Jadi tamu undangan buat menginap gratis di motel angker, yang dulunya jadi lokasi pembunuhan brutal, tapi kini dijadikan destinasi wisata horor bertema true crime, tentunya butuh adrenalin di atas rata-rata. Menariknya, kamu nggak sendiri, tapi bersama para influencer yang juga ‘sama-sama’ terobsesi dengan cerita-cerita kelam. Awalnya terdengar seru, kan? Namun, semuanya berubah jadi mimpi buruk.
Disutradarai Adam MacDonald dan diproduksi Shudder serta Blue Ice Pictures, ‘Hell Motel’ merupakan series horor Kanada terbaru dari dua kreator yang sebelumnya membesut Series Slasher, yakni Aaron Martin dan Ian Carpenter.
Series ini sudah tayang sejak 17 Juni di AMC+ sepanjang delapan episode dan mengusung format whodunnit berdarah ala Agatha Christie, tapi dengan bumbu berupa komentar satir tentang budaya selebritas, obsesi masyarakat pada konten kriminal.
Sekilas tentang Series Hell Motel
Tiga puluh tahun lalu, di Cold River Motel, sepasang kekasih dibantai sama pembunuh bertopeng dengan ritual satanis.
Peristiwanya jadi legenda kelam dan tetap hidup di jagat true crime. Kini, motel itu dibuka kembali sama pasangan Ruby (Brynn Godenir) dan Portia (Michelle Nolden), yang mengubahnya menjadi tempat wisata horor kekinian. Mereka mengundang sepuluh influencer horor untuk menginap dan mempromosikan pembukaan perdana motel tersebut.
Para tamunya terdiri dari karakter-karakter nyentrik lho, di antaranya:
- Eric McCormack sebagai Hemingway, chef flamboyan yang menyajikan daging kambing berbentuk mayat untuk makan malam pembuka
- Atticus Mitchell sebagai Blake, penulis novel kriminal dan penyintas pembunuhan massal
- Shaun Benson sebagai Crow, medium palsu yang bergaya nyentrik ala pesulap
- Paula Brancati sebagai Paige, aktris horor yang trauma karena selalu jadi korban
- Genevieve DeGraves sebagai Adriana, hybristophiliac (penyuka penjahat) yang cari pasangan psikopat barunya
- Jim Watson sebagai Andy, akademisi true crime yang terlalu serius
- Emmanuel Kabongo sebagai Kanawayan, seniman visual pendiam
- Dan beberapa lainnya yang sama-sama memiliki obsesi aneh terkait kriminalitas
Pada malam pertama, badai besar datang, dan dua tamu yang nggak diundang (diperankan Yanna McIntosh dan Gray Powell) mencari perlindungan.
Namun begitu malam merayap, si pembunuh bertopeng kembali dan mulai membantai satu per satu tamu yang terjebak di sana. Dalam sekejap, suasana berubah dari promosi motel jadi permainan Among Us versi berdarah.
Ih, ngeri banget deh! Tapi ….
Impresi Selepas Nonton Series Hell Motel
Awalnya aku cukup antusias saat nonton Series Hell Motel. Premisnya kuat, suasananya creepy tapi masih menyisakan ruang buat sentuhan dark comedy-nya, dan para karakternya cukup menjanjikan untuk jadi karnaval eksentrik yang berdarah.
Bahkan di awal, aku sempat membayangkan ini akan jadi semacam Film The Menu ketemu Film Knives Out, dengan vibe Film Clue versi zaman sekarang. Eh, sayangnya, harapanku hanya sebatas itu. Salah satu kekeliruannya terkait tone cerita yang berubah-ubah.
Episode pertama menyuguhkan komedi satir yang tajam. Misalnya, adegan makan malam yang benar-benar konyol tapi menyeramkan. Namun begitu pembunuhan pertama terjadi, series ini berubah jadi terlalu serius. Padahal, dengan karakter-karakter yang begitu absurd, potensi untuk bermain-main dengan humor gelap sangat besar. Sayangnya, kesempatan itu dilewatkan.
