Setelah sukses dengan film pertamanya, ‘Sayap-Sayap Patah’ kembali dengan sekuel yang diberi judul: Sayap Sayap Patah 2: Olivia. Namun, jangan buru-buru mengira film ini akan melanjutkan kisah cinta Nicholas Saputra dan Ariel Tatum dari film pertama. Justru sekuel ini hadir sebagai standalone sequel, artinya film dengan cerita yang benar-benar berbeda dan nggak berkaitan dengan film sebelumnya.
Yang lebih mengejutkan, Film Sayap Sayap Patah 2: Olivia ternyata mengangkat peristiwa nyata Pengeboman Gereja Oikumene di Samarinda pada tahun 2016, salah satu tragedi terorisme yang pernah mengguncang Indonesia.
Disutradarai Ferry Pei Irawan, yang sebelumnya menggarap film horor Pulau Hantu, dan diproduksi sama tim yang juga berada di balik Film Sayap-Sayap Patah jilid 1 dan Film Kupu-Kupu Kertas. Daftar pemainnya pun cukup menarik, dengan deretan nama seperti Arya Saloka, Dara Sarasvati, Juan Bione, Givina Lukitadewi, Meriam Bellina, Samo Rafael, Iwa K, Nugie, dan masih banyak lagi.
Jajaran cast-nya sudah kelas A, gimana dengan filmnya? Kepoin lebih lanjut ya!
Sekuel yang Berdiri Sendiri
Di industri perfilman, kita sering melihat sekuel yang masih terhubung erat dengan film sebelumnya. Namun, Film Sayap-Sayap Patah 2: Olivia mengambil jalur berbeda dengan konsep standalone sequel. Maksudnya, sekuel yang berdiri sendiri tanpa melanjutkan alur cerita dari film pertama.
Pendekatan seperti ini jarang ditemukan di film-film Indonesia, tapi cukup populer di Hollywood. Misalnya, Cloverfield (2008) yang kemudian ada sekuelnya: ‘10 Cloverfield Lane’ (2016) dan ‘The Cloverfield Paradox’ (2018), tapi masing-masing film punya cerita yang berbeda meskipun masih berada dalam semesta yang sama. Jadi sekuel yang berdiri sendiri tuh sudah lazim di Hollywood gitu.
Nah, dengan memilih format ini, Film Sayap-Sayap Patah 2: Olivia sepertinya mencoba ngasih kesempatan buat penonton baru untuk menikmati film tanpa harus menonton film pertama. Strategi ini juga membuka peluang eksplorasi tema yang lebih luas, karena nggak terikat pada formula cerita yang sudah ada.
Namun, hal ini juga jadi tantangan tersendiri. Karena menggunakan nama yang sudah dikenal, film ini harus bisa membuktikan punya identitas yang kuat meskipun nggak berhubungan langsung dengan film pertamanya.
Akan menarik untuk melihat apakah ‘Sayap-Sayap Patah 2: Olivia tetap punya elemen yang membuat film pertamanya sukses, seperti drama emosional yang kuat dan adegan aksi yang intens, atau justru mengambil pendekatan yang benar-benar berbeda.
Terkait mengadaptasi kisah nyata, terutama yang melibatkan tragedi, selalu saja jadi tantangan besar dalam dunia perfilman.
Di satu sisi, ada harapan film ini bisa menghadirkan cerita yang autentik dan ngasih penghormatan bagi para korban. Namun di sisi lain, ada kekhawatiran film ini bisa saja dipandang sebagai eksploitasi atau nggak sensitif terhadap perasaan keluarga korban.
Sudah ada beberapa film Indonesia yang mengangkat peristiwa nyata dan berhasil dieksekusi dengan baik, seperti Film 22 Menit (2018) yang mengisahkan serangan bom Thamrin atau Film Sang Pencerah (2010) yang mengangkat kisah KH Ahmad Dahlan. Jika Film Sayap Sayap Patah 2: Olivia bisa menghadirkan pendekatan yang tepat, film ini berpotensi jadi film yang nggak hanya menggugah, tapi juga ngasih wawasan dan kesadaran baru buat masyarakat.
Dengan ide dan tajuk utama seberat itu, pertanyaannya, apakah Film Sayap-Sayap Patah 2: Olivia akan lebih menonjolkan sisi drama dan perjuangan korban, atau justru akan lebih banyak bermain di ranah aksi dan investigasi?
Jika melihat rekam jejak Ferry Pei Irawan yang lebih banyak berkecimpung di genre horor dan thriller, ada kemungkinan film ini akan bernuansa cukup menegangkan. Namun, dengan jajaran pemain yang cukup kuat di ranah drama seperti Arya Saloka dan Meriam Bellina, kita juga bisa berharap akan ada banyak momen emosional yang menyentuh hati.
Salah satu hal yang juga perlu diperhatikan adalah bagaimana film ini akan menghindari jebakan narasi hitam-putih. Terorisme adalah isu yang kompleks, dan jika film ini bisa menggali sisi kemanusiaan yang lebih dalam, misalnya dengan mengeksplorasi latar belakang korban dan pelaku, maka film ini bisa jadi lebih dari sekadar film aksi atau tragedi biasa.
Film ini akan tayang 8 Mei 2025, dan menarik untuk melihat apakah akan menuai respons sebesar film pertamanya atau justru menghadirkan kejutan dengan pendekatan yang lebih mendalam dan emosional. Selamat menanti filmnya tayang ya.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Film Elio: Pixar Kembali Menjelajah Luar Angkasa, Sini Kepoin!
-
Review The Artists: Bukti Nyata Sinema Nggak Butuh Dialog Untuk Dicintai
-
Film Mungkin Kita Perlu Waktu: Kisah tentang Kehilangan dan Trauma Mendalam
-
Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah: Film Keluarga yang Bikin Penasaran
-
Green Book: Film Ini Mengubah Cara Pandang Kita tentang Ras dan Persahabatan
Artikel Terkait
-
Review Film Harbin: Kisah Pejuang Korea dalam Menghadapi Penjajahan Jepang
-
Menghebohkan, Inilah 5 Film yang Mengangkat Kontroversi di Dunia Nyata
-
Film Horor 'Pembantaian Dukun Santet' Diangkat dari Thread Viral, Ini Ceritanya!
-
Menguras Emosi, Film '366 Days': Ketika Cinta, Mimpi dan Waktu Beradu
-
Sinopsis Film 'YADANG: The Snitch', Soroti Perdagangan Narkoba di Korea
Entertainment
-
Menghebohkan, Inilah 5 Film yang Mengangkat Kontroversi di Dunia Nyata
-
Film Horor 'Pembantaian Dukun Santet' Diangkat dari Thread Viral, Ini Ceritanya!
-
Sinopsis Drama I Believe You: Dibintangi Jeong Jae Hyun NCT dan Lee Chae Min
-
Sinopsis Film 'YADANG: The Snitch', Soroti Perdagangan Narkoba di Korea
-
Kembali dengan Season ke-5, Series 'You' Menjadi Penutup Kisah Joe Goldberg
Terkini
-
Jordi Amat dan Shayne Pattynama Kian Tersisih, Begini Nasibnya di Timnas!
-
Pelatih Persebaya Surabaya Sorot Pentingnya Program Individu Selama Libur Panjang
-
Koreksi Diri, 3 Hal Ini Membuat Kita Terjebak dalam Pilihan Salah
-
Novel Behind Closed Doors: Kehidupan Toxic di Balik Keluarga yang Sempurna
-
Review Film Harbin: Kisah Pejuang Korea dalam Menghadapi Penjajahan Jepang