"Seni Mengelola Waktu" adalah karya Brian Adam yang diterbitkan oleh Bright Publisher pada tahun 2020. Isinya menyoroti urgensi manajemen waktu dalam meraih kesuksesan, sekaligus menawarkan panduan praktis untuk memaksimalkan penggunaan waktu secara efektif.
Dalam buku ini, Brian Adam menekankan bahwa waktu adalah aset berharga yang tidak dapat diulang. Ia mengajak pembaca untuk menghargai setiap detik yang dimiliki dan menggunakannya dengan bijaksana. Salah satu kutipan yang disorot adalah dari Lao Tzu: "To say 'I don't have time,' is like saying, 'I don't want to.'" Kutipan ini menggarisbawahi bahwa seringkali alasan "tidak punya waktu" sebenarnya mencerminkan kurangnya keinginan atau prioritas.
Salah satu fokus utama dalam buku ini adalah pentingnya perencanaan waktu yang cermat. Adam merinci berbagai metode, mulai dari membuat daftar tugas harian hingga memanfaatkan teknologi digital. Ia juga menyoroti perlunya merancang tujuan jangka pendek dan panjang agar penggunaan waktu lebih terarah.
Brian Adam menguraikan berbagai strategi perencanaan waktu, mulai dari penyusunan daftar tugas harian hingga penggunaan alat-alat digital modern. Pembaca diajak untuk merenungkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang mereka, sehingga dapat mengarahkan waktu menuju pencapaian tujuan tersebut.
Konsep "prioritasi" juga dibahas secara mendalam, dengan penekanan pada identifikasi tugas-tugas yang memiliki dampak terbesar dan menyelesaikannya terlebih dahulu. Metode seperti matriks urgensi-dampak dan prinsip Pareto 80/20 diperkenalkan untuk membantu pembaca dalam menentukan prioritas.
Salah satu bagian paling inspiratif dari buku ini adalah konsep "Waktu Emas," yaitu waktu di mana seseorang berada dalam kondisi fokus dan produktivitas tertinggi. Adam mendorong pembaca untuk mengenali waktu emas mereka dan memanfaatkannya untuk menyelesaikan pekerjaan paling penting.
Selain itu, buku ini membahas pentingnya pengelolaan stres dalam manajemen waktu. Adam mengakui bahwa tekanan hidup tidak terhindarkan, tetapi ia menawarkan solusi berupa teknik relaksasi seperti meditasi, olahraga, dan menjaga pola istirahat yang cukup agar tetap fokus dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Membuat jadwal kegiatan yang terstruktur juga menjadi salah satu kunci sukses menurut Adam. Ia menekankan pentingnya menentukan skala prioritas untuk memilah mana yang harus dikerjakan sendiri dan mana yang bisa didelegasikan. Konsistensi dalam menjalankan jadwal tersebut menjadi aspek penting yang ditekankan penulis.
Menariknya, Adam tidak hanya menyoroti pekerjaan, tetapi juga kebutuhan akan waktu pribadi atau "me time." Menikmati hobi dan meluangkan waktu untuk diri sendiri dianggapnya sebagai bentuk penghargaan terhadap waktu, yang pada akhirnya dapat meningkatkan semangat dan produktivitas.
Adam juga menyoroti pentingnya mengatakan "tidak" pada hal-hal yang tidak sejalan dengan prioritas utama. Ia berpendapat bahwa ketidakmampuan menolak permintaan yang tidak relevan sering kali menjadi penyebab utama berkurangnya produktivitas. Dengan belajar berkata "tidak," pembaca dapat melindungi waktu mereka dari gangguan yang tidak perlu.
Adam juga mengingatkan bahaya membuang-buang waktu dan menyadarkan pembaca tentang kebiasaan yang sering menguras waktu tanpa disadari. Ia memberikan panduan untuk menghindari perilaku tersebut dan fokus pada hal-hal yang lebih bermanfaat.
Namun, gaya penulisan buku ini sedikit kaku dan kurang menarik bagi mereka yang lebih menyukai pendekatan santai.
Secara keseluruhan, "Seni Mengelola Waktu" menawarkan kombinasi teori dan praktik yang komprehensif mengenai manajemen waktu. Buku ini cocok bagi siapa pun yang ingin mengoptimalkan produktivitas dan meraih tujuan hidup melalui pengaturan waktu yang lebih baik.
Identitas Buku
Judul: Seni Mengatur Waktu
Penulis: Brian Adam
Penerbit: Bright Publisher
Tanggal Terbit: 26 Februari 2020
Tebal: 192 Halaman
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Ulasan Novel The Friend Zone: Pilihan Sulit Antara Cinta dan Mimpi
-
Ulasan Novel Where Loyalty Lies: Perjalanan Menemukan Jati Diri
-
Ulasan Novel Icing on the Murder: Rahasia Gelap di Balik Kue Pengantin
-
Ulasan Novel Mrs Spy: Perempuan Biasa dengan Misi Mematikan
-
Ulasan Novel Friends That Break Us: Ketika Persahabatan Lama Menjadi Luka
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Semua Orang Harus Berubah: Langkah Kecil Menuju Perbuhan Besar
-
Ulasan Novel The Neighbor Wager: Ketika Algoritma Tak Mampu Meramalkan Hati
-
Mudik Cerdas, Mendikdasmen Bagi-bagi 20 Ribu Buku Gratis di Stasiun dan Terminal Jakarta
-
Ulasan Novel The New Neighbours: Rahasia di Balik Sikap Ramah Tetangga Baru
-
Ulasan Novel She Lies in Wait: Mengungkap Misteri yang Telah Terbengkalai
Ulasan
-
Dari Utas viral, Film Dia Bukan Ibu Buktikan Horor Nggak Lagi Murahan
-
Review The Long Walk: Film Distopia yang Brutal, Suram, dan Emosional
-
Menyikapi Gambaran Orientasi Seksualitas di Ruang Religius dalam Film Wahyu
-
Review Film Janji Senja: Perjuangan Gadis Desa Jadi Prajurit TNI!
-
Review Film Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih: Drama Romansa Penuh Dilema
Terkini
-
Curi Perhatian! 4 OOTD Smart Casual ala Yoon Seo Ah yang Patut Dilirik
-
Asli atau Editan? Foto Pratama Arhan Bareng Putri Azzaralea Viral di Medsos
-
Film Jay Kelly Rilis Trailer Resmi, Kisahkan Perjalanan Mencari Makna Hidup
-
Dibandingkan dengan Bansos, Leony Sentil Anggaran ATK Pemkot Tangsel Capai Rp38 miliar
-
Dibayangi Sanksi Tetap FIFA, Malaysia Bakal Langsung Terpuruk di Grup F Kualifikasi AFC 2027