Companion (2025) adalah film bergenre fiksi ilmiah, thriller dan komedi gelap garapan sutradara sekaligus penulis naskah, Drew Hancock. Film ini dibintangi oleh Sophie Thatcher, Jack Quaid, hingga Lukas Gage.
Adapun kisahnya, berpusat pada Iris dan pacarnya, Josh yang sepakat menghabiskan liburan akhir pekan mereka dengan beberapa teman-teman Josh di kabin mewah milik seorang miliarder berdarah Rusia. Saat liburan berlangsung, berbagai kejadian memicu pecahnya insiden mencekam yang mengubah hidup semua orang.
Ulasan Film Companion
Companion (2025) jadi penambah daftar panjang film bertemakan teror robot humanoid. Sebelumnya, saya sudah menyaksikan film pendahulunya, dua di antaranya ada M3gan, film garapan sutradara Gerard Johnstone dan Subservience yang dibintangi Megan Fox. Bila dibandingkan dari kedua film tersebut, jelas Companion bawakan narasi yang berbeda.
Dari segi narasi, M3gan dan Subservience punya kesamaan di mana si karakter robotnya mendadak jadi agresif karena terobsesi pada tuannya. Sementara, Companion sedikit berbeda, si robot malah jadi pihak yang mesti bertahan menghadapi tuannya yang serakah dan hendak memusnahkannya. Namun, meski demikian, sisi agresif dari karakter robot di film Companion ini tetap ditonjolkan, ya!
Sayangnya, saya pribadi terlalu berekspektasi lebih pada film Companion. Adegan gorenya ternyata tidak berhasil memenuhi harapan saya. Maklum di film sebelumnya saya disuguhi banyak adegan tak berbelas asih si robot, sehingga saya pikir Companion akan mengulang formula yang sama.
Tapi nyatanya tidak terlalu, ya barangkali karena ingin menghadirkan konsep berbeda dari film pendahulunya. Masing-masing pemainnya pun piawai betul menghidupkan dan memaksimalkan karakter mereka sehingga menjadi satu poin plus untuk film ini.
Film ini mengeksplorasi bagaimana cara manusia modern memanfaatkan teknologi untuk mengisi kekosongan emosional yang meresahkan. Juga mengilustrasikan situasi menyedihkan di mana manusia yang pada suatu titik tidak lagi dapat atau memilih untuk tidak mampu membedakan antara keintiman yang nyata dan kasih sayang buatan.
Film ini juga mengangkat isu perempuan yang paling rentan terjebak dalam dinamika hubungan yang tidak seimbang, beracun, dan menjadikannya sebagai objek yang dieksploitasi.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan YADANG: The Snitch, Film Aksi Kriminal Korea Terbaik Sepanjang 2025
-
The Old Woman with the Knife, Film Laga Solid dengan Karakter yang Impresif
-
3 Film Korea Beragam Genre Tayang Bulan Juli, Wajib Masuk Watchlist Kamu!
-
3 Hal yang Kamu Dapatkan Jika Menyaksikan Drama Korea Nine Puzzles
-
Ulasan Nocturnal, Film Korea Super Mencekam yang Bikin Penasaran
Artikel Terkait
-
Anime Ergo Proxy: Ketika Robot Memiliki Kesadaran
-
Pidato Paling Politik di Oscar 2025: No Other Land Karya Sineas Palestina-Israel
-
Menang Kategori Best Picture, Anora Bawa Pulang 5 Piala Oscar 2025
-
5 Rekomendasi Film dan Series India Tayang Minggu Ini di Platform Streaming
-
Menang Oscar, Kreator No Other Land Desak untuk Hentikan Serangan Genosida ke Palestina
Ulasan
-
Tradisi Perempuan Jepang di Tahun 1930-an di Novel The Makioka Sisters
-
Depot Mie Sahadja Malang: Hangatnya Cita Rasa dan Kenangan Rumah Nenek
-
Ulasan Buku Granny Loves to Dance: Saat Nenek Tercinta Terkena Alzheimer
-
Ulasan Film Kampung Jabang Mayit: Ritual Maut, Cerita Mistis Dukun Sadis!
-
Mengejar Cinta Halal: Ketika Perasaan dan Takdir Tidak Berjalan Seiring
Terkini
-
Sinopsis My Daughter is a Zombie Siap Segera Tayang, Brutal Tapi Kocak!
-
Keren! Rizky Pratama Riyanto Sabet 5 Kali Juara Lomba Video di Karawang
-
Menari Bersama Keberagaman: Seni Pembelajaran Diferensiasi di Kelas Modern
-
BRI Super League: Novan Setya Sasongko Ungkap Target dengan Madura United
-
Motorola Edge 860 Pro: HP Flagship yang Siap Bikin Brand Lain Ketar-ketir