Ada hal yang membuat Film Dark Nuns cukup menarik perhatian, dari karakter antihero yang diperankan Song Hye-kyo sebagai Sister Junia, hingga perpaduan budaya dalam genre eksorsisme. Namun, di balik semua itu, skripnya ternyata menyimpan celah cukup mencolok. Sebagai sutradara, Hyeok-jae Kwon mencoba mengulangi kesuksesan ‘The Priests’ (2015), tapi ambisi untuk mengulanginya justru membuat sebagian alur terasa mentah.
Biarpun begitu Film Dark Nuns tetap berhasil menghadirkan atmosfer mencekam kok. Namun, jika ‘The Priests’ lihai memusatkan cerita pada satu kasus eksorsisme, ‘Dark Nuns’ (spin-off) justru mencoba merambah terlalu jauh, membuatnya mengorbankan fokus narasi yang seharusnya jadi daya tarik.
Kisah yang Terlalu Kompleks untuk Dicerna
Di awal film, Dark Nuns tampak menjanjikan. Sister Junia, dengan gaya “peduli setan” dan keberanian luar biasanya, menghadapi problem dari berbagai sisi: Birokrasi gereja yang patriarkis, skeptisisme dari Romo Paolo (Lee Jin-wook), hingga penolakan dari murid Paolo, Sister Michaela (Jeon Yeo-been). Namun, seiring berjalannya cerita, naskahnya mencoba memasukkan terlalu banyak subplot yang nggak mendapat porsi pengembangan lebih baik.
Misalnya, latar belakang keluarga Hee Joon (Moon Woo-jin) yang dirasuki kekuatan jahat. Asli ya, sebenarnya ada potensi besar untuk digali lebih dalam. Namun, fokus cerita yang terpecah membuat hubungan emosionalnya, terkait apa yang kurasakan, karakter satu ini masih terasa kurang.
Hal yang sama pun terjadi pada konflik antara Junia dan gereja. Awalnya sih, berasa ada iming-iming kritik sosial yang tajam, tapi malah berakhir cuma jadi isian cerita tanpa resolusi memuaskan.
Babak Kedua yang Melelahkan
Bagian yang cukup mengecewakan adalah babak kedua film. Alih-alih melanjutkan ketegangan yang dibangun sejak awal, film ini terjebak dalam kompleksitas cerita yang nggak perlu. Ditambah dengan minimnya informasi, berasa aku penonton buta literatur, yang wajib banget bawa kamus untuk mengetahui pembahasan yang lagi dibahas. Bayangkan saja, ada simbol pada kartu, yang kagak ada penjelasanya. Ditambah pacing-nya yang begitu lambat, bikin nonton film ini butuh effort gede.
Penutupnga Masih Menggigit
Untungnya, babak ketiga berhasil sedikit menyelamatkan film ini. Ketegangan antara Sister Junia dan iblis digambarkan sebagai permainan manipulasi yang lebih mengandalkan kekuatan mental daripada aksi fisik. Song Hye-kyo menunjukkan performa yang kece sih.
Sementara itu, Hyeok-jae Kwon tetap mampu menghadirkan atmosfer mencekam dengan visual megahnya dibalut sinematografi yang memadukan elemen religius dan kultural. Meski nggak sepenuhnya berhasil mengatasi kekurangan dalam ceritanya, film ini tetap punya momen-momen kuat yang oke.
Sekian dulu ya. Film Dari Nuns masih tayang di bioskop-bioskop tertentu, jadi buat kamu yang kepo banget sama film ini, buruan ditonton sebelum turun layar.
Skor: 2,7/5
Baca Juga
-
Mengejutkan! Rachel Amanda Stand-Up dalam Film Suka Duka Tawa
-
Review Film Vicious: Saat Kesunyian Membunuhmu Perlahan
-
Patah Hati yang Kupilih, Film Baru Prilly Latuconsina dan Bryan Domani Bakal Bikin Mewek Sinefil
-
Romantic Thriller yang Bikin Mikir, Film Dopamin Wajib Nonton Nih!
-
Review Film The Woman in Cabin 10: Mengulik Misteri di Tengah Lautan
Artikel Terkait
-
Pulang ke Korea Selatan, Shin Tae-yong Diringi Yel-yel 'Terima Kasih Coach'
-
Tiba di Korea Selatan, Shin Tae-yong dan Tim Bikin Haru saat Berpamitan dengan Budaya Indonesia
-
Gaya Rambut Baru Mirip 'Apel' ala Song Hye-kyo Bikin Heboh, Salon di Korea Selatan sampai Beri Peringatan!
-
Shin Tae-yong: Saya Akan Kembali
-
Curhat Nana eks After School Usai Hapus Tato di Tubuh: Ini Menyakitkan
Ulasan
-
Novel Dealing with Mr. Lawyer: Seatap, Tak Selalu Sependapat
-
"Bakat Menggonggong", Eksperimen Narasi yang Cerdas dan Penuh Nyinyiran
-
The Boss on My Bed: Ketika Kuasa dan Cinta Bertabrakan
-
Ulasan Novel Outlier: Penerimaan Diri di Tengah Luka Lama
-
Review Film Jangan Panggil Mama Kafir: Kisah Haru Cinta dan Keyakinan
Terkini
-
Stop Barter Kuno! Permen Bukan Mata Uang Wahai Para Tukang Fotokopi
-
Kesejahteraan atau Keterasingan? Gen Z dan Paradoks di Tengah Badai Digital
-
Piala Dunia U-17: Nova Arianto Diharapkan Tak Ikuti Cara Patrick Kluivert!
-
Dua Sisi Mata Uang Asmara Kampus: Antara Support System dan Pembatal Mimpi
-
4 Night Cream Collagen untuk Anti-Aging, Ampuh Hempas Garis Halus dan Kerutan