Sebagian besar dari kalian tentu sudah mengetahui atau setidaknya pernah mendengar istilah quarter life crisis, bukan? Lalu apa, sih, sebenarnya quarter life crisis itu?
Quarter life crisis atau yang dalam bahasa Indonesia berarti krisis seperempat abad adalah sebuah fase transisi antara remaja dan dewasa awal yang sering ditandai dengan adanya kegelisahan dan kekhawatiran terhadap masa depan.
Biasanya, orang-orang yang mengalami fase quarter life crisis ini berusia sekitar 18—30 tahun, dan sedang merasa sulit untuk menentukan indentitas dirinya dan masa depannya.
'Berbicara tentang quarter life crisis, pada kesempatan kali ini saya akan mengulas sebuah buku yang secara rinci membahas tentang quarter life crisis, juga membahas tentang berbagai cara untuk menghadapinya. Penasaran dengan buku yang akan saya ulas?
Yuk, kita simak ulasan ini sampai tuntas.
Buku tentang quarter life crisis yang akan saya ulas pada kesempatan kali ini ialah sebuah buku karya Efnie Indrianie yang berjudul Survive Menghadapi Quarter Life Crisis.
Adapun buku ini merupakan buku cetakan ketiga, yang diterbitkan pada tahun 2022 oleh Penerbit Brilliant.
Sementara itu, buku yang secara keseluruhan memiliki jumlah halaman sebanyak 116 halaman ini terbagi atas sejumlah bab pembahasan, yang menitikberatkan pembahasannya pada pendekatan biopsikologi, yaitu cabang ilmu psikologi yang mempelajari hubungan antara biologi dan perilaku manusia.
Selain itu, buku ini juga memuat berbagai curhatan dari sejumlah orang yang sedang atau pernah berada di fase quarter life crisis, yang dipilih secara konstruktif oleh penulis selaku konselor di bidang psikologi.
Dengan demikian, selain membahas quarter life crisis dengan menggunakan teori-teori yang general, penulis pun turut membagikan pengalamannya dalam membantu kliennya menghadapi fase quarter life crisis melalui buku ini.
Pada bagian awal buku ini, penulis terlebih dahulu menjelaskan secara singkat mengenai definisi dan gejala-gejala quarter life crisis.
Lalu pada bagian berikutnya, penulis membagikan sejumlah curhatan dari orang-orang yang sedang atau pernah berada di fase quarter life crisis, yang tentunya sangat relevan dengan fenomena quarter life crisis yang sering kita hadapi.
Misalnya, curhatan-curhatan yang terdapat dalam buku ini banyak membahas mengenai masalah karier, studi, passion, dan lain sebagainya, yang tentunya menjadi masalah atau kegelisahan utama di fase quarter life crisis.
Selanjutnya, penulis menjelaskan secara rinci tentang fungsi dan cara kerja otak di masa-masa usia 18—30 tahun, yang turut membentuk kegelisahan dan kekhawatiran pada fase quarter life crisis.
Barulah setelah itu, penulis membagikan berbagai kiat untuk menghadapi fase quarter life crisis secara bijaksana, dengan fokus terhadap faktor internal diri kita, agar kita sukses melewati fase quarter life crisis dan terhindar dari masalah kesehatan mental.
Beberapa kelebihan yang terdapat dalam buku ini, menurut saya, antara lain ialah isinya yang rinci, luas, dan mudah dimengerti.
Dengan merujuk kepada berbagai teori dan sumber, serta pengalaman pribadi dari sang penulis, buku ini mampu menghadirkan penjelasan yang akurat mengenai quarter life crisis beserta kiat-kiat yang dapat dijadikan pedoman dalam menghadapi fase quarter life crisis, tentu dengan penjelasan yang mudah dimengerti.
Selain itu, kelebihan lain yang terdapat dalam buku ini, menurut saya, antara lain ialah buku ini memuat beberapa bagian yang memungkinkan pembacanya untuk menuliskan berbagai kegelisahan dan kiat-kiatnya sendiri dalam menghadapi fase quarter life crisis.
Buku ini dapat membantu pembaca dalam menghadapi fase quarter life crisis dengan cara yang lebih baik, serta dapat pula mendorong para pembaca untuk melakukan refleksi diri.
Menurut saya, buku Survive Menghadapi Quarter Life Crisis ini sangat cocok untuk kalian baca, terutama bagi kalian yang sedang berjuang untuk melewati fase quarter life crisis dengan sukses, karena isinya yang sangat bermanfaat.
Nah, itu tadi merupakan sedikit ulasan mengenai sebuah buku karya Efnie Indrianie yang berjudul Survive Menghadapi Quarter Life Crisis. Adapun ulasan ini merupakan ulasan saya pribadi, berdasarkan buku tersebut. Bagaimana menurut kalian? Apakah kalian tertarik untuk membaca buku tersebut?
BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE
Baca Juga
-
Ulasan Film Never Back Down: Kisah Remaja yang Mendalami Mix Martial Arts
-
Ulasan Film Warrior: Kisah Kakak-beradik yang Kembali Bertemu di Atas Ring
-
Ulasan Film Unbroken: Kisah Atlet Olimpiade yang Menjadi Tawanan Perang
-
Ulasan Film The Fighter: Kisah Seorang Pria Meraih Gelar Juara Tinju Dunia
-
Ulasan Film Rocky: Kisah Petinju Lokal Meraih Kesuksesan di Dunia Tinju
Artikel Terkait
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
-
Bikin Hati Adem, Ini 3 Novel Jepang Berlatar Toko Buku dan Perpustakaan
-
Review Novel 'TwinWar': Pertarungan Harga Diri di Balik Wajah yang Sama
-
Novel The Good Part: Makna Perjuangan yang Menjadikan Hidup Lebih Sempurna
-
Buku The Psychological of Money: Perspektif Psikologis dalam Mengelola Uang
Ulasan
-
Penuh Misteri! Ini 3 Novel Berlatar Sekolah Asrama yang Bikin Merinding
-
Ulasan Serial Study Group: Belajar atau Berantem, Siapa Takut?
-
Ulasan Film 'Banger': Ketika DJ Tua Kembali Beraksi demi Relevansi
-
Review Anime My Stepmoms Daughter Is My Ex: Ketika Mantan Jadi Saudara Tiri
-
Novel Four Aunties and A Wedding: Pesta Pernikahan Berubah Menjadi Mencekam
Terkini
-
Polri Menuju Lembaga Super Kuat? Ancaman di Balik Revisi UU Polri
-
Split Fiction Laris Manis, Tembus Satu Juta Kopi Hanya Dalam Dua Hari!
-
Terlalu Ringan, Jaksa Ajukan Banding Vonis Bintang Squid Game O Yeong-su
-
Tembus 1 Juta Penonton, 'Jumbo' Resmi Jadi Film Animasi Indonesia Terlaris
-
Sinopsis Generation to Generation, Drama Zhou Yi Ran dan Bao Shang En