Dancing Cupcake merupakan novel teenlit hasil kolaborasi antara Lia Heliana dan Zee (nama pena dari Muhamad Zen). Novel ini diterbitkan pertama kali oleh penerbit Bhuana Ilmu Populer pada Desember 2018.
Cerita bermula dari Truly yang bekerja di sebuah kafe sekaligus bakeri milik Tante Riska, tantenya Wita, sahabat dari Truly. Bukan tanpa alasan, menjadi anak SMA yang mendadak harus kerja part time terpaksa harus dilakoni Truly, karena keluarganya mendadak mengalami kebangkrutan setelah penipuan yang dialami sang ayah.
Di bakeri tempatnya bekerja, Truly naksir dengan Zayn, anak dari Tante Riska, yang sangat menggemari lava cheese cupcake. Sayangnya, Amara, teman sekolah Truly sekaligus rivalnya dalam berbagai kompetisi, juga menyukai Zayn. Bahkan ayah Amara akan menjalin kerjasama dengan bakeri milik Tante Riska.
Di satu kesempatan karena akal licik Amara, Truly dikeluarkan dari bakeri. Namun, keberuntungan datang kembali padanya, ketika ia mendapat pekerjaan di sebuah cake shop milik Oma Sishi.
Di cake shop ini Truly lalu mengenal Steven, cucu Oma Sishi yang mirip Song Joong Ki tapi kelakuannya menyebalkan. Kedekatan mereka kemudian menumbuhkan benih-benih perasaan baru di hati Truly, ketika perasaannya terhadap Zayn harus kandas setelah Amara mengaku berpacaran dengan Zayn. Tapi, ketika bunga-bunga cinta tersebut telah bersemi, muncul Diandra, gadis yang ternyata sudah dijodohkan dengan Steven.
Tak hanya terpuruk dalam kehidupan, ternyata Truly harus dua kali terpuruk dalam percintaan. Lalu, bagaimanakah Truly mampu bertahan di tengah kemelut keluarganya dan permasalahan cintanya?
Truly menyerahkan sepotong kue lapis yang masih tersisa kepada Steven. “Ini, lapisan pertama adalah rasa ingin memilikimu. Karena itu tidak mungkin, ada lapisan kedua, aku tetap menyayangimu. Lapis berikutnya, aku tetap jadi sahabatmu. Lapis berikutnya, kamu tetap jadi saudaraku.” (Hal. 150)
Mengangkat kisah romansa khas remaja berlatar belakang tema kuliner, novel Dancing Cupcake menjadi bacaan ringan dan menyegarkan serta dapat mengocok perut para pembacanya dengan adanya selipan humor di sana-sini.
Narasi sederhana, alur cerita klise dan mudah ditebak, nyatanya bisa diselamatkan oleh part-part komedi yang dihadirkan melalui karakter Bang Jufri, perjaka bangkotan yang naksir berat pada Truly, terutama dengan adanya dialog-dialog ala Betawi yang lucu dan menghibur.
Konflik-konflik yang dihadirkan cukup beragam, mulai dari ayah Truly yang mengalami gangguan kejiwaan setelah bangkrut, Kak Titan, kakaknya Truly yang tersangkut narkoba, persaingan Truly dengan Amara yang gemar memfitnah dan menggunakan berbagai cara untuk menyingkirkan Truly, dan tentu saja konflik pekerjaan dan percintaan Truly.
Memiliki ketebalan buku 196 halaman, saya merasa penulis kurang leluasa untuk menggerakkan ceritanya. Begitu banyak ide-ide yang dituangkan tapi tidak dieksekusi dengan baik, membuat cerita terkesan dipanjang-panjangkan hanya untuk menambah jumlah halaman, tapi penyelesaiannya terlalu nanggung.
Salah satunya, ketika Tante Riska yang kehilangan bakeri dan kafe karena akal bulus ayah Amara. Saya berharap hal yang sangat besar itu mengguncang Tante Riska secara emosional, tapi kenyataannya reaksi Mama Zayn tersebut terkesan hanya, “Oh, usaha gue dikuasain orang lain sekarang? Ya, udah deh.”
Tentang Truly yang sekolah kuliner di Le Cordon Bleu, pertunangan Zayn dengan Amara yang kandas, Zayn yang mengalami kecelakaan, semuanya juga memiliki porsi cerita serba singkat, terkesan hanya tempelan semata.
Meskipun memiliki kelemahan dari segi penceritaan tadi, tapi novel Dancing Cupcake memiliki daya tarik dari sisi komedi melalui aksi Bang Jufri yang telah saya singgung di atas. Selain itu, sebagai novel bertema kuliner, pembaca akan disuguhkan dunia di balik dapur para chef dengan atmosfer kuliner yang pekat.
Novel Dancing Cupcake juga memberikan pesan moral dan pembelajaran, terutama tentang keberanian untuk bangkit dari keterpurukan, peduli keluarga, kerja keras, tanggung jawab, persahabatan, dan juga cinta yang semanis cupcake.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Novel Jodoh di Tangan Aplikasi, Mengejar Jodoh Sampai ke Aplikasi
-
Surat-Surat yang Mengubah Hidup dalam Novel Dae-Ho's Delivery Service
-
Ulasan Novel Mangsa (Prey), Ancaman Kematian di Belantara Montana
-
Novel Kenangan Kematian (Sparkling Cyanide), Misteri Dua Pembunuhan Beracun
-
Novel Sang Penyusup (Only Daughter), Thriller Psikologis Penuh Jebakan
Artikel Terkait
-
Membangun Hubungan Sehat dengan Diri Lewat Buku The Art of Self Talk-ing
-
Ulasan Novel Haifa: Keteguhan Hati di Tengah Ujian Cinta Dunia
-
Kasus Kematian Kolonel Protheroe dalam Novel Pembunuhan di Wisma Pendeta
-
Ulasan Novel The Princes Escape: Terkadang Kuat Tak Harus Berdiri Tegak
-
Ulasan Buku Kinar & Poco: Kisah Hangat Persahabatan Anak dan Kucing
Ulasan
-
Rumah Rindu: Saat Hati Perempuan Menjadi Medan Pertarungan Moral
-
Merasa Lelah? 4 Buku Kesehatan Mental Ini Siap Temani Kamu Pulihkan Diri
-
Review Film Good News: Lucu, Getir, dan Terlalu Jujur
-
Novel 'Bapak, Kapan Kita akan Berdamai?', Luka yang Akhirnya Menjadi Damai
-
Ulasan Novel Rumah di Seribu Ombak: Nggak Cuma Kesetiaan, Tapi Ketimpangan
Terkini
-
Kenapa Doa Tak Dikabulkan? Jawaban Habib Umar Bikin Banyak Orang Tersadar
-
Sandra Dewi Mau Harta Pribadinya Kembali, Alkitab Ingatkan Soal Integritas
-
Whoosh: Antara Kebanggaan Nasional dan Tuduhan Mark-Up
-
Bukan Singa atau Hiu, Ternyata Ini 5 'Pembunuh' Paling Efektif di Dunia Hewan
-
Alex Pastoor Soroti Target Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026, Tak Logis?