is Now’.[dokumen pribasi/ Sam]

Bicara tentang arti bahagia, sepertinya setiap orang memiliki cara pandang yang begitu beragam. Sebagian orang mungkin menganggap bahagia itu bila memiliki uang banyak atau kekayaan yang melimpah ruah. Dengan kekayaan itu mereka bisa membeli apa pun yang mereka inginkan.

Sementara bagi sebagian yang lain, mungkin menganggap bahagia tak harus kaya raya terlebih dahulu. Sebab, bahagia itu tak melulu soal materi. Memiliki tubuh yang sehat, keluarga yang lengkap, juga termasuk kebahagiaan yang harus selalu disyukuri.

Dalam buku ‘Happiness is Now’ (Hanya 10 Langkah untuk Lebih Sehat dan Bahagia) dijelaskan, sesungguhnya kebahagiaan adalah sebuah keputusan yang kita ambil di setiap menit, setiap jam, setiap hari dan setiap minggu. Kebahagiaan dapat diwujudkan cukup dengan menerapkan sedikit kedisiplinan dalam kegiatan sehari-hari kita.

Kebahagiaan tidak berhubungan dengan hal-hal yang mistis atau magis. Kebahagiaan dapat dialami oleh semua orang dan dapat dicapai apabila setiap orang melakukan tindakan-tindakan dan membuat pilihan-pilihan yang tepat (hlm. 6).

Penting dipahami bersama bahwa bahagia tidaknya seseorang itu ternyata sangat bergantung dari cara berpikir dan berperilaku orang tersebut. Orang yang selalu berpikir dan berperilaku positif biasanya akan selalu menemukan pelajaran berharga dan solusi dari setiap kejadian. Entah itu kejadian yang menyenangkan maupun yang menyedihkan.

Orang yang bahagia biasanya lebih fokus pada hal-hal yang ada di depannya. Ia bukanlah sosok yang senang menghayal atau mudah terpengaruh dengan lingkungan sekitarnya. Ia tidak fokus pada kelemahan-kelemahan dirinya. Ia meyakini bahwa setiap orang itu istimewa, memiliki kelebihan serta kekurangan masing-masing.

Pada kenyataannya, orang-orang yang bahagia memang lebih mudah menemukan serta memanfaatkan kekuatan-kekuatan mereka ketimbang memusingkan kelemahan-kelemahan mereka. Hal itu tidak berarti bahwa mereka sama sekali tidak mempedulikan kelemahan. Atas kelemahan itu, mereka berbuat sesuatu sejauh kemampuan mereka untuk mengontrolnya supaya tidak menjadi penghalang bagi jalan kesuksesan dan kebahagiaan (hlm. 8).

Orang yang bahagia biasanya memiliki hubungan yang baik dengan sesama. Ia bukanlah orang yang suka iri dan nyinyir atau gemar membicarakan keburukan atau aib orang lain. Orang bahagia adalah orang yang ketika orang lain bahagia, ia juga akan turut merasakan kebahagiaan itu.

Tidak bisa dipungkiri, orang-orang yang bahagia pasti memiliki lebih banyak kenalan yang terjalin dalam hubungan yang kebih berkualitas. Hubungan-hubungan yang berkualitas dapat meningkatkan kebahagiaan melalui beberapa cara. Hubungan-hubungan ini dapat meredam stres dan depresi, sekaligus meningkatkan perasaan positif akan kehidupan yang lebih sejahtera (hlm. 15).

Buku karya Dr. Timothy J. Sharp yang diterbitkan oleh penerbit RAS (Raih Asa Sukses) ini semoga bisa menjadi bacaan yang akan memotivasi para pembaca agar berusaha menjalani hidup dengan lebih positif dan bahagia.  

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Sam Edy