Kita kerap merasa letih oleh dunia. Rencana-rencana yang tak kunjung jadi kenyataan, harapan yang patah meski sudah diupayakan sekuat tenaga. Kekecewaan dan kecemasan datang silih berganti, membuat jiwa terasa penat dan rapuh.
Melalui buku Istirahatkan Dirimu dari Kesibukan Duniawi, Ibnu Atha’illah as-Sakandari mencoba mengajak pembaca untuk menemukan kembali ketenangan hati dari hakikat ikhtiar dan tawakal.
Ia tidak hanya mengajak kita untuk pasrah, tapi juga bagaimana kita berserah diri secara bijak dengan penuh kesadaran. Ia juga menjelaskan perbedaan yang jelas antara usaha manusia dengan kuasa Allah SWT.
Dalam tulisannya ini, konsep tasawuf yang sering dianggap rumit justru dijelaskan dengan mudah dan sederhana. Ia juga menuliskan beberapa contoh yang melekat dengan keseharian kita.
Dengan gaya bahasa yang lembut namun dalam, buku ini disusun bukan hanya untuk dibaca, tetapi direnungkan dan diamalkan. Ia juga melampirkan potongan ayat Al-Qur’an, hadis Nabi, serta bait-bait syair dan hikmah untuk memperkuat pendapatnya. Semua itu menjadikan pesan-pesannya terasa hidup, menyapa jiwa dengan cara yang sangat personal.
Di tengah kegelisahan dunia modern yang menuntut hasil instan dan kendali mutlak atas segalanya, buku ini hadir sebagai penyejuk dan pengingat. Ia mengajak kita menata kembali pandangan kita terhadap rezeki, harapan, dan usaha.
Rezeki, kata Ibnu Atha’illah, sejatinya lahir bukan semata dari keringat dan kerja keras, melainkan sebagai limpahan rahmat yang sudah digariskan Tuhan.
Dalam penjelasannya, sang sufi menegaskan bahwa batas peran manusia berhenti pada ikhtiar, sementara hasil akhir sepenuhnya berada di ranah ketetapan Ilahi.
Memaksakan diri mengendalikan sesuatu di luar wewenang kita hanya menambah beban. Justru, tatkala kita memberi ruang bagi Allah menyempurnakan bagianNya, hati terasa jauh lebih lapang dan tentram.
Buku ini pun melengkapi pemahaman tersebut dengan panduan praktis beserta doadoa pilihan agar setiap upaya diberi kelancaran sekaligus keberkahan.
Tidak sekadar berupa teori atau filsafat langit, tetapi jalan yang bisa ditempuh oleh siapa pun yang ingin hidup dengan lebih tenang dan penuh makna.
Bagi siapa saja yang sering merasa lelah menghadapi ketidakpastian hidup, buku ini akan menjadi sahabat yang penuh pengertian.
Melalui buku, penulis mencoba mengarahkan kita untuk berfikir urusan duniawi secara proporsional.
Dunia tetap penting, tetapi tidak selayaknya menguras seluruh isi hati dan pikiran kita. Kita diajak untuk menyadari bahwa kelelahan itu sering kali muncul bukan karena kesulitan hidup, tetapi karena keinginan kita untuk mengendalikan hal-hal yang bukan milik kita.
Banyak sekali makna di setiap halaman pada buku ini. Seolah menggambarkan mereka yang terlalu sibuk mengejar dunia tanpa menikmati proses perjalanannya.
Rasanya buku ini seperti mencoba membantu kita untuk melepaskan hal-hal yang tidak bisa kita capai tanpa menyerah dengan kehidupan.
Dengan membaca buku ini, kita seakan sedang duduk bersama seorang guru bijak, yang tak hanya memberi ilmu, tetapi juga membalut luka-luka batin yang mungkin tak tampak oleh dunia.
Ia meminta kita untuk ikhlas. Ikhlas disini bukan berarti menyerah, tapi keyakinan bahwa Allah SWT pasti memberikan balasan yang setimpal atas usaha yang kita lakukan.
Akhirnya, Istirahatkan Dirimu dari Kesibukan Duniawi adalah pelita yang menuntun kita kembali pada ketenangan sejati. Bukan karena segala hal menjadi mudah, tetapi karena hati kita telah belajar percaya pada kehendak Allah SWT.
Buku ini tak sekadar meredakan kegelisahan, melainkan juga menuntun kita menata ulang cara memaknai hidup dengan lebih bijak dan lapang.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Buku Hello, Habits: Mejadi Versi Terbaik Diri Lewat Kebiasaan Kecil
-
Review Buku You Don't Need to be Loved by Everyone: Bahagialah Tanpa Validasi Siapa pun
-
Ulasan Buku Amor Fati: Cintai Takdirmu Meski Tidak Berakhir Indah
-
Potret Pria 50-an dalam Novel Tube: Menjadi Baik Tak Berarti Berubah Total
-
Ulasan Buku Korea 'Siapa yang Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti?'
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Hello, Habits: Mejadi Versi Terbaik Diri Lewat Kebiasaan Kecil
-
Review Buku You Don't Need to be Loved by Everyone: Bahagialah Tanpa Validasi Siapa pun
-
Ulasan The Metamorphosis Karya Franz Kafka: Potret Tragis Alienasi dalam Bingkai Absurd
-
Literasi Keuangan Pasutri Muda di Buku Ngatur Keuangan Keluarga itu Gampang
-
Ulasan Buku Amor Fati: Cintai Takdirmu Meski Tidak Berakhir Indah
Ulasan
-
Ulasan Buku Hello, Habits: Mejadi Versi Terbaik Diri Lewat Kebiasaan Kecil
-
Review Buku You Don't Need to be Loved by Everyone: Bahagialah Tanpa Validasi Siapa pun
-
Cerita Remaja dan Kuliner Khas Betawi Berpadu dalam Novel Delicious Lips
-
5 Pertanyaan Krusial tentang Hidup di Novel "Rembulan Tenggelam di Wajahmu"
-
Review Film Arwah: Ketika Reuni Keluarga Berubah Jadi Nightmare!
Terkini
-
Jordi Amat ke Persija Jakarta, Kode Posisinya Digantikan Elkan Baggott di Timnas?
-
4 Toner Diklaim Ampuh Melembapkan Kulit Kering dan Memperbaiki Skin Barrier
-
Baru 5 Hari, Jurassic World Rebirth Mengganas di Puncak Box Office
-
Anime Boku no Hero Academia Vigilantes Lanjut Season 2, Bakal Tayang 2026 Mendatang
-
Dua Pemain ASEAN yang Pernah Bertanding Lawan Mendiang Diogo Jota, Siapa yang Bisa Mengalahkan?