Ada banyak cara untuk menceritakan sejarah, tapi bagaimana kalau sejarah itu adalah perburuan (yang katanya) teroris paling dicari di dunia? American Manhunt: Osama bin Laden, dokumenter Netflix yang disutradarai Floyd Russ, mencoba menyajikan kisah itu dengan cara yang lebih segar, padat, dan tetap menghormati kompleksitasnya.
Diproduksi RAW TV dan Netflix, dokumenter ini sudah tayang sejak 10 Maret 2025 dan menggali perburuan panjang Osama bin Laden, mulai dari serangan 9/11 hingga eksekusi operasi Navy SEAL di Abbottabad, Pakistan, tahun 2011.
Melalui wawancara dengan pejabat intelijen, militer, dan jurnalis yang terlibat langsung, dokumenter ini mencoba menyusun ulang peristiwa dari berbagai sudut pandang. Namun, ada dua hal yang menurutku menarik untuk dibahas lebih dalam, yakni: Bagaimana dokumenter ini menjaga keseimbangan antara fakta dan kritik yang membuatnya lebih berimbang dan nggak condong sebelah, serta gimana posisinya dibandingkan dengan dokumenter-dokumenter sejenis.
Yuk, kita bahas satu-persatu!
Dokumenter yang Tampaknya Nggak Ingin Terlalu Gegabah
Membahas Osama bin Laden dan perang pada terorisme bukan perkara mudah. Ada banyak kepentingan politik, strategi militer, dan dampak sosial yang ikut bermain. Dari yang aku lihat, Floyd Russ tampak berhati-hati agar dokumenternya nggak condong ke satu sisi. Terasa sekali ‘inginnya’ netral dari momen besar dan polemik yang dibahas.
Alih-alih jadi dokumenter yang eksplosif dan penuh kontroversi, film ini ngasih pendekatan yang lebih deskriptif dan kronologis. Bagiku, keputusannya cukup tepat karena tetap memungkinkan penonton memahami konteks sejarah tanpa harus terjebak dengan narasi propaganda. Namun, di sisi lain, pendekatannya juga membuat dokumenter ini terasa terlalu aman.
Misalnya, ada beberapa wawancara yang menyinggung kebijakan Amerika Serikat dalam perang melawan terorisme, tapi dokumenter ini nggak benar-benar membongkar dampak negatif dari kebijakan tersebut. Misalnya, terkait pembahasan penyiksaan tahanan atau intervensi militer yang kontroversial.
Jika dibandingkan dengan ‘Turning Point: 9/11 and the War on Terror’ (Netflix, 2021), yang lebih dalam membahas dampak jangka panjang dari peristiwa memilukan itu, justru ‘American Manhunt’ terasa lebih moderat.
Kalau bicara soal Osama bin Laden dan operasi yang mengakhirinya, tentu ada banyak film dan dokumenter lain yang bisa jadi pembanding. Salah satunya adalah ‘Zero Dark Thirty’ (2012), film besutan Kathryn Bigelow yang lebih dramatis tapi tetap berbasis fakta.
Sementara ‘Zero Dark Thirty’ lebih menitikberatkan pada perspektif agen CIA dan elemen thriller-nya, ‘American Manhunt’ lebih fokus pada rangkaian fakta tanpa dramatisasi berlebihan.
Nah, bila dibandingkan dengan dokumenter ‘Turning Point: 9/11 and the War on Terror’, yang lebih luas dalam cakupan historisnya, ‘American Manhunt’ justru lebih spesifik dan terarah, hanya terfokus pada perburuan bin Laden itu sendiri. Ini membuatnya terasa lebih ringkas, tapi juga membatasi eksplorasi dampak jangka panjangnya.
Berarti, Ini Adalah Dokumenter yang Berimbang, tapi Kurang Mendalam?
Sebagai tontonan, menurutku ‘American Manhunt: Osama bin Laden’ tetap menarik, terutama kalau kamu ingin memahami bagaimana operasi perburuan itu terjadi dari sudut pandang orang-orang yang terlibat langsung. Namun, kalau kamu mencari dokumenter yang lebih tajam dan kritis terhadap kebijakan global, mungkin dokumenter lain bisa jadi pilihan yang lebih menggigit buat kamu tonton deh.
Menurutku lagi, dokumenter ini cocok buat yang ingin memahami sejarah tanpa terlalu banyak distraksi emosional. Akan tetapi, kalau kamu lebih suka dokumenter yang berani mengulik sisi kontroversialnya, jelas ‘American Manhunt: Osama bin Laden’ belum cukup karena nggak sedalam itu.
Kalau kamu sendiri lebih suka yang mana? Dokumenter yang netral atau yang lebih berani mengkritisi? Kalau aku sih lebih suka yang kedua. Ups.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Film Elio: Pixar Kembali Menjelajah Luar Angkasa, Sini Kepoin!
-
Review The Artists: Bukti Nyata Sinema Nggak Butuh Dialog Untuk Dicintai
-
Film Mungkin Kita Perlu Waktu: Kisah tentang Kehilangan dan Trauma Mendalam
-
Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah: Film Keluarga yang Bikin Penasaran
-
Green Book: Film Ini Mengubah Cara Pandang Kita tentang Ras dan Persahabatan
Artikel Terkait
-
7 Rekomendasi Film Studio Ghibli Terfavorit Sepanjang Masa, Heboh Gaya Animasinya Kini Ditiru AI
-
Begini Cara Memanfaatkan DANA Kaget Gratis Buat Nonton Film Lebaran di Bioskop
-
Review Film Harbin: Kisah Pejuang Korea dalam Menghadapi Penjajahan Jepang
-
Menghebohkan, Inilah 5 Film yang Mengangkat Kontroversi di Dunia Nyata
-
Film Horor 'Pembantaian Dukun Santet' Diangkat dari Thread Viral, Ini Ceritanya!
Ulasan
-
Ulasan Novel The Love Hypothesis: Perpaduan Sains dan Romance Menggemaskan
-
Ulasan Novel Tuesdays With Morrie: Menemukan Makna pada Setiap Perjalanan
-
Novel Behind Closed Doors: Kehidupan Toxic di Balik Keluarga yang Sempurna
-
Review Film Harbin: Kisah Pejuang Korea dalam Menghadapi Penjajahan Jepang
-
Alur Seru, Drama Jepang 119: Emergency Call, Penuh Misteri dan Aksi
Terkini
-
4 Drama Korea Bergenre Romansa, Tayang Mendatang yang Pantang Dilewatkan!
-
Ketupat Lebaran: Ikon Kuliner yang Tak Lekang oleh Waktu
-
4 Drama Korea yang Tayang Bulan April, Siap Menemani Libur Lebaran Kamu!
-
Hikmat, Jamaah Surau Nurul Hidayah Adakan Syukuran Ramadhan
-
Rizky Ridho Disarankan Abroad ke Eropa, Ini 3 Liga yang Direkomendasikan