Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Tika Maya Sari
Manhwa Serena (Webtoon)

Dalam dunia perkomikan dan per-manhwa-an, genre romantis kerap disandingkan dengan genre lain baik tragedy, dark, komedi, atau malah campuran seluruhnya. Maka nggak heran kalau ada genre perselingkuhan yang diangkat menjadi manhwa juga. Salah satunya adalah manhwa berjudul Serena.

Serena merupakan manhwa karya Jong Ina yang menyajikan genre romansa, misteri, dan khususnya tema perselingkuhan dengan rating 17+. Hal ini dikarenakan adanya scene dewasa meski nggak eksplisit ya.

Serena mengisahkan seorang putri tunggal keluarga Serenity yaitu Serena Serenity yang mendapatkan warisan berupa hotel mewah. Sayangnya, nona muda yang manja ini nggak ngerti dunia bisnis, sehingga dia dinikahkah dengan Eiser Grayan yang segera mengambil alih pengelolaan hotel.

Sikap berontaknya pun keluar. Sehingga Serena berselingkuh dengan Frederick, dan rumah tangganya hanyalah suatu perjanjian di atas kertas.

I mean like, hey itu suamimu spek pangeran kenapa dianggurin?!

Namun seiring berjalannya waktu, hati Serena pun terbuka untuk Eiser. Dia lalu jatuh cinta pada suaminya tersebut, bahkan sikap posesifnya mulai muncul bebarengan dengan omelan lucu yang berhasil menghipnotis readers. Yah, nona muda yang cantik bersanding dengan tuan muda yang sulit dibaca. Kombo sekali!

Visual yang ditawarkan oleh Jong Ina memang cakep dan tipe art dewa. Nggak cuman permainan gradasi warna dan shadow yang estetik, penyampaian sifat masing-masing karakter pun begitu akurat.

Sebagaimana karakter Eiser Grayan yang dirumorkan berasal dari keluarga underground, berhasil disampaikan lewat sorot matanya yang dibuat tajam. Kemudian, gerak-geriknya pun begitu alami seakan kita berhadapan dengan versi real Eiser itu sendiri. Nggak seperti Serena yang memiliki beberapa scene chibi lucu, Eiser nyaris nggak memiliki scene chibi sama sekali.

Begitu juga dengan karakter Serena dengan beragam sikapnya. Penggambaran raut wajah dan ekspresinya pun seolah nyata. Seakan, dia nggak sedang berada di manhwa, melainkan perwakilan ekspresi alami.

Mungkin, bila dibaca dari awal, readers akan segera membenci karakter Serena yang egois, manja, dan bodoh karena nggak menelisik Eiser sedikitpun. Dia justru dibutakan akan kehangatan Frederick yang rupanya adalah agen mata-mata musuh yang bertugas mengawasi Serena.

Gini lho, Mbak, cowok itu nggak bercerita. Tapi mereka bicara lewat matanya!

Namun, karena kesabaran dan kegigihan Eiser, readers akan mendapati chapter-chapter dimana Serena dan Eiser akhirnya saling jatuh cinta satu sama lain. Meski dengan keegoisan dan kecerewetan Serena, tetapi ada beberapa chapter yang asli bikin panas dingin.

Walau bukan tipe scene eksplisit, tetapi tension di antara mereka berhasil menembus layar kaca, haha!

Manhwa Serena ini juga menyelipkan unsur misteri yang melatarbelakangi perbuatan Frederick, bahkan kerelaan Eiser untuk menikahi Serena sendiri. Pun, kita akan disuguhi background Serena yang menjadi egois dan manja, serta kesedihan yang masing-masing karakter tanggung.

Yah, tipikal manhwa dengan story berat, tetapi tetap worth it karena didukung oleh art style ciamik dan tentunya kehadiran Eiser Grayan yang memesona. Readers barangkali akan sedikit hipertensi kala membacanya, sehingga diperlukan kesabaran dan kontrol emosi. Namun, semua itu sepadan dengan kepuasan personal, kala kita menemukan benang merah yang melatarbelakangi manhwa ini.

Untuk semua aspek yang manhwa ini sajikan, skor dariku adalah 9 dari 10. Bukan hanya dari rayuan art style saja, melainkan unsur misteri dan tension yang ditawarkan juga oke.

Sayangnya, Eiser Grayan hanyalah cogan gepeng beda dunia. So, menurutmu gimana?

Oh iya, manhwa ini masih on-going lho!

Tika Maya Sari