Kadang, film horor-komedi bisa begitu buruk sampai-sampai Sobat Yoursay lebih khawatir pada betapa buruknya penulisan naskah ketimbang pembunuh di dalam ceritanya. Ups.
Itulah kira-kira pengalaman nonton Film Sorry I Killed You rilisan 2020, slasher-komedi absurd yang disutradarai Jon Artigo, dan dibintangi Jonathan Bennett,, Jennifer Blanc-Biehn, Ben Kurland, dan Pete Gardner (si pembunuh kacau bernama Boner).
Memangnya bercerita tentang apa film ini? Sini deh kepoin bareng!
Sekilas tentang Film Sorry I Killed You
Film yang bisa Sobat Yoursay tonton di KlikFilm ini mengisahkan sekumpulan karyawan perusahaan, yang isinya lebih banyak drama ketimbang rapat mingguan, eh suatu ketika berangkat ke kabin buat habiskan akhir pekan.
Namun, belum sempat mereka menikmati suasana alam atau duduk-duduk ngopi sambil gosip, satu per satu mulai tewas secara misterius. Dan bukan karena pembunuh berdarah dingin yang penuh strategi kayak di film horor serius, lho, tapi karena …, ya mereka sendiri yang saling serang.
Uniknya, si pembunuh yang niat awalnya mau bikin pesta darah juga jadi bingung sendiri karena para ‘korban’ ini keburu saling bunuh duluan.
Kekacauan pun semakin absurd. Bukannya panik dan kerja sama buat cari jalan keluar, masing-masing malah sibuk nuding, curiga, dan bikin keputusan bodoh yang bikin kita geleng-geleng kepala.
Impresi Selepas Nonton Film Sorry I Killed You
Di atas meja dalam kertas yang telah tertuang gagasan, idenya mungkin terdengar menyenangkan. Yakni, pembunuh berantai mengincar sekelompok orang, tapi rencananya berantakan ketika para korban justru saling menjatuhkan satu sama lain.
Sejujurnya, konsepnya berpotensi jadi satir yang fresh, jika saja dieksekusi dengan baik dan matang. Sayangnya, film ini malah memilih jalur termudah terkait humor cabul, akting payah, dan karakter-karakter yang dibuat terlalu bego untuk bisa dipedulikan. Parah, sih!
Dosa terbesar ‘Sorry I Killed You’ terkait gimana film ini mencoba terlalu keras untuk melucu, tanpa benar-benar paham apa itu lucu. Humor dalam film ini kebanyakan mengandalkan candaan ala frat boy: vulgar, seksis, dan capek! Bukannya bikin ketawa.
Padahal, humor norak kadang bisa berhasil di tangan yang tepat. Nah, di sini? Semua terasa seperti potongan sketch murahan yang nggak pernah direvisi. Nggak ada build-up, nggak ada punchline yang kena, dan yang paling fatal semuanya terasa sangat dangkal!
Biasanya dalam film slasher, kita bakal menyukai senggaknya satu tokoh, baik itu si pembunuh yang karismatik, maupun korban yang relatable. Namun, dalam ‘Sorry I Killed You’, nggak ada karakter yang patut di-rooting. Pembunuhnya sendiri digambarkan bodoh dan nggak punya strategi, sementara para korban lebih sibuk saling mengacaukan keadaan daripada menyelamatkan diri.
Dinamikanya terasa stagnan, karena semua karakter sama-sama inkompeten. Alhasil, konflik yang seharusnya bisa menegangkan atau mengundang tawa malah bikin penonton lelah. Gaje banget pokoknya!
Ya, Sobat Yoursay nggak salah baca. Bahkan akting dalam film ini bahkan bisa dibilang lebih buruk dari film ‘dewasa’ kelas rendah. Para aktor seolah-olah hanya membaca dialog tanpa emosi, ekspresi mereka kaku, dan chemistry antar karakter nyaris nggak ada. Termasuk berbagai adegan beraroma seksual yang dibuat tanpa rasa atau makna. Betapa hambarnya film ini!
Alih-alih membangun atmosfer atau ngasih tone yang sesuai, musik latar film ini justru nggak membantu cerita, nggak mendukung suasana.
Visualnya memang ada yang lumayan menarik. Entah itu pencahayaan yang tepat di satu adegan, atau sudut pengambilan gambar yang artistik di adegan lain. Eh, sayangnya, momen seperti itu jarang dan cepat tenggelam sama tampilan visual lain yang serampangan.
Akhir kata, Film Sorry I Killed You tuh contoh sempurna bagaimana sebuah ide menarik bisa jatuh terpuruk jika nggak dieksekusi dengan hati-hati. Film ini nggak berhasil jadi horor, nggak lucu sebagai komedi, dan nggak menyisakan karakter yang bisa diriku pedulikan. Kalau Sobat Yoursay mau nonton, ya, silakan saja.
Skor: 1/5
Baca Juga
-
Review Series Squid Game 3: Pengorbanan di Dunia yang Nggak Pernah Adil
-
Review Series Ironheart: Armor Ketemu Sihir, Marvel Makin Nggak Ada Ampun?
-
Laut, Luka, Cinta, dan Iman dalam Catatan Film Silent Roar
-
Review Film Jodoh 3 Bujang: Cari Jodoh Kilat demi Nikah Kembar
-
Review Film Visiting Hours: Saat Perkenalan di Penjara Bikin Kacau Balau
Artikel Terkait
-
5 Film Indonesia Terbaru yang Tayang di Netlflix Juli 2025, Ada Apa Saja?
-
Setelah Yogyakarta, Alternativa Film Festival 2026 Bakal Digelar di Kolombia
-
Ditawari Bintangi Film 17+, Syifa Hadju Tegas Menolak dan Rela Pilih Nganggur
-
4 Rekomendasi Film Netflix untuk Ditonton Sekeluarga, Dijamin Aman!
-
Dari Meksiko ke Peru: Festival Film Amerika Latin Ini Satukan Budaya Lewat Sinema
Ulasan
-
Siap-Siap Nangis! Ada Webtoon Angst "Not Your Typical Reincarnation Story"
-
Menjelajahi Kemegahan Istana Maimun, Warisan Melayu yang Memikat Hati
-
Review Series Squid Game 3: Pengorbanan di Dunia yang Nggak Pernah Adil
-
Berkunjung ke Taman ACI: Liburan Sejuk, Seru, dan Ramah di Kantong
-
Review Series Ironheart: Armor Ketemu Sihir, Marvel Makin Nggak Ada Ampun?
Terkini
-
MotoGP Belanda 2025: Marc Marquez Hattrick, Marco Bezzecchi Gendong Aprilia
-
Ungguli M3GAN 2.0, Film F1 Sukses Hasilkan 55,6 Juta Dolar di Pekan Perdana
-
Kondangan Akademik dan Hutang Sosial yang Tak Tertulis
-
4 Serum Kandungan Glycolic Acid untuk Eksfoliasi tanpa Bikin Kulit Kering
-
Media Asing Sebut Erick Thohir Ketakutan Perubahan UU Naturalisasi Vietnam