Di sebuah mansion mewah yang terletak di puncak gunung bersalju, empat pria dewasa lagi sibuk main poker, konsumsi molly, dan berdiskusi soal rencana mengambil alih negara. Sementara itu, air di rumah mereka berhenti mengalir. Bukan karena bencana besar, tapi karena mereka terlalu sibuk dengan ego dan omong kosong mereka sendiri untuk menyadarinya.
Itulah dunia dalam ‘Mountainhead’, film satir besutan Jesse Armstrong, kreator dari Series Succession, yang sekali lagi membuktikan kalau orang-orang ‘pintar’ kadang bisa jadi begitu bodoh saat dikelilingi kekuasaan dan kekayaan.
Dibintangi Steve Carell, Jason Schwartzman, Cory Michael Smith, dan Ramy Youssef, film ini sudah tayang di HBO dan Max sejak 31 Mei 2025.
Bercerita tentang apa sih filmnya? Yuk kepoin bareng!
Sekilas tentang Film Mountainhead
Film ini mengambil latar di sebuah mansion megah yang terletak di puncak gunung, entah di mana, tapi lokasi syutingnya di Park City, Utah.
Di sana, empat pria dewasa berkumpul, tapi jangan bayangkan mereka seperti bos teknologi yang serius dan matang. Mereka ini justru seperti bocah-bocah yang terjebak di tubuh orang dewasa yang sibuk dengan ego dan ambisi, tapi sebenarnya salah kaprah tentang banyak hal.
Steve Carell berperan sebagai Randall, si venture capitalist yang sombong dan tinggi hati, sampai-sampai dia meremehkan dokter yang memberinya kabar buruk dengan menyebut sang dokter ‘bego’.
Lalu ada Jason Schwartzman yang memerankan Hugo Van Alk, si pembuat aplikasi meditasi yang belum berhasil menjadi miliarder sejati sehingga dia dijuluki ‘Soups’ sama teman-temannya, karena kekayaannya baru cukup buat ‘dapur umum’.
Kemudian ada Cory Michael Smith menjadi Venis, seorang raja media sosial Traam (medsos fiktif ya) yang kaku dan nggak lucu, tapi suka tertawa sendiri. Terakhir, Ramy Youssef berperan sebagai Jeffrey (Jeff), satu-satunya orang yang tampak punya nalar sehat dan nilai kemanusiaan, yang akhirnya dianggap ancaman sama yang lainnya.
Jadi mereka sebenarnya mau ngapain? Detail selengkapnya Sobat Yoursay wajib nonton karena sayang banget buat dispoiler! Lalu bagaimana dengan pengalaman nontonku? Sini kepoin bareng!
Impresi Selepas Nonton Film Mountainhead
Ketika aku nonton ‘Mountainhead’, aku langsung teringat pada momen Film Succession ketika Logan Roy berkata ke anak-anaknya, “I love you, but you are not serious people.” Bedanya, di film ini aku merasa orang-orang yang dulu dianggap serius itu sudah pergi entah ke mana, digantikan sosok-sosok seperti Randall, Venis, Hugo, dan Sam yang malah asyik main sambil mengabaikan krisis besar yang melanda dunia.
Yang paling menarik buat aku adalah bagaimana film ini menggambarkan para ‘futurist’ ini sebagai sosok yang terlalu sibuk dengan ambisi dan profit mereka sendiri sehingga gagal memahami bahaya nyata yang sedang terjadi.
Ketika air di mansion mereka tiba-tiba berhenti mengalir, bukannya turun tangan memeriksa, mereka malah sibuk dengan ponsel dan diskusi soal rencana bisnis ambisius, termasuk ide Hugo buat mengambil alih bagian negara di Amerika Selatan!
Aku merasa itu satire tajam yang menunjukkan bagaimana para penguasa teknologi di dunia nyata pun seringkali kehilangan empati.
‘Mountainhead’ jelas bukan film komedi biasa. Film ini ibarat kritik pedas dan jenaka tentang bagaimana para penguasa teknologi dan miliarder masa kini seringkali kehilangan arah dan empati. Di tengah kekacauan dunia yang mereka bantu ciptakan, mereka malah sibuk membicarakan bagaimana cara mengambil keuntungan dari kehancuran itu.
Jesse Armstrong memang piawai mengemas cerita ini lewat dialog dan karakter yang kompleks, yang membuat aku tertawa sekaligus ‘mikir’.
Nah, kalau Sobat Yoursay suka film komedi satir yang juga menyelipkan pesan sosial, ‘Mountainhead’ bisa masuk daftar tontonmu.
Skor: 3,5/5
Baca Juga
-
Review Film Terrestrial Verses: Kritik yang Begitu Menampar dalam Diamnya
-
Review The Mortician: Dokumenter tentang Mayat yang Dianggap Rongsokan
-
Review Film Robot Riot: Perang Futuristik yang Gagal Total?
-
Review Film Jane Austen Wrecked My Life: Saat Terlalu Nyaman dalam Fiksi
-
Review Film Fallen Leaves: Dua Orang Biasa yang Cuma Mau Bahagia
Artikel Terkait
-
Jumbo Meledak! Pecahkan Rekor Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa
-
Review Film Bring Her Back: Teror Mengendap di Balik Senyum Ibu Asuh
-
Netflix Bagikan Teaser Film Frankenstein, Siap Tayang November 2025
-
Jumbo Resmi Salip KKN di Desa Penari, SimpleMan Unggah Gambar Ilustrasi Badarawuhi dan Don
-
5 Mobil Bekas Murah Seharga iPhone 15 Pro Max, Tetap Nyaman Meski Sudah Tak Zaman
Ulasan
-
Ulasan Novel The Book of Doors: Buku Ajaib yang Membuka Pintu ke Dunia Lain
-
Review Novel Astravalor Princess: Saat Dunia Nyata dan Astral Tak Ada Batas
-
BOYNEXTDOOR 123-78: Lirik Patah Hati dalam Nada Candu yang Viral di TikTok
-
Review Film Uglies: Ketika Kecantikan Jadi Alat Kontrol Pemerintah
-
Review Film Terrestrial Verses: Kritik yang Begitu Menampar dalam Diamnya
Terkini
-
A Thousand Reasons oleh Haechan NCT: Seribu Alasan Menyukai Seseorang
-
Jika Paksakan Main Mata, Bahrain dan Arab Saudi Justru Bakal Untungkan Langkah Timnas Indonesia
-
Tecno Pova Curve 5G Meluncur, Hadirkan Layar Melengkung Elegan dan Bodi Ramping
-
Timnas Indonesia, Laga Kontra China dan Kans Besar Berakhirnya Rekor Buruk Selama 38 Tahun
-
MateBook Fold Resmi Dirilis, Laptop Layar Lipat Pertama Huawei Usung HarmonyOS Pengganti Windows