Scroll untuk membaca artikel
Sekar Anindyah Lamase | Oktavia Ningrum
Harga Sebuah Percaya (goodreads)

Kalau kamu mengikuti perjalanan gaya tulisan Tere Liye dari awal, kamu pasti paham kalau novel satu ini adalah titik dimana Tere Liye mulai gencar menulis di genre fantasi. Tahun 2017, Tere Liye masih lekat dengan novel-novel bergenre romansa, mimpi, dan politik. 

Identitas Buku

Judul: Harga Sebuah Percaya

Penulis: Tere Liye

Penerbit: Mahaka Publishing

Tahun Terbit: 2017

Tebal: 298 halaman

Kalau lihat covernya yang cukup minimalis dengan padu warna soft, siapa yang akan menyangka kalau isinya jauh lebih rumit dan bergejolak seperti ombak. Cover dan judulnya lebih cocok untuk buku-buku bergenre politik dan cukup bikin pembaca kecele dengan isinya. 

Dongeng Kolosal Tentang Cinta, Luka, dan Perjalanan Jiwa

Tere Liye dikenal dengan novel-novel bertema cinta, keluarga, dan filosofi kehidupan yang menyentuh hati. Namun dalam Harga Sebuah Percaya, ia menghadirkan sesuatu yang sangat berbeda. Ini adalah karya pertamanya yang bersetting ratusan tahun lalu dengan kisah petualangan kolosal para pelaut gagah berani, dibalut intrik, pertempuran, dan cinta tragis.

Novel ini diawali dengan kisah cinta antara Jim, seorang yatim piatu yang buta huruf namun piawai bermain biola, dan Nayla, gadis bangsawan dengan kehidupan serba mewah. Hubungan mereka adalah potret cinta yang mustahil, penuh jurang sosial dan restu keluarga yang tak pernah datang. Konflik memuncak saat Nayla dijodohkan dengan orang lain. Dalam putus asa yang mendalam, Nayla memilih mengakhiri hidupnya dengan meneguk racun.

Kematian Nayla menjadi pukulan telak bagi Jim. Dalam keterpurukannya, ia bertemu dengan Sang Penandai, sosok misterius yang memberinya misi: menjadi penulis dongeng kehidupannya sendiri. Dari sinilah perjalanan Jim dimulai—sebuah petualangan di lautan luas, kejar-kejaran dengan pembunuh bayaran, hingga ikut dalam armada Laksamana Ramirez menuju Tanah Harapan.

Sang Penandai: Pembawa Dongeng Kehidupan

Istilah penandai dalam novel ini diambil dari kata andai yang berarti dongeng dalam bahasa tertentu (lihat catatan kaki halaman 33). Sang Penandai adalah figur yang membawa kisah-kisah kehidupan agar tidak hilang ditelan waktu. Ia memilih Jim sebagai “penerus dongeng”, yang harus berlayar bersama Armada Kota Terapung untuk mencorakkan kisah ajaibnya sendiri.

Namun Jim bukan satu-satunya tokoh menarik di dalam novel ini. Ada Laksamana Ramirez dengan ambisinya menemukan Tanah Harapan, Pate yang mengejar Puncak Adam demi melunasi mimpi Pendeta Tua, dan Rhenald, karakter tragis yang putus asa karena kehilangan istrinya.

Kisah Rhenald terasa sangat membekas karena menggambarkan realitas banyak orang: mereka yang menyerah pada hidup karena putus asa menunggu keajaiban yang tak kunjung datang. Ini menjadi pengingat pahit bahwa tidak semua orang cukup beruntung disentuh oleh mukjizat cinta.

Pertempuran, Cinta, dan Pelajaran Hidup

Tak seperti karya Tere Liye sebelumnya, Harga Sebuah Percaya sarat dengan adegan pertempuran laut, strategi politik, dan darah. Namun di balik itu semua, ada pesan penting: bagaimana berdamai dengan masa lalu dan menyembuhkan luka terdalam.

Akhir kisahnya juga menarik. Semua simpul cerita di awal akhirnya terikat, meski ada beberapa yang terasa putus tanpa penjelasan yang tuntas—mungkin untuk menegaskan bahwa tidak semua hal di dunia ini punya jawaban yang kita inginkan.

Harga Sebuah Percaya bukan sekadar novel tentang cinta dan petualangan. Ini adalah dongeng kehidupan tentang harapan, luka, dan keberanian menciptakan kisah sendiri. Jim mengajarkan kita bahwa hidup, seberat apa pun, harus terus dilakoni sampai akhir.

Dengan gaya narasi puitis, Tere Liye membawa pembaca menyelami lautan emosi yang dalam—dari cinta, kehilangan, hingga kepercayaan. Sebuah karya yang patut dibaca untuk siapa pun yang pernah jatuh, patah, lalu mencari alasan untuk bangkit.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Oktavia Ningrum