Apa jadinya ketika undangan untuk mengisi liburan musim panas malah menjadi sebuah tragedi yang nahas? Hal itulah yang kemudian terjadi pada sepuluh orang yang berada di sebuah rumah mewah yang ada di kawasan pulau terpencil yang mereka sebut sebagai Pulau Indian.
Atas undangan dari seseorang yang mengaku bernama Mr. dan Mrs. Owen, kesepuluh orang yang terdiri atas Marston, Mr. Rogers, Mrs. Rogers, Jenderal MacArthur, Emily Brent, Wargrave, dr. Armstrong, Blore, Lombard, dan Vera dipertemukan dalam rumah mewah tersebut.
Mereka tidak saling kenal satu sama lain. Begitupun dengan identitas dari keluarga Owen. Yang mereka tahu, mereka hadir dalam undangan karena imbalan tertentu yang telah dijanjikan oleh tuan rumah.
Namun siapa sangka, saat mereka telah tiba Pulau Indian, satu persatu di antara mereka tewas dalam insiden yang misterius. Mulai dari keracunan sianida, tertimpa jam marmer, hingga tenggelam.
Mereka saling curiga dan menuduh tentang siapa dalang dari pembunuhan berencana itu karena di pulau tersebut tidak ada penghuni lain selain mereka.
Hingga ketika korban terakhir telah tewas, teka-teki mengenai siapa pelaku pembunuhan (dalam hal ini adalah identitas dari keluarga Owen) juga belum terungkap.
Saat menyimak rentetan kejadian yang ada di novel ini, sebagai pembaca saya benar-benar bingung dalam menebak siapa pelakunya. Sebab, setiap tokoh punya alibinya masing-masing.
Setiap kali saya menduga bahwa salah satu di antara mereka adalah dalang dari pembunuhan, hipotesis saya dipatahkan dengan kelanjutan cerita yang membawa tokoh tersebut menjadi korban.
Ketika memasuki beberapa bagian terakhir, penulis belum juga mengungkap teka-teki yang membingungkan itu.
Hingga pada akhirnya sampailah di bagian epilog. Yakni ketika hakim Wargrave yang dikatakan telah tewas tertembak ternyata hanyalah berpura-pura. Maka terjawablah sudah bahwa dialah pelaku yang sebenarnya.
Sampai di sini, plot twist-nya sangat mencengangkan. Tak heran jika novel yang telah diterjemahkan dalam banyak bahasa ini ibarat sebuah novel detektif namun tidak memiliki tokoh detektif di dalamnya.
Dalam hal ini, pembaca memang dituntut untuk benar-benar jeli dalam menyimak tingkah laku tokoh yang ada dalam cerita agar tidak terkecoh.
Demikianlah ulasan singkat mengenai novel 'Lalu Semuanya Lenyap' atau yang dikenal dengan judul asli And Then There Were None. Jika pembaca menyukai novel dengan genre misteri, karya Agatha Christie yang satu ini jangan sampai dilewatkan!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Ulasan Buku Berpikir Non-Linier, Mekanisme Pengambilan Keputusan dalam Otak
-
Ulasan Buku The Little Furball, Kisah Manis tentang Menghadapi Perpisahan
-
Ulasan Buku I'm (not) Perfect, Menyorot Ragam Stigma tentang Perempuan
-
Ulasan Buku Dolpha: Empat Anak Sahabat Laut, Petualangan Seru Anak Pesisir
-
Ulasan Buku 365 Ideas of Happiness, Ide Kreatif untuk Memantik Kebahagiaan
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Giselle: Tragedi Menyeramkan di Balik Panggung Ballet
-
Novel Baswedan: Nurul Ghufron Harusnya Tak Lolos Seleksi Administrasi Calon Hakim Agung
-
Ulasan Novel Perempuan di Titik Nol: Membongkar Dunia Patriarki bagi Wanita
-
Ulasan Series 'Bad Guys': Saat Polisi Kerja Bareng Penjahat Lawan Penjahat
-
6 Rekomendasi Novel Karya Mia Manansala, Misteri Kehidupan Lila Macapagal
Ulasan
-
Ulasan Novel Giselle: Tragedi Menyeramkan di Balik Panggung Ballet
-
Review Film A Working Man: Jason Statham Ngegas Lagi, tapi Tetap Seru Gak Sih?
-
Ulasan Novel Perempuan di Titik Nol: Membongkar Dunia Patriarki bagi Wanita
-
Review Film Sacramento: Road Trip Absurd Penuh Makna
-
Review Film Zero: Ledakan Visual dan Kritik Politik
Terkini
-
Dilengserkan dari Kursi Pelatih, Nasib Jesus Casas Mirip Shin Tae-yong
-
Menelisik Jejak Ki Hadjar Dewantara di Era Kontroversial Bidang Pendidikan
-
Romantisme Fans Indonesia dan Uzbekistan: Dulu Menjatuhkan, Kini Saling Menguatkan
-
3 Inspirasi Outfit Dokter Muda ala Choo Young Woo, Smart dan Professional!
-
Selamat! Mark NCT Raih Trofi Pertama Lagu 1999 di Program 'Show Champion'