Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Shufya Nida
Cover Novel Bersamamu Karya Sienta Sasika Novel (goodreads.com)

Bersamamu merupakan novel karya Sienta Sasika Novel yang diterbitkan oleh Grasindo pada tahun 2014. Novel ini memiliki 248 halaman dan bercerita tentang pernikahan yang didasari oleh cinta.

Siapa bilang pernikahan adalah akhir dari perjalanan cinta? Sebaliknya, pernikahan merupakan awal dari pembuktian cinta yang sesungguhnya.

Menceritakan tentang Hana dan Rama, pasangan yang baru menggelar pernikahan. Pertemuan pertama mereka terdengar romantis, bagaimana tidak? Siapa sangka keduanya bertemu di Paris. Hana yang menimba S2 dan Rama menimba S3. Tidak dipungkiri bahwa usia mereka terpaut lumayan jauh.

Mengambil perempuan seperti Hana tidak mudah. Rama berjuang keras untuk mendapatkan pujaan hatinya. Terlebih, Hana tidak mempermasalahkan masa lalunya, begitupun dengan Rama yang tidak mempermasalahkan masa lalu Hana.

Pernikahan memiliki arti sebagai perjanjian sakral yang sah secara hukum dan agama antara perempuan dan laki-laki untuk hidup bersama. Rama menyayangi Hana dengan segenap hati. Setelah bekerja, Rama akan dengan senang hati menghabiskan masakan istrinya yang baru belajar masak.

Hana juga menyayangi Rama dengan tulus. Mimpinya menjadi desainer perlahan tercapai atas dukungan yang diberikan Rama. Itulah suami istri, saling memberi dukungan, kasih sayang, dan tidak lupa akan tanggung jawabnya.

Suaminya yang bekerja di bidang arsitek dan desain interior juga selalu menciptakan karya-karya indah atas permintaan kliennya. Satu persatu keinginan Hana tercapai. Namun, semuanya berubah ketika suaminya menderita penyakit otak, yaitu alzheimer.

Daya ingat Rama turun seiring berjalannya waktu. Hana merasa sendirian. Padahal dulu, dia sering bertukar pendapat dengan Rama mengenai masalah-masalah yang dia hadapi. Hana merasa Tuhan sedang tidak adil kepadanya. Pekerjaannya berantakan dan Rama berubah.

Setelah tahu bahwa dirinya menderita penyakit yang sama seperti Bapaknya, Rama takut. Dia takut jika dirinya melupakan istri tercinta. Hana terenyuh mendengar Rama yang takut melupakannya, bukannya takut pada penyakitnya, justru Rama takut melupakan kenangan-kenangan bersama Hana. Di saat itulah Hana berjanji akan selalu bersama dan tidak meninggalkan Rama sendirian. Tidak lupa memberikan kabar bahwa dirinya telah mengandung.

Sayangnya, Hana semakin meragukan janji yang dia buat dengan Rama. Seseorang dari masa lalunya kembali dalam hidupnya. Seakan mewarnai kehidupan gilanya, Hana tidak tahu apakah perbuatannya ini salah atau tidak. Apalagi, Rama sudah tidak mengenalnya sebagai Hana, melainkan sebagai Alyssa, mantan istrinya.

Bagaimana kelanjutan hubungan Hana dengan Rama? Apa Hana menyerah pada Rama yang membuat dunianya tidak bahagia? Atau kembali pada masa lalunya dengan warna-warna yang menyelimuti harinya?

Untuk mengetahui kelanjutan dan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas, dapat dibaca di novel Bersamamu karya Sienta Sasika Novel.

Dari awal, karakter Hana membuat saya bertanya-tanya apakah dirinya sudah melupakan masa lalunya atau belum? Karena terkadang Hana membandingkan kehidupan masa lalunya dengan kehidupan masa sekarang. Berbeda dengan Rama yang benar-benar hanya mencintai Hana seorang tanpa menyangkut pautkan masa lalunya.

Ada kalimat indah yang penulis berikan. Cintailah dia dengan cara yang sempurna, meski dia yang kamu cintai tak lagi sempurna. Ketulusan dan kesetiaan benar-benar berpengaruh terhadap pernikahan. Jika seumpama Hana yang ada diposisi Rama, apakah Rama akan melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan Hana?

Gaya penceritaan yang lugas tapi menyentuh membuat pembaca terombang-ambing dengan konflik batin. Tidak ada yang perlu disalahkan jika melihat dari dua sisi. Perasaan lelah, kecewa, dan sedih memang terjadi jika hal tersebut menimpa kita. Justru, novel ini memberikan pelajaran yang sangat berarti mengenai makna cinta yang sebenarnya.

Bagi pembaca yang sudah menikah, novel ini merupakan novel rekomendasi yang dapat dibaca untuk belajar ketulusan dan kesetiaan. Ujian datang tidak memandang orang, pembaca dibuat belajar menerima kenyataan dan menerimanya sebagai bentuk pembelajaran.

Shufya Nida