"Being Less Sensitive Person" karya Restianingrum adalah buku yang membahas tentang bagaimana mengelola sensitivitas berlebih agar tidak menghambat kehidupan sehari-hari.
Buku ini memberikan perspektif bahwa menjadi pribadi yang terlalu sensitif bukanlah sebuah kelemahan, tetapi sebuah karakteristik yang bisa dikelola dengan baik untuk mencapai kehidupan yang lebih seimbang.
Restianingrum menjelaskan bahwa sensitivitas tinggi sering kali membuat seseorang lebih mudah tersinggung, terlalu memikirkan pendapat orang lain, dan mengalami kesulitan dalam menghadapi konflik.
Buku ini hadir untuk membantu pembaca memahami bagaimana cara mengurangi dampak negatif dari sensitivitas tanpa harus menghilangkan empati dan kepedulian terhadap sekitar.
Salah satu bagian menarik dari buku ini adalah bagaimana penulis mengajak pembaca untuk mengenali pola pikir dan kebiasaan yang memperburuk sensitivitas berlebih.
Lewat contoh-contoh nyata dan studi kasus, Restianingrum memberikan solusi praktis untuk mengatasi perasaan terlalu sensitif dalam berbagai situasi, seperti di lingkungan kerja, hubungan sosial, dan kehidupan pribadi.
Buku ini juga menyoroti pentingnya menetapkan batasan diri. Restianingrum menekankan bahwa seseorang tidak harus selalu menyenangkan orang lain atau merasa bertanggung jawab atas perasaan orang lain.
Melalui memahami batasan diri, individu yang sensitif dapat belajar untuk lebih tenang dan percaya diri dalam menghadapi berbagai keadaan.
Gaya penulisan buku ini sederhana dan mudah dipahami, sehingga cocok untuk pembaca dari berbagai latar belakang. Setiap bab disusun dengan alur yang mengalir, membuat pembaca dapat menikmati dan menerapkan isi buku tanpa merasa terbebani oleh teori yang terlalu kompleks.
Namun, ada beberapa bagian yang terasa cukup repetitif, terutama dalam penjelasan tentang penyebab sensitivitas berlebih.
Beberapa pembaca mungkin merasa bahwa solusi yang diberikan cenderung umum dan bisa ditemukan dalam buku pengembangan diri lainnya. Meski demikian, pendekatan yang lebih personal dalam buku ini tetap membuatnya menarik untuk disimak.
Secara keseluruhan, "Being Less Sensitive Person" adalah buku yang relevan bagi siapa saja yang merasa kesulitan mengelola sensitivitas dalam kehidupan sehari-hari.
Buku ini tidak hanya memberikan wawasan tentang bagaimana sensitivitas bekerja, tetapi juga menawarkan langkah-langkah konkret untuk mengatasinya.
Bagi mereka yang ingin lebih kuat secara emosional tanpa kehilangan kepedulian terhadap sekitar, buku ini bisa menjadi panduan yang bermanfaat.
Membaca Being Less Sensitive Person, kita diajak untuk lebih memahami diri sendiri dan belajar bagaimana menyeimbangkan antara kepedulian dan ketenangan batin.
Identitas Buku
Judul: Being Less Sensitive Person
Penulis: Restianingrum
Penerbit: Psikologi Corner
Tanggal Terbit: 1 Januari 2017
Tebal: 168 Halaman
BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE
Baca Juga
-
Ulasan Novel I Will Blossom Anyway: Antara Keluarga dan Kebebasan Diri
-
Perjalanan Seorang Ibu Tunggal Menemukan Cinta dalam Novel bertajuk Sawyer
-
Ulasan Novel King of Envy: Cinta Terlarang Antara Billionaire dan Supermodel
-
Ulasan Novel Immaculate Conception: Ambisi dan Identitas dalam Distopia
-
Review Film The Lost City: Saat Penulis Tersesat dalam Dunia Ciptaannya
Artikel Terkait
Ulasan
-
Kedalaman Emosi Cinta Pertama yang Bikin Kesemsem di Lagu TWS 'Go Back'
-
Hutan Pinus Nongko Ijo, Spot Wisata Alam Terbaik untuk Piknik Bareng Keluarga di Madiun
-
Review Film Keluarga Super Irit: Lebih dari Sekadar Komedi, Satir Ringan yang Kena Banget!
-
Air Terjun Sumber Pitu Tumpang: Surga Tersembunyi di Malang Timur
-
Ulasan Buku Move It, Mencintai Diri Sendiri dengan Menjaga Pola Hidup Sehat
Terkini
-
Tayang November 2025, Intip Sinopsis dan Pengisi Suara Film In Your Dreams
-
Mau Tampil Elegan? Ini 4 Inspirasi Gaya Rambut ala Karina AESPA!
-
Pembaca Bukan Ensiklopedia Berjalan: Hentikan Stereotip yang Melelahkan Itu
-
Sempat Viral di Jagat Maya, The Backrooms Resmi Diangkat Jadi Film oleh A24
-
Usung Genre Misteri, 4 Karakter Utama Drama Korea The Woman who Swallowed the Sun