Diterjemahkan pada tahun 2024 di bawah penerbit Elex Media Komputindo, If You Could See the Sun ditulis oleh Ann Liang dengan tebal 340 halaman. Novel ini menceritakan tentang kehidupan Alice Sun yang dipenuhi liku-liku permasalahan, mulai dari finansial keluarga, akademik, sampai ke percintaan di masa remaja.
Premis cerita dibuka dengan ringan dan sederhana, tetapi ada kesan kuat yang persuasif—seolah secara implisit mengajak pembaca untuk bertahan dan menikmati perkembangan plot. Begini bunyi paragraf pertama pada blurb di sampul belakang novel: "Alice Sun selalu merasa tidak terlihat di sekolah asrama internasional elite Beijing tempat dia bersekolah. Dia adalah satu-satunya siswa beasiswa di antara para remaja Tiongkok yang paling kaya dan berpengaruh. Namun, akhirnya dia mulai tidak bisa mengendalikan dirinya dan menjadi tidak terlihat—benar-benar tidak terlihat. Transparan."
Tema cerita kekuatan diri untuk menjadi tidak terlihat (invisible) memang sudah banyak diadopsi penulis. Namun, yang membuat novel If You Could See the Sun menarik adalah eksekusi penulis serta informasi tambahan mengenai representasi kultur dan budaya Tiongkok yang pekat. Ann Liang yang memang seorang penulis Chinese-Australia memanfaatkan pengetahuan dan lingkungannya sebagai aspek pengembangan dalam cerita. Hal ini membuat novel If You Could See the Sun sangat dekat dan relevan dengan pembaca. Selain eksekusi cerita dan informasi tambahan yang apik, pengembangan tokoh-tokoh utama dalam novel If You Could See the Sun juga ditulis secara bertahap dan tidak terburu-buru. Istilahnya, plot dan karakterisasi dalam novel dibawa dengan mode slow-burn. Umumnya, cerita-cerita dengan pengaluran lambat sering kali membuat pembaca bosan. Akan tetapi, bagi saya, If You Could See the Sun tidak seperti itu.
Alice Sun sebagai tokoh utama perempuan yang cerdas dan pintar memiliki academic rivals 'saingan akademik', yaitu Henry Li, seorang anak laki-laki yang derajat sosialnya lebih tinggi. Cerita bermula dari banyaknya perseteruan di antara Alice Sun dan Henry Li, mereka bersaing secara sehat dalam akademik. Lambat laun, persaingan keduanya berubah menjadi kerja sama dan perasaan cinta mulai tumbuh di antara keduanya. Siapa sangka penyebab lain kedekatan mereka disebabkan oleh Alice Sun yang bisa berubah jadi tidak terlihat (transparan)?
Sebagai tokoh yang mendampingi Alice Sun selama plot berlangsung, Henry Li meninggalkan kesan kuat, sosok laki-laki green flag yang diidamkan banyak perempuan. Kemenarikan dan pesona Henry Li terbilang cukup membayangi Alice Sun yang merupakan tokoh utama. Meskipun demikian, penokohan Alice Sun yang relevan dengan mayoritas pembaca membuatnya tetap bisa bersinar sebagai tokoh favorit.
Secara keseluruhan, novel If You Could See the Sun tergolong fiksi remaja yang ringan untuk dibaca. Selain memenuhi aspek hiburan, novel ini juga memenuhi aspek sarana ilmu pengetahuan karena membahas kultur dan budaya Tiongkok yang mungkin masih belum banyak diketahui orang-orang.
Baca Juga
-
Satire Komikal yang Menyakitkan dalam Buku Lebih Senyap dari Bisikan
-
Ternyata, Feminitas Toksik Masih Membelenggu Kebaya hingga Saat Ini
-
Review Toko Jajanan Ajaib Zenitendo: Atasi Reading Slump dalam Sekali Duduk
-
Ketika Em Dash dalam Tulisan Menimbulkan Anggapan Hasil AI Generated
-
Review Novel Malice dan Yellowface: Kebenaran di Balik Dunia Penerbitan
Artikel Terkait
-
Novel A Little Life: Bagaimana Trauma Masa Lalu Terus Hidup Dalam Ingatan
-
Megamendung Kembar: Novel Historical Romance tentang Cinta Pembatik Cirebon
-
Dicintai Penyair Lewat Puisi dalam Novel Perempuan Laut
-
Ulasan Buku Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-apa: Penuh Makna dan Pesan
-
Ulasan Buku Berani Tidak Disukai: Gali Kebebasan Melalui Psikologi Adler
Ulasan
-
Review Film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah: Drama Keluarga yang Bikin Hati Mewek
-
Ulasan Novel Tanah Para Bandit: Ketika Hukum Tak Lagi Memihak Kebenaran
-
5 Drama Korea Psikologis Thriller Tayang di Netflix, Terbaru Queen Mantis
-
Review Film Menjelang Magrib 2, Nggak Ada Alasan Buat Dilanjutkan!
-
Kala Film The Conjuring: Last Rites, Mengemas Lebih Dalam Arti Kehilangan
Terkini
-
Pestapora Minta Maaf soal Freeport, Gestur Kiki Ucup Dihujat: 'Minimal Tangan Jangan di Saku!'
-
Classy & Cozy, 4 OOTD Street Style Hyunjin STRAY KIDS yang Bisa Kamu Tiru
-
4 Toner Lotus Kaya Antioksidan untuk Kulit Glowing Alami dan Bebas Kusam
-
Jajaran Pemain Sudah Lengkap, Syuting Film Street Fighter Kini Dimulai
-
4 OOTD Mood Matching ala Yeonjun TXT yang Fleksibel Buat Harian