Membaca judul buku ini apakah kamu langsung mengingat bulan Ramadhan? Menunggu Beduk Berbunyi berisikan dua kisah berbeda yang merupakan karya Hamka atau juga dikenal dengan Buya Hamka.
Menunggu Beduk Berbunyi itu sendiri merupakan judul salah satu kisah di dalamnya dan berada pada bagian kedua dalam buku. Bagian pertama memiliki judul Dijemput Mamak yang mengisahkan tentang terpisahnya seorang suami dari istri dan anaknya. Perpisahan yang dipaksakan meskipun cinta dan kasih sayang yang segar dan tumpah ruah hadir di keluarga kecil mereka.
Musa dan Ramah merupakan tokoh dalam kisah Dijemput Mamak yang menghadapi penghinaan di kampung halaman sendiri dan oleh keluarga Ramah itu sendiri sebab tidak stabilnya finansial Musa, sedangkan saudari dari Ramah memiliki pasangan yang berada. Semakin lama hidup di kampung sendiri semakin membuat diri menderita, maka Musa memutuskan untuk merantau dan turut pula Ramah bersamanya.
Dari kisah Musa dan Ramah dapat ditarik bahwa terkadang hidup di perantauan lebih dapat mendatangkan ketenangan dibanding kampung sendiri yang dikelilingi oleh sanak saudara. Bukan karena tak sayang, namun tekanan demi tekanan berhasil memporak-porandakan hati hingga ketidaknyamanan tersebut muncul.
Bahkan meskipun seperti Musa dan Ramah yang hidupnya belum kunjung membaik meskipun sudah merantau, tapi keduanya merasa bahagia dan cukup karena hati mereka nyaman yang menunjukkan kebahagiaan tak harus selalu datang dari hal yang bersifat materi. Mendapatkan ketenangan dan jauh dari cibiran pun dapat mendatangkan kebahagiaan itu sendiri.
Berbeda dengan Dijemput Mamak yang menyoroti perihal adat dan tradisi, Menunggu Beduk Berbunyi memiliki unsur politik negara yang cukup kental. Menceritakan tentang Tuan Sharif yang memilih untuk menjadi pegawai Federalist karena tingkat kesulitan dalam menjalani kehidupan semakin tinggi. Pada kisah ini menunjukkan pergolakan batin Tuan Sharif mengenai langkah yang ia ambil.
Pada mulanya, ia masih bisa menahan diri dari tatapan tajam orang-orang kepadanya sebab keputusannya dianggap pengkhianatan. Namun, ketika surat dari anak laki-lakinya yang terjun untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia datang kepadanya, ia bak dihantam tepat pada akal dan hatinya. Menuju akhir cerita, terjadi bantah membantah dalam dirinya. Meributkan perihal apakah keputusannya benar atau salah yang membuat saya selaku pembaca ikut merasakan frustasi pada pertentangan tersebut.
Pada bagian Tuan Sharif menceritakan kisahnya kepada sahabat lamanya, ia menuturkan bahwa khutbah Jum'at membuatnya merenung. Keputusan yang dibuatnya seperti orang yang membatalkan puasa karena tak sabar menunggu beduk berbunyi padahal jam berbuka sudah dekat.
Secara keseluruhan, kedua kisah dalam buku ini sangatlah bagus meskipun tak dapat ditampik, kisahnya juga pilu. Menentukan yang benar dan salah, menentukan langkah ke depan, apakah menuruti apa yang ada di masyarakat atau memilih sesuatu yang berbeda dari kebiasaan. Dalam kisah-kisah-kisah ini, Hamka tak luput menarik benang ke arah agama sebagai pengingat diri yang berhasil menyentil saya juga.
Buku Menunggu Beduk Berbunyi merupakan kumpulan kisah yang ditulis puluhan tahun yang lalu, namun isinya masih dapat merepresentasikan keadaan masa kini. Saya merekomendasikan buku ini untukmu yang ingin membaca karya klasik dan mencari bacaan dengan kisah yang singkat, namun padat akan pesan-pesan kehidupan.
Baca Juga
-
Review Buku A Wakeup Call Karya Adi K, Saatnya Bangkit!
-
5 Rekomendasi Buku Genre Romance Karya Penulis Lokal!
-
Delusi Sang Predator Dalam Buku That's Not My Name Karya Megan Lally
-
Mengenal Myasthenia Gravis Lewat Buku Orbit Tiga Mimpi
-
Review Buku How to Kill Men and Get Away With It, Menumpas Pelaku Kejahatan
Artikel Terkait
-
Perjamuan Khong Guan, Sekumpulan Puisi dengan Sentuhan Humor yang Menghibur
-
Ulasan Buku Cinta (Tidak Harus) Mati: Cinta, Kehidupan, dan Pencarian Diri
-
Pentingnya Memiliki Prinsip Hidup dalam Buku Menjadi Diri Sendiri
-
Ulasan Buku Beruang dan Sahabatnya, Ajarkan Empati dan Saling Menolong
-
Buku The Goodbye Process: Mengeksplorasi Cara Manusia Menghadapi Perpisahan
Ulasan
-
Review Melo Movie: Drama Romantis Slow-Burn yang Membekas di Hati
-
Menemui Diri Sejati dalam Buku A Handbook For Self Awareness
-
Review Film Love Me: Romansa Kecerdasan Buatan Pasca Apokaliptik
-
Ulasan Scandal Makers, Film Remake Korea yang Ternyata Cukup Menghibur!
-
Novel Nonversation: Persahabatan Berubah Menjadi Perasaan yang Terpendam
Terkini
-
Seni dan Sastra sebagai Kebebasan Berekspresi serta Suara Demokrasi
-
Dibintangi Sofia Carson, Film The Life List Siap Rilis pada 28 Maret 2025
-
4 Inspo OOTD Street Style Kasual ala Koko izna, Cocok untuk Daily Outfit!
-
4 OOTD Cozy Style ala Hwang Min Hyun untuk Inspirasi Gaya Harianmu!
-
3 Pilihan Sunscreen dari Beauty of Joseon, Kulit Lebih Sehat dan Glowing!