Novel "Ghost Forest" karya Pik-Shuen Fung, penulisan dengan gaya yang unik dan menyentuh. Novel ini menggali tema kehilangan, identitas, dan hubungan keluarga dalam narasi yang puitis dan fragmentaris.
Menggunakan sudut pandang seorang narator tanpa nama, kisah ini mengeksplorasi pengalaman imigran generasi pertama dan kedua, terutama dari komunitas Hong Kong di Kanada.
Ghost Forest bukan sekadar novel tentang kesedihan, tetapi juga tentang bagaimana seseorang menghadapi duka dan mencoba memahami sejarah serta akar budayanya.
Narator novel ini tumbuh dalam sebuah keluarga yang dikenal sebagai “astronaut family,” sebuah istilah yang merujuk pada keluarga imigran di mana sang ayah tetap bekerja di Hong Kong sementara istri dan anak-anaknya pindah ke luar negeri untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
Lewat kehadiran ayah yang minim dalam kehidupannya, sang narator memiliki hubungan yang renggang dengan sang ayah. Namun, ketika ayahnya meninggal, ia mulai merefleksikan kembali hubungan mereka dan mencoba memahami warisan emosional serta budayanya.
Salah satu kekuatan novel ini adalah cara Fung menyusun narasinya. Alih-alih menggunakan alur yang linier, novel ini lebih menyerupai kumpulan fragmen kenangan yang diceritakan dalam gaya minimalis.
Ada banyak ruang kosong dalam narasi, baik secara fisik dalam bentuk spasi di halaman maupun dalam cara informasi diberikan secara bertahap.
Tema kesedihan dan kehilangan menjadi inti dari novel ini. Sang narator tidak hanya berduka atas kematian ayahnya, tetapi juga atas hubungan mereka yang tidak pernah sepenuhnya dekat.
Rasa bersalah dan penyesalan menjadi perasaan yang terus menghantuinya, terutama ketika ia mencoba memahami mengapa ayahnya tampak begitu jauh dan sulit dijangkau secara emosional.
Dalam prosesnya, ia juga harus berhadapan dengan kesedihan ibunya, yang menanggung beban pernikahan jarak jauh dan kesulitan sebagai imigran.
Selain eksplorasi emosional, novel ini juga mengangkat identitas budaya dan bagaimana imigrasi membentuk hubungan keluarga. Sebagai anak dari orang tua Hong Kong yang besar di Kanada, narator merasakan keterasingan dari kedua budaya.
Ia tidak sepenuhnya merasa menjadi bagian dari budaya leluhurnya, tetapi juga tidak sepenuhnya diterima dalam budaya barunya.
Konflik identitas ini memperdalam rasa kesepiannya, tetapi juga menjadi bagian dari pencariannya akan makna dalam hubungan dengan keluarganya.
Meskipun novel ini pendek, ia meninggalkan dampak emosional yang kuat. Kesunyian dalam novel ini berbicara lebih keras daripada kata-kata yang diucapkan, memperkuat tema kesenjangan komunikasi dalam keluarga serta cara-cara berbeda seseorang dalam menghadapi kehilangan.
Pembaca yang menyukai novel dengan eksplorasi emosional yang mendalam dan gaya naratif yang tidak konvensional akan menemukan "Ghost Forest" sebagai bacaan yang berkesan.
Identitas Buku
Judul: Ghost Forest
Penulis: Pik-Shuen Fung
Penerbit: One World
Tanggal Terbit: 13 Juli 2021
Tebal: 272 Halaman
BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE
Baca Juga
-
Buku Selamat Menunaikan Ibadah Puisi, Sekumpulan Puisi Karya Joko Pinurbo
-
Perjamuan Khong Guan, Sekumpulan Puisi dengan Sentuhan Humor yang Menghibur
-
Ulasan Buku Cinta (Tidak Harus) Mati: Cinta, Kehidupan, dan Pencarian Diri
-
LE SSERAFIM Memamerkan Kemampuan Berbahasanya dalam Hot Trailer Born Fire
-
Buku The Goodbye Process: Mengeksplorasi Cara Manusia Menghadapi Perpisahan
Artikel Terkait
-
Ashley Tanah Abang Jakarta: Hadirkan Kamar Tematik Keluarga untuk Liburan yang Lebih Seru
-
Hasto Bilang Keluarga Jokowi Harus Diperiksa, Maruarar: Jangan Ada Intervensi ke KPK
-
Buku Selamat Menunaikan Ibadah Puisi, Sekumpulan Puisi Karya Joko Pinurbo
-
Perjamuan Khong Guan, Sekumpulan Puisi dengan Sentuhan Humor yang Menghibur
-
Stop Galau! Ulasan Buku Your Next Step: Panduan Menghadapi Masa Depan
Ulasan
-
Hillpark Sibolangit, Dilengkapi Ragam Wahana Permainan Cocok untuk Keluarga
-
Ulasan Film Horor 'Kemah Terlarang: Kesurupan Massal': Seram, tapi Kok Agak Nanggung?
-
Stop Galau! Ulasan Buku Your Next Step: Panduan Menghadapi Masa Depan
-
Ulasan Film Ditto: Nostalgia Manis dalam Balutan Time Travel
-
Geosite Sipinsur, Tempat Wisata Favorit Pencinta Alam di Tepian Danau Toba
Terkini
-
Miskin di Negara Kaya: Mengapa Ketimpangan Ekonomi Terus Melebar?
-
Segera Tayang di iQIYI, Intip 3 Drama China Romantis yang Siap Bikin Baper
-
Mengungkap Misteri Kuntilanak dalam Film 'Anak Kunti', Berani Nonton?
-
3 Rekomendasi Film Terbaik yang Dibintangi Shenina Cinnamon, Sudah Nonton?
-
Comeback Solo! Yuta NCT Siap Merilis Single Jepang Baru 'Twisted Paradise'