Di antara banyaknya remake film romantis, ‘You Are the Apple of My Eye’ hadir membawa nostalgia manis yang familier bagi banyak orang.
Film ini disutradarai Cho Young-myung dan dibintangi Jung Jinyoung serta Dahyun. Sebagai adaptasi dari film Taiwan legendaris rilisan tahun 2011 (yang juga diangkat dari novel semi-autobiografi karya Giddens Ko), film ini menawarkan kisah cinta remaja yang ringan, tapi tetap menyentuh hati. Namun, di balik segala kehangatan nostalgia yang ditawarkan, film ini juga menyimpan beberapa kekurangan, terutama dalam eksekusi dramatisnya. Lanjut kepoin ya!
Nostalgia Manis yang Dekat dengan Kehidupan Nyata
Kemampuannya menghadirkan suasana yang relatable, itu nikah plusnya. Begitulah, fokusnya bukan pada isu-isu besar, melainkan pada pengalaman sederhana yang mungkin pernah kita alami saat sekolah. Semisal, kayak lagi duduk di sebelah gebetan, bertukar tatapan dengan malu-malu, hingga taruhan konyol yang diam-diam penuh makna. Asli deh, bikin gimana gitu.
Karakter utama, Jin-woo (diperankan Jung Jinyoung), merupakan siswa yang lebih suka bermain dengan teman-temannya ketimbang belajar. Sementara itu, Seon-ah (Dahyun), ketua kelas yang rajin, menjadi sosok kontras yang menarik perhatiannya.
Ketika mereka mulai dekat setelah duduk bersebelahan, hubungan mereka berkembang secara alami, tanpa dramatisasi berlebihan. Salah satu momen paling menggemaskan adalah kebiasaan Seon-ah (menusuk lembut) punggung Jin-woo (yang tentunya berseragam ya) dengan pulpen tinta biru, yang lama-lama menjadi interaksi favorit keduanya.
Dan nggak bisa dipungkiri, film ini berhasil membangkitkan kenangan masa sekolah yang hangat. Banyak orang bisa merasakan kembali sensasi menyimpan perasaan pada seseorang, berbagi rahasia kecil, atau sekadar menikmati kebersamaan dengan teman-teman. Di tengah dunia modern yang serba cepat dan penuh tekanan, Film You Are the Apple of My Eye jadi semacam pelarian yang menyenangkan ke masa lalu yang lebih sederhana.
Kurangnya ‘Pukulan’ Emosional di Adegan Puncak
Sayangnya, meskipun penuh dengan momen manis, film ini kurang ngasih gebrakan emosional yang kuat. Sebuah kisah cinta yang baik biasanya memiliki satu titik klimaks yang benar-benar mengguncang emosi penonton, tapi di sinilah film ini terasa sedikit tumpul.
Adegan “what if” yang seharusnya jadi puncak emosional film malah dieksekusi kurang maksimal. Penyuntingan yang kurang rapi membuat momen ini kehilangan daya pukulnya, bahkan terasa terburu-buru. Padahal, jika dieksekusi dengan lebih baik, adegan ini bisa jadi titik balik yang lebih berkesan dan meninggalkan dampak emosi mendalam.
Meski begitu, chemistry antara Jung Jinyoung dan Dahyun jadi penyelamat. Buat yang ingin menikmati cerita ringan dan menghangatkan hati, film ini harus banget kamu tonton. Selamat nonton ya.
Skor: 3/5
Baca Juga
-
Review Film Goodbye Solo: Perjalanan ke Blowing Rock yang Menggetarkan
-
Review Film Antiviral: Fans Fanatik yang Bawa Penyakit
-
Film Waktu Maghrib 2: Teror Jin Masa Lalu, Yakin Nggak Mau Nonton?
-
Harapan Baru Series Harry Potter di Bahu Tiga Bintang Penyihir Cilik
-
Review Film Karate Kid - Legends: Pukulan Nostalgia tapi Kurang Greget!
Artikel Terkait
-
Adaptasi Novel Religi, Setetes Embun Cinta Niyala Siap Tayang untuk Temani Lebaran
-
Perjodohan dan Konflik Hati dalam Film Setetes Embun Cinta Niyala
-
Sudah Antusias Dapat Peran Gay, Kiesha Alvaro Ternyata Jadi Korban Penipuan
-
Tampilkan Wajah Baru, Pemeran Film Rangga & Cinta Resmi Diumumkan
-
Raih Puncak Box Office, Capaian Captain America 4 Masih Anjlok
Ulasan
-
Perihnya Diari Cinta di Film Even If This Love Disappear from the World Tonight
-
Bukan Marah-Marah, Ini Esensi Single Inggris Pertama Onew SHINee Bertajuk Mad
-
Lebih dari Sekadar Zodiak, Ini Makna Cinta di Lagu Jun SEVENTEEN Gemini
-
Review Film Goodbye Solo: Perjalanan ke Blowing Rock yang Menggetarkan
-
Ulasan Buku The Good Sister: di Balik Kasih Sayang Seorang Kakak yang Manipulasi
Terkini
-
Terbaru! Begini Cara Edit PDF di Microsoft Word Tanpa Convert Ulang
-
5 Padu Padan Outfit Kasual ala Mawar Eva untuk Tampil Catchy saat Hangout
-
Easy Lover oleh Miley Cyrus: Hubungan Cinta yang Penuh Tantangan dan Emosi
-
Timnas U-23 Ikuti Drawing Pembagian Grup 2 Ajang yang Berbeda, Bagaimana Hasilnya?
-
Kakang Rudianto Ketagihan Lawan Tim Eropa usai Taklukkan Manchester United