Pada April 2025 lalu, novel Rumah untuk Alie ini telah diangkat ke layar lebar. Disutradarai oleh Herwin Novianto film ini langsung menjadi salah satu tontonan paling emosional di ruang bioskop.
Novel Rumah untuk Alie yang ditulis oleh Lenn Liu ini merupakan karya yang mengangkat tema keluarga. Dikisahkan, seorang gadis bernama Alie Ishala Samantha yang usianya baru beranjak 16 tahun harus menghadapi cobaan berat. Ia dituduh sebagai penyebab kematian ibunya, Bunda Gianla, lima tahun yang lalu, hingga ia dipanggil "pembunuh" oleh saudara-saudaranya.
Tuduhan tersebut lantas mengubah hidup Alie secara drastis. Semula penuh cinta kasih sayang berubah menjadi bergelimang benci dan hinaan. Ujaran benci dan lontaran kata-kata kasar yang menyayat hati Alie itu diucapkan oleh ayah beserta keempat kakaknya: Sadipta, Rendra, Samuel, dan Natta.
Cerita dimulai saat keluarga Alie pulang liburan dari pantai. Ketika itu secara sembrono Alie berlari menyeberang jalan yang sesak dengan kendaraan melaju kencang. Gara-gara itu Alie tidak melihat mobil yang tengah melaju ke arahnya. Tubuhnya mematung, syok, dan akhirnya bundanya mendorong Alie ke arah depan. Alhasil, bundanya terpelanting karena benturan yang lumayan hebat.
Kepala bundanya terantuk trotoar di bahu jalan, sementara beberapa bagian tubuhnya lebam dan lecet. Beberapa rusuk di dadanya patah sebab kecelakaan yang tidak terelakkan tersebut. Alie baru sadar apa yang telah terjadi dan kenyataan itu menghancurkan hatinya, karena selain ia kehilangan bundanya tersayang, ia juga mendapat sebutan yang terus melekat pada dirinya sepanjang hidup, yakni seorang pembunuh.
"BUNDAAA!"
"BANGUN BUNDA! BANGUN!"
Seketika, suara teriakan nyaring yang semakin mendekat, membuat lamunan Alie teralihkan. Pandangannya nanar, menatap empat anak laki-laki yang kini berlari dan mengerumuni bundanya. Setelah itu, matanya menatap sang ayah yang menangis tersedu-sedu. Alie mematung. Tak bicara, tak berkedip, tak bergerak, hanya air mata yang keluar begitu saja tanpa diperintahkan.
Sadipta, salah satu dari empat anak laki-laki itu, mengangkat kepala dan menatapnya dengan sorot kebencian yang tak terbantahkan.
"BUNDA CELAKA GARA-GARA KAMU!" teriak Sadipta emosi.
"PEMBUNUH! ALIE PEMBUNUH!"
Pembunuh?
Air mata Alie seketika menetes. Dia tidak terisak, tapi detak jantungnya berdegup hebat. Dia tak membayangkan jika kejadian beberapa menit lalu akan membawa pengaruh terhadap dirinya pada masa depan. (Halaman 7).
Pasca kematian ibunya, Alie tidak hanya kehilangan sosok penting dalam hidupnya, namun ia juga kehilangan cinta dan dukungan dari keluarganya. Ayah beserta kakak-kakaknya yang dulu menyayanginya kini berbalik memusuhi dan menyebutnya "pembunuh." Bahkan, kerapkali mereka juga melakukan kekerasan, baik fisik maupun mental terhadap Alie. Sontak, rumahnya yang dulu seolah surga dunia, berbalik bak neraka.
Setiap pagi, dengan mengenakan seragam sekolahnya dengan rapi, Alie tampak selalu terduduk diam di pinggir ranjangnya. Alih-alih berdandan, atau menyiapkan keperluan sekolah, cewek itu justru hanya terdiam. Seperti biasa, Alie mengawali harinya dengan sebuah lamunan, juga dengan kebisingan dalam kepalanya.
Kamarnya yang bernuansa putih dan biru muda, tak mampu menenangkan dan mendamaikan hatinya. Cahaya matahari yang masuk melalui jendela yang terbuka, serta kicauan burung yang juga terdengar, tak sanggup membuat pikirannya tenang. Banyak hal yang berkecamuk di dalam isi kepala Alie. Secara fisik ia melamun, tetapi isi kepalanya bertarung. Hidup Alie semakin mengkhawatirkan. Semakin lama, ia kehabisan semangat untuk menjalani hari-harinya.
Lewat novel ini, Lenn Liu berhasil membuat pembaca terbawa dalam emosi Alie dan merasakan penderitaannya. Kendatipun demikian, dalam hati terasa kecewa dengan karakter keluarga Alie yang sangat kejam dan tidak bisa menerima kenyataan bahwa kematian Bunda Gianla merupakan jalan takdir, bukan murni kesalahan Alie.
Selebihnya, novel ini tidak hanya menyajikan kisah menyentuh tentang perjuangan seorang gadis belia, namun juga memberikan pelajaran berharga mengenai pentingnya kasih sayang dan dukungan dalam kehidupan keluarga.
Selamat membaca!
Identitas Buku
Judul: Rumah untuk Alie
Penulis: Lenn Liu
Penerbit: Tekad Media Cakrawala
Cetakan: II, Februari 2024
Tebal: 262 Halaman
ISBN: 978-623-09-7961-3
Baca Juga
-
Vivo V60 Resmi Rilis, Andalkan Kamera Telefoto ZEISS dan Snapdragon 7 Gen 4
-
Review Buku Indonesia Merdeka, Akhir Agustus 2025 Benarkah Sudah Merdeka?
-
Samsung Segera Kenalkan Galaxy S25 FE, Dibekali Prosesor Exynos 2400 dan CPU 10 Core
-
Vivo X Fold 5 Resmi Masuk Indonesia, HP Lipat dengan Durabilitas Tinggi serta Engsel Kuat dari Baja
-
Menganalisis Ideologi Negara dalam Buku Ragam Tulisan Tentang Pancasila
Artikel Terkait
Ulasan
-
Ulasan Buku Kepada yang Patah: Pulih terhadap Luka yang Ditinggalkan
-
Like A Rolling Stone (2024): Sebuah Refleksi untuk Kaum Perempuan
-
Apakah Sahabat Bisa Jadi Cinta? Jawaban Umi Astuti dalam To Be Loved Up
-
Novel Yujin, Yujin Resmi Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia: Kenapa Harus Baca?
-
'INSIDE OUT' oleh DAY6: Keberanian Ungkapkan Cinta yang Lama Terpendam
Terkini
-
Solusi dari Sri Sultan Soal Ratusan Anak di Jogja Keracunan MBG: Perbanyak Juru Masak!
-
Pilu, Anak Kedua Riza Shahab Wafat di Usia Belum Genap Sebulan
-
4 Toner dengan Eggplant Kaya Vitamin E, Hempas Flek Hitam & Bekas Jerawat
-
Trio Timnas Indonesia Berduel di Liga Thailand, Siapa yang Paling Mentereng?
-
26 Tahun Berlalu, Wajah Jun Ji Hyun Gak Berubah: Netizen Sebut Dia 'Vampir'