Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Ade Feri
Novel Aroma Karsa (Dok. Pribadi/Ade Feri)

Dee Lestari memang selalu berhasil melahirkan karya-karya yang ciamik, dimulai dari seri novel Supernova, Perahu Kertas, Filosofi Kopi, dan masih banyak yang lain termasuk Aroma Karsa. Tulisannya sarat akan imajinasi dengan sentuhan romansa, humanis, hingga kritik sosial. Sesekali ia juga menulis dalam genre fantasi.

Namun, khusus untuk novel Aroma Karsa tampaknya mempunyai daya magisnya tersendiri. Novel ini pertama kali diterbitkan oleh penerbit Bentang Pustaka pada tahun 2018. Akan tetapi, sebelum hadir dalam bentuk cetaknya, penulis yang akrab disapa Ibu Suri ini ternyata sudah lebih dulu menerbitkan versi digitalnya.

Aroma Karsa bercerita tentang seorang wanita bernama Raras Prayagung, pengusaha kosmetik dan parfum yang terobsesi dengan cerita legenda Puspa Karsa. Ia pertama kali mengetahui cerita itu dari neneknya, Janirah yang dulunya adalah seorang abdi dalem keraton.

Pernah dikira hanya dongeng belaka, keberadaan Puspa Karsa ternyata tercatat di sebuah naskah kuno yang ditulis di daun lontar. Konon, bunga itu memiliki kekuatan dahsyat yang bisa mengabulkan semua keinginan.

Berbekal ambisi dan tekat yang kuat, Raras Prayagung lantas mencoba untuk mencari keberadaan bunga sakti tersebut. Sayangnya tidak ada yang mengetahui lokasi keberadaan bunga Puspa Karsa secara jelas. Bunga ini hanya bisa diidentifikasi lewat aroma dan hanya orang-orang tertentu saja yang bisa membaui keberadaannya. 

Obsesi Raras Prayagung, bunga Puspa Karsa, dan misteri keberadaannya mengantarkan sebuah pertemuan dengan lelaki bernama Jati Wesi dan Tanaya Suma.

Jati Wesi merupakan seorang pria misterius dan aneh. Ia dikenal memiliki indra penciuman yang sangat tajam sehingga bisa mengidentifikasi segala macam bau dan wewangian. Hidupnya di TPA Bantar Gebang dan pekerjaannya adalah membuat parfum tiruan. 

Sementara itu, Tanaya Suma adalah anak semata wayang Raras Prayagung. Wanita ini memiliki kemampuan indra penciuman yang sama seperti Jati. Namun, Suma memiliki kondisi yang sedikit berbeda karena ia merasa tidak kuat harus membaui segala macam aroma, sehingga Suma rutin mengonsumsi obat-obatan.

Sebagai pembuat parfum tiruan, Jati lantas membuat tiruan parfum Puspa Ananta yang diproduksi oleh Attarwala yang merupakan perusahaan parfum milik Raras Prayagung.

Tindakan Jati lantas diketahui oleh pihak perusahaan yang membuatnya sempat terancam hukuman. Akan tetapi, mengetahui kemampuan Jati yang luar biasa lantas membuat Raras Prayagung tertarik mengangkat Jati sebagai karyawan di perusahaannya. 

Keputusan bergabung sebagai karyawan Raras Prayagung menjadi gerbang awal pertemuan Jati dengan Suma serta petualangan mencari Puspa Karsa. 

Meskipun memiliki kemampuan yang sama, Jati dan Suma tidak lantas menjadi rekan kerja yang akrab. Muncul bibit ketidaksukaan terhadap Jati karena Suma merasa sang ibu terlalu mengistimewakannya.

Namun, lambat laun hubungan Jati dengan Suma kian dekat hingga muncul rasa saling cinta. Dari sinilah muncul banyak pertanyaan tentang identitas asli Jati dan Suma, ambisi Raras Prayagung, dan Puspa Karsa.

Demi mendapatkan Puspa Karsa, Raras Prayagung lantas merencanakan projek ekspedisi ke Gunung Lawu. Konon, bunga itu berada di suatu tempat di gunung yang terkenal misterius itu. Bersama sejumlah ahli tanaman, rekan mendaki, serta Suma dan Jati, mereka memulai pencarian bunga Puspa Karsa. 

Akan tetapi, perjalanan mereka tidak berlangsung mudah. Di Gunung Lawu, Jati dan Suma ternyata mengalami kejadian mistis terutama yang berkaitan dengan Wong Banaspati.

Peristiwa ganjil yang mereka alami merupakan titik ketika identitas asli Jati dan Suma terungkap dan bagaimana mereka bisa berakhir sebagai sepasang takdir yang kembali dipertemukan.

Selain itu, ekspedisi ini juga membawa mereka kian dekat dengan keberadaan Puspa Karsa yang memang terikat benang merah dengan Jati dan Suma.

Novel ini menjadi salah satu karya terbaik Dee Lestari. Cerita tentang wewangian jarang sekali diangkat oleh penulis lokal sehingga ide novel ini terbilang fresh.

Apalagi Dee menggabungkan berbagai unsur yang menarik seperti romansa, misteri, dan kearifan lokal. Melihat dari komposisi genre dan idenya saja bisa langsung kita simpulkan kalau Dee tidak main-main saat menyusun novel ini. 

Betul saja kalau memang Dee menulis novel ini melalui berbagai pengamatan dan penelitian. Ia bahkan harus belajar membuat parfum ke Singapura.

Sementara di Indonesia sendiri, Dee mengunjungi TPA Bantar Gebang, mendaki Gunung Lawu dan bertemu juru kunci gunung, hingga kuliah singkat dengan dosen prodi Arkeologi UI sebagai upaya riset novelnya.

Upayanya tentu bisa dibilang sangat berhasil sebab hampir tidak ada plot hole yang ditemukan, padahal Dee menyuguhkan banyak misteri dan teka-teki.

Tokoh, penokohan, setting, hingga narasi yang digunakan sangat amat bagus dan begitu matang. Sementara itu, Dee tampaknya memang tidak pernah kehilangan kemampuan mengolah diksi karena novel ini lahir dengan gaya bahasa yang sangat cantik.

Identitas buku

Judul: Aroma Karsa

Penulis: Dee Lestari

Penerbit: Bentang Pustaka

Tahun terbit: 2018

Tebal buku: 696 halaman

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Ade Feri