Out of My Heart merupakan kelanjutan dari kisah Melody Brooks, karakter utama dalam novel Out of My Mind yang sebelumnya telah mencuri hati banyak pembaca.
Sharon M. Draper kembali membawakan perjalanan Melody, gadis cerdas dengan cerebral palsy yang menggunakan alat Medi-talker untuk berkomunikasi.
Jika di buku pertama kita melihat perjuangan Melody di lingkungan sekolah, kali ini kita diajak menyelami petualangan pribadi Melody di luar zona amannya, sebuah perkemahan musim panas khusus anak-anak berkebutuhan khusus.
Di usia yang bertambah dan keberanian yang makin besar, Melody memutuskan ingin merasakan pengalaman yang selama ini hanya bisa ia bayangkan.
Perkemahan musim panas menjadi pilihan Melody untuk membuktikan bahwa dirinya juga bisa berpetualang, berteman, dan menikmati berbagai kegiatan seru seperti anak-anak lain
Dalam kisah ini, Melody ingin melakukan berbagai macam kegiatan mulai dari menelusuri hutan, meluncur di zip line, hingga menunggang kuda.
Semua hal itu menjadi daftar keinginan Melody yang ingin ia wujudkan. Salah satu kelebihan novel ini ada pada penggambaran pengalaman pertama Melody. Draper menggambarkan setiap momen yang dimiliki Melody dengan detail dan penuh makna.
Misalnya keberanian Melody saat pertama kali menaiki zip line meski ketakutan, atau saat ia merasa diterima oleh teman-teman barunya.
Di sinilah bagian terbaik dari novel ini. Bagaimana penulis menunjukkan bahwa keterbatasan fisik tidak pernah bisa membatasi semangat dan rasa ingin tahu seseorang.
Novel Out of My Heartmemuat sejumlah pesan moral penting, mulai dari keberanian, penerimaan diri, hingga arti persahabatan yang tulus.
Nilai-nilai ini tersampaikan melalui perjalanan Melody dalam menghadapi ketakutannya dan membangun hubungan dengan orang-orang di sekitarnya.
Salah satu yang paling terasa adalah upaya penulis menggunakan gaya bahasa gaul kekinian dalam dialog dan narasi Melody yang sayangnya kurang natural dan terkadang justru menghambat alur.
Selain itu, penggunaan beberapa istilah dalam novel ini terasa kurang tepat, sehingga memengaruhi kelancaran alur cerita.
Di beberapa bagian, pembaca mungkin akan merasakan perubahan ritme yang kurang konsisten, terkadang berjalan lambat, di lain waktu terasa agak canggung dan kurang alami.
Munculnya beberapa tokoh baru di perkemahan seperti Athena juga membuat cerita menjadi lebih berwarna.
Athena adalah karakter yang mudah disukai, penuh semangat, dan menjadi teman pertama yang benar-benar memahami Melody di perkemahan.
Sayangnya, tidak semua karakter baru dikembangkan dengan baik. Beberapa karakter yang muncul terasa terlalu datar dan tidak memberikan kontribusi banyak dalam jalan cerita.
Meski beigitu, pesan tentang keberanian untuk keluar dari zona nyaman, arti persahabatan, dan rasa kekeluargaan dapat menjadi pembelajaran yang diambil oleh pembaca.
Hadirnya unsur-unsur petualangan serta kisah cinta pertama yang polos membuat cerita novel ini menjadi lebih manis, mengingat banyak adegan yang sejak awal memang penuh menguras emosi.
Salah satu kekuatan dari Out of My Heart juga terletak pada caranya menggambarkan dunia dari sudut pandang seseorang dengan disabilitas tanpa kesan menggurui atau memaksa.
Draper tetap konsisten mengajak pembaca untuk melihat Melody bukan sebagai anak yang dikasihani, melainkan sosok berjiwa bebas yang layak mendapat kesempatan yang sama.
Secara keseluruhan, Out of My Heart adalah sekuel yang menghibur dan menyentuh, meski tidak sekuat buku pertamanya.
Novel ini tetap layak dibaca terutama bagi mereka yang ingin memahami pentingnya inklusi dan keberanian menghadapi tantangan hidup.
Meskipun beberapa gaya bahasa dan pengembangan karakter masih perlu diperbaiki, kisah Melody kali ini tetap memegang hati pembaca dengan caranya sendiri.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
7 Our Family: Luka Keluarga dari Sudut Anak Paling Terlupakan
-
Belajar Self-Love dari Buku Korea 'Aku Nggak Baper, Kamu Yang Lebay'
-
Novel Stranger, Kisah Emosional Anak dan Ayah dari Dunia Kriminal
-
Potret Kekerasan Ibu-Anak dalam Novel 'Bunda, Aku Nggak Suka Dipukul'
-
Novel The Prodigy: Menemukan Diri di Tengah Sistem Sekolah yang Rumit
Artikel Terkait
-
Kisah di Balik #Bear4Love: Bagaimana Mainan Menginspirasi Seniman untuk Bantu Anak-Anak yang Sakit
-
Ulasan Buku Timun Jelita Volume 2: Suara Kecil yang Disimpan Diam-Diam
-
Hidup Lebih Bahagia dengan Berpikir Kritis Lewat Buku Makanya Mikir
-
Dedi Mulyadi Siapkan Pelatihan Militer Ala China Untuk Remaja Nakal di Depok Mulai Mei
-
Ulasan Novel Memories of a Name: Jejak Luka di Lorong SMA Polaris
Ulasan
-
Review Drama Korea Heroes Next Door: Kisah Para Pahlawan dari Rumah Sebelah
-
5 Fakta Menarik Novel Animal Farm Jelang Adaptasi Film di Tahun 2026
-
Aleppo: Suara Jujur dari Pinggiran yang Menolak Diam
-
Saat Komedi Menjadi Cermin: Agak Laen 2 Menyala Pantiku dan Ketidakpercayaan pada Pejabat
-
Review Silent Zone: Survival Zombie Tergila dan Penuh Emosi di 2025
Terkini
-
Intip Teaser Perdana Disclosure Day, Film Sci-fi Terbaru Steven Spielberg
-
Menyambut Natal Lebih Bijak, Ini Cara Merayakan secara Ramah Lingkungan
-
Saat Waktu Seolah Berhenti di Kasembon, Mengapa Malam Terasa Begitu Lama?
-
Persiapan Buruk, Pergerakan Melenceng: Kritik Keras untuk Timnas Indonesia U-22
-
5 Tanaman Bunga yang Tidak Butuh Sinar Matahari, Cocok untuk Ruangan Indoor