Madeleine L'Engle kembali hadir mambawa seri terakhir dari Time Quintet. Novel "An Acceptable Time" adalah buku kelima dan terakhir dalam seri Time Quintet karya Madeleine L'Engle. Sama seperti kisah-kisah sebelumnya, Madeleine L'Engle membawa pembaca untuk menjelajahi waktu dan menemukan dunia imajinatif sekaligus filosofis. Novel ini mengisahkan perjalanan lintas waktu yang dialami oleh Polly O'Keefe, cucu dari keluarga Murry, dalam menghadapi konflik masa lalu yang bisa berdampak pada masa kini.
Novel ini menyoroti perjalanan Polly O'Keefe. Dimulai ketika Polly O'Keefe mengunjungi kakek-neneknya, Dr. Alex dan Mrs. Murry, di rumah tua mereka yang penuh kenangan dan pengetahuan ilmiah. Tanpa disengaja, Polly terseret ke dalam waktu ribuan tahun ke masa lalu, ke zaman sebelum kolonisasi Eropa di Amerika.
Ia bertemu dengan dua suku kuno yang berseteru yaitu suku People of the Wind dan People Across the Lake. Ketegangan di antara mereka semakin meningkat karena persoalan kekeringan dan kepercayaan spiritual.
Selama di masa lalu, Polly menyadari bahwa dirinya menjadi bagian penting dalam upaya untuk mencegah pertumpahan darah dan menjaga kedamaian antar suku. Ia juga bertemu dengan Zachary Gray, teman lamanya yang ikut terseret ke dalam perjalanan waktu dan membawa kepentingan pribadi yang membahayakan misi perdamaian.
Polly harus membuat keputusan sulit untuk menyelamatkan nyawa orang-orang yang ia cintai, bahkan ketika hal itu menuntut keberanian dan pengorbanan pribadi. Dalam perjalanannya, ia belajar bahwa waktu bukanlah hal yang terpisah, melainkan jalinan yang menyatukan masa lalu, kini, dan masa depan.
Polly O'Keefe adalah tokoh utama dalam cerita ini. Ia digambarkan sebagai remaja cerdas, penuh rasa ingin tahu, dan memiliki hati yang penuh kasih. Dalam novel ini, Polly menunjukkan pertumbuhan karakter yang kuat, dari seorang pelajar biasa menjadi sosok yang mampu menengahi konflik antar peradaban kuno. Dr. Alex dan Mrs. Murry tampil sebagai tokoh pendukung yang bijaksana dan penuh dukungan, memberikan rasa aman dalam dunia yang penuh ketidakpastian.
Zachary Gray, karakter yang kompleks dan penuh konflik, menjadi penggambaran dari egoisme dan pencarian makna yang keliru. Di sisi lain, tokoh dari masa lalu seperti Anaral dan Karralys. Hubungan antar tokoh ini menyajikan dinamika yang menarik dan penuh ketegangan, namun juga menonjolkan pentingnya empati dan kerja sama.
Salah satu aspek paling menarik dari novel ini adalah kombinasi antara ilmu pengetahuan, spiritualitas, dan perjalanan waktu yang disajikan dengan narasi yang mendalam. L'Engle dengan cerdas menciptakan dunia di mana batas waktu menjadi kabur dan interaksi antar zaman membuka pertanyaan filosofis tentang takdir dan pilihan.
Kehadiran Zachary dengan niat egois memberikan ketegangan emosional, sementara pertumbuhan karakter Polly menjadi sorotan utama yang menyentuh. Ketegangan antar suku, penyampaian nilai perdamaian, serta unsur kepercayaan kuno memperkaya konteks budaya yang disajikan dalam cerita.
Gaya penulisan Madeleine L'Engle tetap konsisten dengan karya-karya sebelumnya yaitu puitis, filosofis, dan penuh refleksi mendalam. Ia berhasil menyatukan sains, spiritualitas, dan kehidupan remaja dalam satu alur yang menyatu dan mengalir. Simbolisme waktu dan pentingnya setiap tindakan menjadi pesan moral yang kuat dalam novel ini.
"An Acceptable Time" adalah penutup bagi seri Time Quintet. Ia bukan hanya menawarkan petualangan lintas waktu, tetapi juga menghadirkan pencarian jati diri, pelajaran tentang pengorbanan, dan nilai luhur kemanusiaan.
Identitas Buku:
Judul Buku : An Acceptable Time
Penulis : Madeleine L'Engle
Penerbit : Farrar, Straus and Giroux
Tahun Terbit: 1989
Tebal : 368
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Ulasan A Swiftly Tilting Planet: Mengubah Sejarah Lewat Perjalanan Waktu
-
Ulasan A Wind in the Door: Perjalanan Mikroskopis Memasuki Sel-Sel Tubuh
-
Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Kebiasaan Pakai AI: Kemajuan atau Ancaman?
-
Digital Fatigue dan Mental Overload: Saat Notifikasi Jadi Beban Psikologis
-
Peran Ayah sebagai Kiblat Persepsi Anak Perempuan dalam Memilih Pasangan
Artikel Terkait
-
Ulasan A Swiftly Tilting Planet: Mengubah Sejarah Lewat Perjalanan Waktu
-
4 Film Islami yang Diadaptasi dari Novel Asma Nadia, Inspiratif Banget!
-
Menyelami Rasa Sedih dan Lega Secara Bersamaan dalam Novel Eleanor
-
Petualangan Terakhir Ivan dan Kawan-Kawan di Novel The One and Only Family
-
Ulasan Novel Kembali Bebas: Ketika Cinta Tak Lagi Cukup di Usia Senja
Ulasan
-
Review Film Green Room: Thriller Brutal di Balik Panggung Musik Band Punk
-
Review Film Ziarah: Perjalanan Mbah Sri Menyusuri Luka dan Harapan
-
Menyesuaikan Diri Terhadap Perubahan Hidup dalam Buku "Adaptasi"
-
Review Anime Shangri-La Frontier, Game Sampah Menjadi Surga Para Gamer
-
Ulasan A Swiftly Tilting Planet: Mengubah Sejarah Lewat Perjalanan Waktu
Terkini
-
Persebaya Surabaya Berada di Jalur Perebutan Juara, Ini Kata Flavio Silva
-
&TEAM 'Go in Blind' Keberanian untuk Terus Maju Hadapi Masa Depan Tak Tentu
-
Min Eks miss A Umumkan Menikah Juni Ini dengan Pebisnis Non-Selebriti
-
Ki Hadjar Dewantara Tak Sekadar Pahlawan Pendidikan
-
Semakin Tua, Calvin Verdonk Merasa Tak Benar-Benar Punya Pilihan Impian