Fumio Sasaki dikenal luas sebagai salah satu tokoh yang membawa semangat hidup minimalis ke permukaan. Namun di balik itu semua, ia melewati berbagai proses yang sangatlah panjang.
Dan proses itu, menurut Sasaki, sangat erat kaitannya dengan satu hal yang mungkin terlihat. Sering kali kita menganggap kebiasaan sebagai hal sepele, padahal justru di sanalah arah hidup kita ditentukan.
Melalui Hello, Habits, Fumio Sasaki berbagi kisah bagaimana hidupnya mulai berubah, bukan semata karena ia hidup dengan sedikit barang, tetapi karena ia membentuk kebiasaan-kebiasaan baru yang lebih sejalan dengan nilai hidup yang ingin ia jalan.
Buku ini seperti ajakan lembut untuk melihat ulang rutinitas kita sehari-hari. Dari hal-hal yang paling remeh seperti apa yang kita lakukan saat baru bangun tidur, hingga keputusan penting seperti bagaimana kita memanfaatkan waktu luang.
Salah satu hal paling menarik yang disorot Sasaki adalah peran besar rutinitas dalam membangun keberhasilan. Sasaki menunjukkan bahwa banyak tokoh besar ternyata menjalani hari-hari mereka dengan pola hidup yang nyaris sama, penuh rutinitas yang terkesan biasa saja.
Namun, justru pola yang terkesan sederhana itulah yang membantu mereka tetap fokus dan menyimpan energi untuk hal-hal yang benar-benar berarti.
Dari situ kita bisa menarik pelajaran bahwa keberhasilan tak selalu datang dari tindakan besar yang dramatis, tapi justru dari hal-hal kecil yang dilakukan secara konsisten setiap hari. Bahwa sukses bukan soal momen besar, tapi soal konsistensi kecil yang dilakukan setiap hari.
Sasaki juga mengingatkan pentingnya memiliki jadwal yang jelas. Saat kita punya rencana harian, kita jadi lebih sadar kapan waktu kita terbuang percuma. Misalnya, tanpa sadar kita bisa menghabiskan satu jam hanya untuk scroll media sosial atau berpikir terlalu lama soal “habis ini mau ngapain ya?”.
Dengan memiliki jadwal rutin, maka kegiatan kita akan lebih terarah.
Hal menarik lainnya dari buku ini adalah cara Sasaki mengajak kita merencanakan waktu untuk beristirahat. Ia bilang, bersantai bukan berarti tidur seharian atau rebahan sepanjang akhir pekan.
Justru, kita sebaiknya menyusun waktu santai seperti kita menyusun jadwal kerja. Entah itu dengan berjalan-jalan ke taman, merencanakan piknik, atau sekadar membaca buku di kafe favorit.
Ada juga satu prinsip sederhana tapi memiliki makna yang dalam, yaitu pertanyakan ke dirimu sendiri sebelum melakukan sesuatu. Kalau kamu punya anak, apakah kamu ingin mereka meniru tindakan ini?
Pertanyaan ini cukup membuatmu berfikir lebih dalam ketika ingin mengambil keputusan di suatu hari dengan bijak.
Tak lupa, Sasaki menyinggung tentang konsep “pura-pura sampai berhasil”. Kadang memang sulit menjalani kebiasaan baru yang kita belum siap. Tapi lama-lama kita bisa membiasakan diri dan menjadi terbiasa.
Misalnya, saat kita berani mengumumkan tujuan di media sosial, ada rasa tanggung jawab yang muncul dan membantu kita tetap konsisten.
Hal yang membuat buku ini semakin menyenangkan adalah bagaimana Sasaki menyampaikan semua poinnya dengan sangat membumi. Ia tidak menuntut kita untuk sempurna, tapi mengajak untuk jujur dengan diri sendiri.
Ia mengerti bahwa setiap orang punya latar belakang dan tantangannya masing-masing, dan karena itu setiap kebiasaan bisa disesuaikan agar benar-benar cocok untuk kehidupan kita.
Hello, Habits adalah buku yang pas dibaca perlahan, sambil sesekali berhenti dan berpikir: “Kebiasaanku hari ini, sedang membawaku ke arah mana, ya?”
Sebab, kebiasaan bukan hanya tentagn aktivitas yang berulang, tapi kegiatan yang kita lakukan setiap hari untuk membentuk diri kita di versi yang lebih baik.
Baca Juga
-
Novel Stranger, Kisah Emosional Anak dan Ayah dari Dunia Kriminal
-
Potret Kekerasan Ibu-Anak dalam Novel 'Bunda, Aku Nggak Suka Dipukul'
-
Novel The Prodigy: Menemukan Diri di Tengah Sistem Sekolah yang Rumit
-
The Killer Question: Ketika Kuis Pub Berubah Jadi Ajang Pembunuhan
-
"Bakat Menggonggong", Eksperimen Narasi yang Cerdas dan Penuh Nyinyiran
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film Keadilan: The Verdict, Kasus Korupsi Diungkap Tanpa Ampun!
-
Ulasan Film Korea Firefighters: Sajikan Kisah Heroik Para Pemadam Kebakaran
-
Review Film The Ghost Game: Ketika Konten Berubah Jadi Teror yang Mematikan
-
Review Film Pangku: Hadirkan Kejutan Hangat, Rapi, dan Tulus
-
Jarak dan Trauma: Pentingnya Komunikasi Efektif dalam Novel Critical Eleven
Terkini
-
Termurah Rp 1,25 Juta, Ini Daftar Harga Tiket Konser NCT Wish di Jakarta
-
Bukan Sekadar Bahasa Asing: Ini 5 Alasan Belajar Mandarin Bikin Karier Banjir Peluang
-
Mencari Juru Taktik Baru Timnas Indonesia, Bagaimana Nasib Shin Tae-yong?
-
Strategi Jitu Hadapi Persaingan! Begini Langkah Berani Avery Kusumanegara Merombak Total Hotel Mereka
-
Bukan Emas, Erick Thohir Ungkap Target Timnas Indonesia di SEA Games 2025