MemulaSarakan merupakan antologi puisi yang ditulis oleh Triskaidekaman. Dengan tebal 60 halaman, antologi puisi ini terbit di bawah naungan penerbit Kepustakaan Populer Gramedia pada tahun 2023.
Terdapat salah satu paragraf pada blurb di sampul belakang buku yang sangat menyentil hati: "Ketika tahu bayinya satu laki-laki dan satu perempuan, dia memutuskan memelihara yang laki-laki saja." Kenapa demikian? Premis inilah yang mengawali antologi puisi MemulaSarakan.
Antologi puisi MemulaSarakan terdiri atas tiga puluh judul puisi dengan tipografi yang berbeda-beda. Selain berbeda, tipografi puisi-puisi tersebut juga mewakili isi dari puisinya.
Salah satu contohnya, pada puisi "kasar", terdapat larik yang berbunyi seperti ini: "Dari nol naik ke puncak ke nol lagi bahkan minus karena dia mati".
Larik tersebut dituliskan bersisian dengan grafik atau diagram garis yang mengalami kenaikan, lalu penurunan, sampai akhirnya menjadi garis datar. Tipografi ini menonjolkan larik puisi dengan serius, bahwa larik ini penting dan berdampak.
Selain keunikan pada tipografi tiap judul puisi, puisi-puisi dalam MemulaSarakan juga memiliki kausalitas antara yang satu dengan lainnya, yakni kehidupan seorang perempuan bernama Sara Kan.
Dari sudut pandang banyak tokoh, seperti wartawan, tukang gorengan, ayah, ibu, tersangka, dan masih banyak lagi, pembaca dapat menginterpretasi dan melihat perjalanan hidup Sara Kan dalam bait-bait puisi. Setiap puisi menunjukkan betapa menyedihkannya hidup Sara Kan sebagai seorang perempuan.
Sebagai salah satu dari sekian banyak pembaca karya-karya Triskaidekaman, ekspektasi saya ketika membaca antologi puisi MemulaSarakan sangatlah tinggi. Ekspektasi ini pun lantas terpenuhi oleh keindahan diksi, plot, sekaligus tipografinya.
Perbendaharaan kata yang digunakan dalam MemulaSarakan terbilang on point—tepat sasaran dan memuaskan pembaca. Adapun fakta menarik nan unik yang juga saya sadari, yaitu judul antologi puisi MemulaSarakan berangkat dari kata kerja "memulasara" yang memiliki arti "mengurus jenazah" dalam bahasa Sunda.
Masih ingat kehidupan siapa yang diceritakan dalam antologi puisi ini? Seorang perempuan bernama Sara Kan. Meskipun fakta ini berdasarkan interpretasi sendiri, saya tetap memercayainya sebagai salah satu aspek yang menunjukkan apiknya penulisan antologi puisi MemulaSarakan.
BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE
Baca Juga
-
3 Novel ini Merupakan Medium atas Sebutan "Perempuan yang Melawan"
-
3 Rekomendasi Bacaan untuk Temani Momen Ngabuburit, Mana Favoritmu?
-
Infinity Nikki Jadi Ruang Ekspresif untuk Hobi Fotografi
-
Mengupas Antologi Cerpen Lelaki yang Menghancurkan Mimpi-Mimpi
-
Ulasan Novel If You Could See the Sun: From Academic Rivals to Lovers
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Perempuan di Titik Nol: Membongkar Dunia Patriarki bagi Wanita
-
Mahasiswa PPG FKIP Unila Asah Religiusitas Awardee YBM BRILiaN Lewat Puisi
-
6 Rekomendasi Novel Karya Mia Manansala, Misteri Kehidupan Lila Macapagal
-
Ulasan Novel Three Days to Remember: Tentang Hati yang Mau Menerima Kembali
-
Ulasan Novel 'Art of Curse', Petualangan Membasmi Kutukan Berbahaya
Ulasan
-
Ulasan Novel Giselle: Tragedi Menyeramkan di Balik Panggung Ballet
-
Review Film A Working Man: Jason Statham Ngegas Lagi, tapi Tetap Seru Gak Sih?
-
Ulasan Novel Perempuan di Titik Nol: Membongkar Dunia Patriarki bagi Wanita
-
Review Film Sacramento: Road Trip Absurd Penuh Makna
-
Review Film Zero: Ledakan Visual dan Kritik Politik
Terkini
-
Dilengserkan dari Kursi Pelatih, Nasib Jesus Casas Mirip Shin Tae-yong
-
Menelisik Jejak Ki Hadjar Dewantara di Era Kontroversial Bidang Pendidikan
-
Romantisme Fans Indonesia dan Uzbekistan: Dulu Menjatuhkan, Kini Saling Menguatkan
-
3 Inspirasi Outfit Dokter Muda ala Choo Young Woo, Smart dan Professional!
-
Selamat! Mark NCT Raih Trofi Pertama Lagu 1999 di Program 'Show Champion'