Okky Madasari, yang dikenal lewat karya-karya fiksinya yang kritis dan menyentuh, kembali hadir dengan kumpulan cerpen berjudul Rahasia Keluarga dan Cerita-Cerita Lainnya.
Buku ini menyajikan 29 cerita pendek yang seluruhnya berfokus pada dinamika keluarga, mulai dari konflik kecil sehari-hari hingga luka besar yang membentuk kehidupan seseorang.
Sebagaimana judulnya, cerpen-cerpen dalam buku ini mengajak para pembaca untuk menelusuri berbagai bentuk rahasia yang tersembunyi di balik hubungan keluarga.
Ada cerita tentang anak yang kehilangan sosok ayah, pasangan yang terjebak dalam pernikahan yang dingin, ibu yang terpaksa berkorban terlalu banyak, hingga kakek dan nenek yang menyimpan luka lama.
Isu yang diangkat sangat membumi dan terasa dekat dengan keseharian kita.
Hal yang menarik, setiap cerpen ditulis dari sudut pandang yang berbeda-beda, seolah memperlihatkan bahwa tak ada satu pun versi kebenaran yang mutlak dalam keluarga.
Kita juga diajak melihat relasi keluarga dari kacamata korban, pelaku, saksi, dan bahkan dari pihak yang selama ini dianggap diam saja.
Namun, tidak semua cerita terasa utuh. Beberapa cerpen tampak tergesa dalam penyelesaiannya. Bukan karena ending-nya menggantung, melainkan karena narasinya terasa belum mencapai klimaks emosional.
Dalam beberapa cerita, terdapat terlalu banyak karakter yang akhirnya membuat fokus cerita menjadi terpecah dan kehilangan kedalaman.
Meski begitu, ada cerita-cerita yang sangat membekas, seperti “Bittara dan Ibu" tentang relasi yang rapuh tapi penuh pengorbanan antara anak dan ibu.
“Dagingku Indomie, Darahku Kuah Kornet” menjadi salah satu kisah yang cukup relate dengan kehidupan sekitar, yaitu simbolik tentang kemiskinan dan perlawanan.
Tidak hanya itu, “Mencari Ayah” juga menjadi salah satu cerita yang menarik. Bab ini berisi tentang kehilangan dan upaya merekonstruksi sosok ayah yang tak pernah benar-benar hadir.
Tidak lupa kisah “Fajar untuk Sasmita” yang memiliki narasi menyentuh tentang penyesalan, pengorbanan, dan keterlambatan dalam cinta keluarga.
Salah satu cerita berjudul “Yangbeng” bahkan ternyata adalah cikal bakal dari novel Entrok, karya terkenal Okky Madasari. Hal ini menambah lapisan makna tersendiri bagi pembaca yang telah mengenal karya-karya fiksinya sebelumnya.
Rahasia Keluarga dan Cerita-Cerita Lainnya rasanya bukan hanya sekadar kumpulan cerita, tapi juga semacam ruang terapi.
Dengan membaca novel ini, kita seperti diajak berdialog dengan pengalaman pribadi, mengenang masa lalu, dan memahami bahwa luka dan cinta bisa hidup berdampingan dalam satu ruang bernama keluarga.
Melalui cerita-cerita yang dekat dan membumi, buku ini bukan hanya menjadi potret keluarga Indonesia, tetapi juga menjadi ruang untuk menyembuhkan dan berdamai dengan masa lalu.
Sebuah refleksi menyentuh tentang makna menjadi manusia dan bagian dari keluarga sangat terasa ketika membaca novel ini.
Meski begitu, tidak semua kisah dalam novel ini terasa sama kuat. Ada beberapa cerita yang penyelesaiannya terasa terburu-buru atau kurang menggigit.
Beberapa karakter juga terasa hanya sekilas lalu, padahal potensial untuk digali lebih dalam. Namun secara keseluruhan, kumpulan cerpen ini tetap menyuguhkan pengalaman membaca yang reflektif dan penuh perenungan.
Buku ini cocok dibaca perlahan, satu cerita per waktu, sembari membuka ruang dialog dalam diri tentang keluarga kita masing-masing.
Ia tidak menawarkan jawaban, tapi menghadirkan pertanyaan dan perasaan yang bisa bertahan lama setelah halaman terakhir ditutup.
Secara keseluruhan, novel ini cocok untuk pembaca yang menyukai kisah-kisah pendek penuh makna dan ingin merenungi ulang arti keluarga, luka, dan penerimaan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Novel 1984: Distopia yang Semakin Relevan di Dunia Modern
-
Ulasan Novel The One and Only Bob, Kisah Berani Bob sang Anjing Kecil
-
Ulasan Novel The One and Only Ivan, Kisah Emosional Gorilla di Dalam Jeruji
-
The Wild Robot Escapes, Kisah Epik Tentang Rumah, Cinta, dan Kebebasan
-
Ulasan Novel 'Art of Curse', Petualangan Membasmi Kutukan Berbahaya
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel 1984: Distopia yang Semakin Relevan di Dunia Modern
-
Ulasan Novel Harga Teman: Ketika Hasil Kerja Tidak di Hargai oleh Klien
-
Hidup dalam Empati, Gaya Hidup Reflektif dari Azimah: Derita Gadis Aleppo
-
Ulasan Novel The One and Only Bob, Kisah Berani Bob sang Anjing Kecil
-
Ulasan Novel White is for Witching: Kisah Rumah Warisan yang Penuh Rahasia
Ulasan
-
Desa Wisata Bromonilan, Menikmati Sejuknya Udara khas Pedesaan di Jogja
-
Sambal Goang yang Super Pedas, Pecel Lele 5 Saudara Primadona Baru Jambi
-
Dramatis, Esensi Drama China 'Eat Run Love': Cinta, Luka Lama dan Takdir
-
Ulasan Novel 1984: Distopia yang Semakin Relevan di Dunia Modern
-
Ulasan Novel Harga Teman: Ketika Hasil Kerja Tidak di Hargai oleh Klien
Terkini
-
Orang Baik Sering Tersakiti: Apakah Terlalu Baik Itu Merugikan Diri?
-
Rayakan Ulang Tahun ke-36, Ini 4 Rekomendasi Drama China Jing Boran
-
Pendidikan Perempuan: Warisan Abadi Kartini yang Masih Diperjuangkan
-
Berada dalam Satu Tim, 3 Nama Ini Bisa Dinaturalisasi dan Bela Timnas U-23
-
Penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa Kembali di SMA: Solusi atau Langkah Mundur?