Di tengah hiruk pikuk film-film Cannes yang kadang terasa terlalu eksperimental, ‘Fallen Leaves’ yang tayang di KlikFilm malah kayak secangkir teh hangat di sore musim hujan. Manis, sederhana, dan mengendap lama di ingatan setelah kredit terakhir.
Film besutan Sutradara Aki Kaurismäki asal Finlandia ini, sekali lagi membuktikan, kisah cinta yang sederhana bisa lebih menggoda ketimbang drama penuh amarah atau aksi yang meledak-ledak.
Film Fallen Leaves diproduksi Sputnik Oy dan Bufo (Finlandia), bekerja sama dengan Pandora Film (Jerman), dan dibintangi Alma Pöysti sebagai Ansa dan Jussi Vatanen sebagai Holappa, dengan penampilan singkat dari Sakari Kuosmanen, aktor langganan Aki Kaurismäki.
Sekilas tentang Film Fallen Leaves
Bercerita tentang Ansa, perempuan yang bekerja di supermarket dengan sistem kontrak nol jam—praktik kerja yang kejam dan tanpa kepastian.
Tugasnya nggak cuma menata rak atau melayani pelanggan, tapi juga membuang makanan yang ‘masih layak’ konsumsi. Suatu ketika, Ansa ketahuan memberi makanan kedaluwarsa pada tunawisma, Ansa pun kehilangan pekerjaannya.
Di sisi lain, ada Holappa. Pekerja konstruksi pendiam yang bergumul dengan kecanduan alkohol.
Dunia mereka memang berbeda, tapi pada kesempatan tertentu, kehidupan mereka tampak beririsan di sebuah karaoke bar, tempat kesepian dan harapan diam-diam saling menyapa.
Pertemuan mereka bukan cinta pada pandangan pertama yang penuh dentuman musik romantis, tapi lebih seperti percikan kecil yang perlahan menyala. Mereka pada akhirnya pergi berkencan, menonton film lama bersama, dan merangkai hubungan yang terasa seperti selimut tipis di malam dingin. Nggak sempurna, tapi menghangatkan.
Namun, seperti kisah cinta di dunia nyata, nggak semua berjalan mulus. Holappa punya sisi gelap yang muncul saat dia mabuk (jadi pemarah dan tertutup) dan hal demikian membuat hubungan mereka nyaris kandas.
Di tengah hubungan yang ragu-ragu itu, Ansa juga memungut seekor anjing liar.
Dan di titik itulah kisah keduanya mencoba mengetuk hati penonton, terkait bagaimana menggambarkan dua manusia yang ingin saling menyembuhkan, meski mereka sama-sama rusak.
Lalu bagaimana dengan pengalaman nonton film ini? Sini merapat dan kepoin terus!
Impresi Selepas Nonton Film Fallen Leaves
Aku lho ngerasa pas nonton Film Fallen Leaves kayak film yang keluar dari mesin waktu. Nggak ada smartphone, nggak ada internet, bahkan televisi pun nyaris nggak muncul. Meskipun kalender di film menunjukkan tahun 2024, segala hal di sekitarnya terasa seperti era 60-an: radio tua, bioskop lawas, dan lampu bar yang remang-remang.
Di situlah keajaibannya. Setting ini justru membuat ceritanya terasa lebih universal dan abadi. Seakan-akan cinta dan kesepian memang nggak kenal zaman. Dan aku nggak merasa terbebani dengan latar waktu yang bias.
Film juga menyelipkan komentar politik secara halus tapi tegas. Setiap kali karakter menyalakan radio, aku disuguhi kabar tentang invasi Rusia ke Ukraina. Ibarat pengingat sunyi dalam film, meski kisah cinta mereka tuh kecil, dunia di sekelilingnya sedang dalam keadaan genting.
Aku mengakui, jarang sekali merasa sedekat ini dengan karakter-karakter film. Ansa dan Holappa bukan pahlawan atau pecundang. Mereka hanya orang biasa yang lelah, tapi masih menyimpan setitik harapan. Dialog mereka singkat, kadang canggung, tapi justru di situ letak kejujurannya.
‘Fallen Leaves’ adalah salah satu film yang membuatku ingin memeluk seseorang setelah kelar nonton. Bukan karena sedih, tapi karena bahagia bisa menyaksikan sesuatu yang begitu tulus.
Dengan segala kesederhanaannya, film ini jadi salah satu pengalaman sinematik paling menyentuh yang kutemui belakangan ini. Tontonlah mumpung masih ada di KlikFilm.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Lagi Viral! Dirty Vote II o3 Rilis di YouTube dan Bongkar Oligarki
-
Review Film Good News: Lucu, Getir, dan Terlalu Jujur
-
Film Jangan Panggil Mama Kafir, Bikin Mikir Beratnya Cinta Lintas Agama
-
Mengejutkan! Rachel Amanda Stand-Up dalam Film Suka Duka Tawa
-
Review Film Vicious: Saat Kesunyian Membunuhmu Perlahan
Artikel Terkait
-
Teror The Grabber Belum Berakhir, Intip Trailer Perdana Film Black Phone 2
-
6 Film Indonesia Tanpa Reza Rahadian yang Tayang Juni 2025 di Netflix
-
Lutesha Bertato Hingga Pakai Tindik Demi Jadi Antagonis di Film Sampai Jumpa, Selamat Tinggal
-
JAFF Market Tahun Kedua Segera Dibuka sebagai Pasar Strategis Perfilman Indonesia
-
Pesan Haru Ryan Adriandhy ke Angga Dwimas Sasongko Usai Jumbo Meroket
Ulasan
-
Novel Turning Seventeen: Kehidupan Remaja yang Kompleks dan Penuh Rahasia
-
Ulasan Buku Timeboxing: Atur Waktu di Era Digital Biar Hidup Nggak Chaos
-
Rumah Rindu: Saat Hati Perempuan Menjadi Medan Pertarungan Moral
-
Merasa Lelah? 4 Buku Kesehatan Mental Ini Siap Temani Kamu Pulihkan Diri
-
Review Film Good News: Lucu, Getir, dan Terlalu Jujur
Terkini
-
Mata Lelah Gara-gara Layar? Ini 6 Jurus Sakti Biar Gak Cepat Rusak
-
4 Serum Retinal Lokal yang Efektif Haluskan Tekstur Kulit dan Lawan Kerutan
-
Erick Thohir dan Shin Tae-yong Kembali Saling Follow, Hubungan Membaik?
-
Laundry Majapahit: Tradisi Jadi Modal Ekonomi Kreatif Baru
-
Shin Tae-yong Ungkap Peluang Kembali Nakhodai Timnas Indonesia, Bersedia?