Series ini memang mencoba menggali latar belakang para karakternya. Hanya saja, yang bikin frustrasi tuh, saat ada karakter yang baru diperjelas masa lalunya malah langsung mati nggak lama setelahnya. Jadi, alih-alih menambah kedalaman, narasinya malah terasa sia-sia dan melelahkan.
Masalah lainnya, nggak ada tokoh utama yang cukup kuat untuk jadi poros cerita. Satu-satunya yang nyaris berhasil adalah karakter Paige, yang diperankan dengan baik sama Paula Brancati. Di awal, dia seperti disiapkan jadi ‘final girl’ yang tangguh, tapi entah kenapa, naskah nggak memberinya ruang yang cukup untuk berkembang.
Series ini jadi terasa terombang-ambing, tanpa ada karakter yang benar-benar bisa diriku dukung dari awal hingga akhir.
Namun bukan berarti semuanya buruk. Ada satu hal yang kece kok. Adegan-adegan pembunuhan disajikan dengan efek praktikal yang memuaskan. Darah, luka, dan cara mati yang mengerikan semuanya terasa ‘kasar’ (realistis), cocok dengan nuansa slasher klasik.
Sayangnya, makin lama, aku bisa merasakan ceritanya terlalu panjang untuk materi sekecil ini. Dengan delapan episode berdurasi penuh, ‘Hell Motel’ mulai terasa repetitif dan kehilangan intensitasnya. Aku rasa series ini akan jauh lebih efektif kalau disajikan dalam bentuk film berdurasi dua jam atau mini-series dengan episode lebih pendek (mungkin 22-30 menit per episode). Karena di paruh kedua, alur mulai tersendat, dan tegangannya nggak lagi konsisten.
Apakah ini tontonan yang jelek? Nggak juga. Apakah mencapai potensi terbaiknya? Sayangnya, nggak! Kalau mau nonton pun, nggak apa-apa kok. Selamat nonton ya.
Skor: 2/5
Baca Juga
-
Film Mission Impossible - The Final Reckoning Pecahkan Rekor Box Office!
-
Review Film Ejen Ali the Movie 2 - Misi Satria: Ketika AI Mulai Mengancam
-
Lucu Abis, Ini Review Film Found Footage yang Angkat Kekacauan Syuting demi Bigfoot
-
Review Film F1 the Movie: Drama Balap Spektakuler, Macho, dan Penuh Gaya
-
Review Film M3GAN 2.0: Boneka AI Kembali Hidup, Waralaba Jadi Makin Gila!
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Mawar tak Berduri: Pembunuhan Dua Perempuan di Maidensford
-
Ulasan Novel A Pocket Full of Rye: Pengkhianatan dan Keserakahan Keluarga
-
Ulasan Novel Towards Zero: Misteri Pembunuhan di Gull's Point
-
Ulasan Film Crooked House, Ungkap Misteri Pembunuhan Konglomerat Inggris
-
Ulasan Novel Lalu Semuanya Lenyap, Misteri dengan Plot Twist Mencengangkan!
Ulasan
-
Jajanan Zenitendo Dicuri Orang? Kelanjutan Toko Jajanan Ajaib Zenitendo 5
-
BOYNEXTDOOR di Lagu Step By Step: Kenangan, Cinta, dan Musim Panas
-
Ulasan Buku A Cup of Soul: Langkah Sederhana untuk Mencintai Diri Sendiri
-
Adu Jajanan Ajaib! Zenitendo vs Tatarimedo di Toko Jajanan Ajaib Zenitendo 4
-
TWICE di Lagu 'BDZ': Cinta Harus Diungkapkan, Bukan Disimpan Dalam Diam
Terkini
-
Sinopsis Thug Life, Film India Dibintangi Kamal Haasan dan Silambarasan TR
-
Sempat Jadi Figuran, Brad Pitt Nyaris Diusir dari Lokasi Syuting Karena Ini
-
Media Asing Soroti Penurunan Karir Pemain Naturalisasi di Timnas Indonesia
-
Sinopsis Film Kapkapiii, Dibintangi Shreyas Talpade dan Tusshar Kapoor
-
Film Mission Impossible - The Final Reckoning Pecahkan Rekor Box Office!