FIlm 28 Days Later merupakan film garapan dari sutradara Danny Boyle dan penulis skenario Alex Garland pada 2002. Film ini tak hanya sekadar film horor saja, tetapi menjadi sebuah inovasi dalam dunia film bergenre zombi yang telah lama membosankan.
Film ini menggabungkan berbagai elemen thriller psikologis, seperti kisah drama bertahan hidup dan kritik sosial yang intens. Terkenal denhan memperkenalkan aspek "zombi cepat," film ini berhasil menjadi inspirasi bagi banyak film zombi modern.
Kisah dari film ini dimulai dengan Jim (Cillian Murphy), seorang kurir asal Inggris yang tiba-tiba terbangun dari koma yang menyerangnya selama 28 hari usai sebuah wabah virus bernama Rage mendatangi Inggris. Virus ini tersebar melalui darah yang membuat manusia langsung menjadi agresif dalam waktu singkat.
Jim pun berjumpa dengan sejumlah penyintas sepertinya, termasuk Selena (Naomie Harris) dan Mark (Noah Huntley) yang bersama-sama ketiganya berusaha untuk mencari perlindungan dari keributan yang mengancam di tiap sudut kota.
Tema utama dari film ini menjelaskan bagaimana manusia harus berhadapan dengan kehancuran sosial. Selain mengangkat kisah tentang ancaman zombi, film ini juga menjelaskan bagaimana sisi gelap kemanusiaan lewat konflik internal yang dihadapi oleh para penyintas. Kehadiran militer, yang awalnya menjadi pelindung, justru berubah menjadi sebuah ancaman tersendiri yang berhasil menjadi lapisan yang rumit sepanjang cerita.
Cillian Murphy berhasil mengangkat intensitas emosional yang luar biasa dengan berperan sebagai aktor utama, Jim, yang menyajikan perjalanan karakter yang penuh kepercayaan diri dari ketakutan hingga keberanian. Naomie Harris yang berperan sebagai Selena pun menjadi sorotan lain. Ia berhasil memberikan sebuah performa yang kuat dalam menampilkan karakter yang tangguh tetapi juga rapuh.
Ada pula beberapa pemain pendukung yang turut meramaikan film ini, mulai dari Brendan Gleeson (Frank) dan Christopher Eccleston (Mayor Henry West) yang menambah kedalaman cerita dengan karakter mereka yang kuat dan juga realistis.
Sinematografi dari Anthony Dod Mantle merupakan salah satu elemen terkuat yang berhasil diangkat oleh 28 Days Later. Film ini memanfaatkan penggunaan kamera digital untuk menghadirkan visual yang kasar sekaligus dalam untuk menangkap sisi distopia kota London yang cenderung sepi. Adegan-adegan seperti jalanan kosong di London bahkan menjadi ikon utama dalam film ini yang memberikan suasana seram dengan mengutamakan adanya isolasi dari para penyintas.
Naskah Alex Garland berhasil mendalami elemen horor dalam drama ini. Dialognya ditampilkan secara tajam dan realistis, sehingga mencerminkan adanya emosi manusia untuk sebuah situasi yang ekstrem. Di sisi lain, Danny Boyle berhasil memberikan energi khasnya dengan menggabungkan aspek ketegangan psikologis dan horor. Boyle tidak hanya sukses dalam membuat para penonton filmnya merasa takut, tetapi juga memaksa kepada penontonnya untuk merenung atas sifat manusia yang terjadi di saat tengah mengalami krisis kemanusiaan tersebut.
Film ini berhasil memberikan sebuah pesan kuat mengenai adaptasi para umat manusia di tengah kekacauan. Selain itu, 28 Days Later juga sukses dalam memberikan pelajaran bahwa ancaman terbesar seringkali tak hanya datang dari luar, tetapi juga dari aspek dalam, yakni kerasukan dan keegoisan dari diri manusia sendiri.
FIlm 28 Days Later merupakan salah satu film horor zombi yang paling berpengaruh sepanjang sejarah sinema. Dengan menggunakan cerita yang mendalam, visual yang tajam, dan akting yang luar biasa dari para pemain, film ini sukses menampilkan sebuah pengalaman horor yang tak terlupakan di benak para penontonnya.
Baca Juga
-
Sinopsis My Girlfriend is the Man, Saat Pacar Tiba-Tiba Berubah Wujud
-
Superman Sukses Salip Man of Steel di Box Office Amerika, Raih Rp4 Triliun
-
Review Film Mickey 17, Angkat Isu Sosial yang Keras Dibalut Humor Gelap
-
James Cameron Bertekad Garap Avatar Jadi Film hingga Serial Animasi
-
Review Film The Monkey, Perpaduan Genre Komedi dan Horor yang Unik
Artikel Terkait
-
Review Film The Home: Horor Lansia yang Kacau Balau
-
Raih Rating Awal 100%, Weapons Digadang Jadi Film Horor Terbaik Tahun Ini
-
Game Horor The Medium Bakal Diadaptasi ke Film, Penulis Annabelle Terlibat
-
Setelah 28 Tahun, Sekuel My Best Friend's Wedding Akhirnya Diumumkan
-
Review Film The Naked Gun: Komedi Slapstick yang Bikin Ngakak dan Nostalgia
Ulasan
-
Review Film The Home: Horor Lansia yang Kacau Balau
-
Ulasan Buku If You Opened the Door: Menguak Batasan Dunia Imaji dan Realita
-
Belajar Mengelola Diri Lewat Buku Hidup itu Murah yang Mahal Gengsi Kita
-
Bukan Sekadar Cinta Monyet, Ini Makna Lagu Naniwa Danshi 'Ubu Love'
-
Review Anime Bungou Stray Dogs Season 3, Taktik Fyodor Mengancam Agensi
Terkini
-
Jorge Lorenzo Bongkar Kelemahan Marc Marquez: Kadang Dia Terlalu Ambisius
-
5 Rekomendasi Tempered Glass yang Siap Lindungi Layar HP Kamu
-
Bukan Hanya Filosofi Bermain, 3 Warisan STY di Timnas Indonesia U-23 Kini Mulai Memudar
-
5 Inspirasi Outfit Lee Sang Yi di Drama Good Boy, Bikin Jatuh Hati!
-
Kim Young Kwang Jalani Kehidupan Ganda, Ini Perannya di Eunsoo's Lucky Day