Novel "Satine" karya Ika Natassa, novel ini merupakan karya ke-11 dari penulis bestseller tersebut, mengangkat tema kesepian yang begitu personal dan relevan dengan kehidupan urban masa kini.
Sebagai novel kesebelas Ika Natassa, "Satine" melanjutkan jejak karya-karyanya yang ikonis seperti "A Very Yuppy Wedding", "Divortiare", "Antologi Rasa", "Twivortiare", "Critical Eleven", "Susah Sinyal", hingga "The Architecture of Love", dan "Heartbreak Motel". Beberapa di antaranya telah diadaptasi menjadi film layar lebar dan mendapat apresiasi luas, termasuk nominasi di Festival Film Indonesia .
"Satine" mengisahkan pertemuan antara Satine Muchlis, seorang direktur bank yang sukses namun kesepian, dengan Ash Risjad, pria mapan yang juga merasakan kehampaan dalam hidupnya. Keduanya bertemu melalui biro jodoh dan memulai hubungan berdasarkan kontrak tanpa ikatan emosional.
Ika Natassa menggambarkan karakter Satine sebagai representasi perempuan modern yang mandiri namun menyimpan kerentanan. Satine adalah cerminan dari banyak perempuan yang berusaha menemukan cara untuk menjadi 'rapuh' di tengah kerasnya hidup.
Ash, di sisi lain, digambarkan sebagai pria yang rasional namun menyimpan luka masa lalu. Hubungan mereka berkembang dengan dinamika yang realistis, menggambarkan kompleksitas emosi dan ketakutan akan penolakan.
Narasi dalam "Satine" disampaikan melalui sudut pandang ganda, memungkinkan pembaca untuk memahami isi pikiran dan perasaan kedua tokoh utama. Pendekatan ini memperdalam pemahaman pembaca terhadap motivasi dan konflik internal yang mereka alami.
Tema kesepian menjadi benang merah dalam novel ini. Ika Natassa menyatakan bahwa kesepian adalah perasaan universal yang pernah dirasakan semua orang, dan melalui Satine, ia mengajak pembaca untuk merenungkan peran takdir dalam pertemuan dan perpisahan
Gaya penulisan Ika dalam "Satine" tetap mempertahankan ciri khasnya, narasi yang lugas, dialog yang cerdas, dan kutipan-kutipan yang menggugah. Hal ini membuat cerita mengalir dengan natural dan menyentuh emosi pembaca.
Meskipun berlatar belakang dunia perbankan dan kehidupan urban, "Satine" tidak hanya menyoroti aspek profesional, tetapi juga menggali sisi personal dan emosional dari karakter-karakternya, menjadikan cerita ini relatable bagi banyak pembaca.
Novel ini juga menampilkan dinamika hubungan yang berkembang dari kontrak menjadi sesuatu yang lebih dalam, menggambarkan bagaimana perasaan dapat tumbuh meskipun awalnya dibatasi oleh aturan yang ditetapkan sendiri.
Dalam proses pengembangan karakter, Ika berhasil menunjukkan transformasi Satine dari seorang perempuan yang tampak kuat menjadi seseorang yang berani menghadapi kerentanannya, mencerminkan perjalanan emosional yang autentik.
Ash juga mengalami perkembangan karakter yang signifikan, dari pria yang tertutup menjadi seseorang yang lebih terbuka terhadap perasaannya, menunjukkan bahwa penyembuhan dan pertumbuhan emosional adalah proses yang memerlukan keberanian.
Beberapa pembaca mencatat bahwa alur cerita di pertengahan novel terasa lambat, namun hal ini dapat dimaklumi mengingat fokus pada eksplorasi emosi dan dinamika karakter yang mendalam.
Novel ini tidak hanya menawarkan kisah cinta, tetapi juga mengajak pembaca untuk merenungkan pertanyaan-pertanyaan mendalam tentang kehidupan, takdir, dan bagaimana kita menghadapi kesepian dalam kehidupan modern.
Bagi penggemar karya-karya Ika Natassa, "Satine" menawarkan sesuatu yang familiar, tetapi tetap menyegarkan. Dengan gaya penulisan yang sudah matang dan kedalaman emosi yang lebih kaya, novel ini layak masuk dalam daftar bacaan wajib bagi pencinta fiksi romantis Indonesia.
Secara keseluruhan, "Satine" adalah karya yang menggugah hati, menggambarkan perjalanan emosional dua individu dalam menghadapi kesepian dan mencari makna dalam kehidupan. Dengan karakter yang kompleks dan narasi yang mendalam, novel ini layak menjadi bacaan bagi siapa saja yang mencari cerita yang menyentuh dan reflektif.
Identitas Buku
Judul: Satine
Penulis: Ika Natassa
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tanggal Terbit: 25 Desember 2025
Tebal: 330 Halaman
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
- 
                      
              Ulasan Novel Outlier: Penerimaan Diri di Tengah Luka Lama
- 
                      
              Ulasan Novel The Friend Zone: Pilihan Sulit Antara Cinta dan Mimpi
- 
                      
              Ulasan Novel Where Loyalty Lies: Perjalanan Menemukan Jati Diri
- 
                      
              Ulasan Novel Icing on the Murder: Rahasia Gelap di Balik Kue Pengantin
- 
                      
              Ulasan Novel Mrs Spy: Perempuan Biasa dengan Misi Mematikan
Artikel Terkait
- 
                
              Novel Out of My Heart, Perjalanan Melody Mencari Kebebasan dan Teman Sejati
- 
                
              Ulasan Buku Timun Jelita Volume 2: Suara Kecil yang Disimpan Diam-Diam
- 
                
              Hidup Lebih Bahagia dengan Berpikir Kritis Lewat Buku Makanya Mikir
- 
                
              Ulasan Novel Memories of a Name: Jejak Luka di Lorong SMA Polaris
- 
                
              Kisah Mang Adi dari Busa Pustaka: Melawan Ketimpangan Akses Terhadap Buku dan Literasi di Indonesia
Ulasan
- 
                      
              Bullying, Kasta Sosial, dan Anak Oknum dalam Manhwa Marked By King BS
- 
                      
              Party Tanpa Alkohol! Kafe Kopi Nurul Nopal Buktiin Seru Nggak Butuh Bir
- 
                      
              Pecah! Begini Keseruan Manhwa All I Want is A Dream Home Yang Amboi Banget!
- 
                      
              Review Film Air Mata di Ujung Sajadah 2: Sekuel yang Menguras Air Mata
- 
                      
              Review Film She Walks in Darkness: Misi Gelap di Balik Pengkhianatan
Terkini
- 
           
                            
                    
              4 Soothing Cream Centella Asiatica untuk Redakan Iritasi dan Cegah Breakout
- 
           
                            
                    
              4 Pelembab setelah Eksfoliasi untuk Kulit Lembap dan Skin Barrier Sehat!
- 
           
                            
                    
              Kesesatan Berpikir Generasi: Predikat Tak Harus Verba, Kenapa Kita Salah?
- 
           
                            
                    
              Aksi Nyata Sobat Bumi UNY, Wujud Kepedulian Mahasiswa untuk Desa dan Alam
- 
           
                            
                    
              Sea Games 2025: Tak Pasti Diperkuat Pemain Diaspora, Bagaimana Nasib Timnas Indonesia U-23?