Ada kalanya kita menonton film bukan hanya untuk mencari hiburan, tapi juga buat merasakan kehangatan yang tulus, seperti diselimuti cerita yang memahami betapa rumit, lucu, sekaligus indahnya kehidupan ini. Itulah yang terasa saat nonton Film A Nice Indian Boy, komedi romantis terbaru dari Sutradara Roshan Sethi yang diproduksi Levantine Films dan Wayfarer Studios.
Film berdurasi ±96 menit ini tayang perdana pada 12 Maret di SXSW Film Festival dan dibintangi jajaran aktor yang masing-masing punya pesona unik serta chemistry kuat yang membuat kisah ini terasa hidup lho, di antaranya:
- Karan Soni
- Jonathan Groff
- Sunita Mani
- Zarna Garg
- Harish Patel
- Sachin Sahel
- Dan masih banyak pendukung lainnya
Sekilas tentang Film A Nice Indian Boy
‘A Nice Indian Boy’ mengisahkan Naveen Gavaskar (Karan Soni), pria India-Amerika yang hidup dalam bayang-bayang ekspektasi keluarganya.
Saat kakaknya, Arundhathi (Sunita Mani), menikah dengan Manish (Sachin Sahel) lewat perjodohan modern yang sukses, tekanan untuk "menyusul" terasa semakin berat bagi Naveen, meskipun semua orang tahu dirinya tuh gay.
Dalam budaya keluarganya, membicarakan perasaan bukanlah hal yang biasa. Apalagi soal cinta. Jadi ketika Naveen jatuh hati pada Jay Kurundkar (Jonathan Groff), si fotografer berkulit putih dan berjiwa bebas yang diadopsi sama pasangan India setelah bertahun-tahun di panti asuhan, hubungan mereka pun berjalan di antara banyak ketidakpastian.
Jay, yang sangat bangga mencintai identitas India-nya, ingin hubungan mereka terbuka. Namun Naveen, yang masih dihantui rasa takut, ragu untuk memperkenalkan Jay kepada keluarganya.
Cerita mereka membawa kita pada perjalanan emosional tentang keberanian mencintai, menerima diri sendiri, serta menemukan makna keluarga yang sebenarnya.
Kisah cintanya berat banget kalau ada di sini. Ups.
Impresi Selepas Nonton Film A Nice Indian Boy
Sejak adegan pembuka di pesta pernikahan Arundhathi dan Manish, aku sudah bisa merasakan atmosfer film ini yang hangat. Dalam hiruk-pikuk tamu yang menari dan keluarga yang bercanda, fokus kamera beralih pada Naveen yang duduk canggung sendirian, disoraki, "kamu berikutnya!" Sama kerabat-kerabatnya. Ya, itu memang potret kecil yang sangat manusiawi, jenaka, tapi juga menyedihkan.
Aku suka bagaimana film ini membingkai kisahnya. Nggak buru-buru, nggak bombastis, tapi penuh perhatian pada detail-detail kecil yang membentuk kepribadian para karakternya.
Pertemuan pertama Naveen dan Jay di kuil terasa seperti adegan komedi romantis klasik yang segar dan mendalam. Dengan hanya kilatan kamera dan bahasa tubuh canggung, chemistry antara Soni dan Groff sudah sangat terasa. Rasanya seperti menonton dua orang yang sama-sama nggak tahu cara bermain di arena percintaan. Dan itulah yang membuat hubungan mereka terasa nyata dan menggemaskan bagiku.
Nah, yang membuat Film A Nice Indian Boy berbeda dari banyak rom-com lain adalah naskahnya. Penulis Eric Randall dan Madhuri Shekar nggak memilih jalan pintas dengan montase klise pasangan berlarian di taman atau berpiknik di padang rumput sambil diiringi lagu pop. Mereka ngasih kita dialog-dialog yang terkesan real, percakapan yang memperlihatkan siapa karakter-karakter ini sebenarnya, perihal ketakutan mereka, impian, dan luka-luka yang nggak selalu bisa sembuh dengan cepat.
Aku juga terkesan bagaimana film ini menangani identitas budaya tanpa terkesan menggurui. Jay, meskipun bukan keturunan India secara biologis, sangat mencintai budaya India, bahkan (mungkin) lebih dari Naveen sendiri. Konflik tentang rasa memiliki ini menjadi salah satu lapisan emosional yang memperkaya cerita mereka.
Ada satu kutipan dari Jay yang menurutku merangkum inti dari film ini:
"Aku nggak mau hubungan ini seperti dua orang yang sendirian, saling berpegangan seperti perahu karet yang hanyut. Aku ingin sesuatu yang lebih. Misal merasa seperti rumah sendiri, dan rasa menjadi bagian rumah itu" (Kurang lebihnya begitu ya, Sobat Yoursay).
Jika kamu sedang mencari film yang ringan, bermakna, menghangatkan hati tanpa terasa dibuat-buat, maka Filmnya A Nice Indian Boy pilihan yang sangat tepat. (Buat yang suka kisah-kisah bromance). Sekian ya, dan selamat nonton.
Skor: 4/5
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Rose BLACKPINK Angkat Tema Cinta Berlebihan dalam Lagu Messy, OST Film F1
-
Review Film Tabayyun: Menggali Luka, Mencari Cinta, dan Menerima Takdir
-
3 Film Final Destination Wajib Ditonton Sebelum Bloodlines, Tayang 14 Mei!
-
5 Karakter Utama dalam Film My Daughter is a Zombie yang Dibintangi Jo Jung Suk
-
Review Film 47 Meters Down: Perjuangan Menyelamatkan Diri dari Serangan Hiu
Ulasan
-
Plot Twist Ngeri, dan Kesetiaan dalam Novel Mawar Merah: Metamorfosis
-
Review Film Sound of Falling: Horor Empat Zaman di Rumah Tua
-
Ulasan Novel We All Live Here: Mengurai Luka Lama Dalam Rumah Sendiri
-
Problematika Remaja dalam Bingkai Sepak Bola di Novel Bandar Bola, Cuy!
-
Ulasan Novel Rose in Chains: Intrik Politik dan Romansa di Dunia Magis
Terkini
-
Jolly Roger Serial One Piece Jadi Peringatan Kesekian untuk Pemerintah
-
Ada Our Golden Days, Ini 5 Drama Korea Komedi Keluarga Terbaru Tayang 2025
-
Fotografer Belum Bisa Buat Video, Tapi Videografer Jago Motret: Mengapa?
-
Pentingnya Menjaga Mental dan Saling Menguatkan dalam Menanti Buah Hati
-
Gabung Sassuolo, Ini 3 Nama Saingan Kapten Timnas Indonesia, Jay Idzes