Dalam akun resminya, Penerbit Haru mengumumkan bahwa novel Yujin, Yujin buah karya Lee Geum-Yi resmi diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia September ini.
Selain disisipi kutipan menyentuh hati, "Novel remaja yang kuharap dibaca orang tuaku." terdapat pula sinopsis novel yang telah disesuaikan untuk pembaca Indonesia.
"Dua Gadis. Satu Nama. Satu Rahasia.
Yujin Besar dan Yujin Kecil sangat berbeda—yang satu siswa teladan, yang lain serampangan. Namun, di balik kehidupan mereka yang bertolak belakang, ada trauma masa lalu selalu menghantui.
Dipertemukan kembali saat SMP setelah bertahun-tahun berpisah, mereka harus menghadapi trauma dan luka lama yang membentuk mereka. Dari bayang-bayang kekerasan masa kecil hingga rumitnya kehidupan remaja, perjalanan mereka adalah kisah tentang rasa sakit, ketakutan, dan harapan bahwa luka terdalam pun masih bisa sembuh."
Pertama kali terbit pada tahun 2004 dalam bahasa Korea, novel Yujin, Yujin termasuk ke dalam salah satu pendorong sastra remaja Korea selama 21 tahun terakhir. Novel panjang karya Lee Geum-Yi ini lahir pada saat yang tepat sebab 2004 dianggap sebagai tahun kelahiran sastra remaja Korea.
Meskipun telah berusia puluhan tahun, Yujin, Yujin tetap diakui oleh berbagai lintas generasi. Mulai dari remaja sampai dewasa, semuanya menyetujui bahwa novel tersebut merupakan karya legendaris yang laris—sangat diminati banyak orang.
Lantas, apa ya alasan Yujin, Yujin begitu terkenal?
Buah karya Lee Geum-Yi ini mengangkat isu sosial yang sangat sensitif, tetapi penting untuk diketahui dan dipahami oleh banyak remaja di luar sana, yaitu pelecehan seksual terhadap anak sekaligus kekerasan dan luka sehari-hari yang dialami remaja. Selain itu, novel ini diangkat dari pengalaman pribadi penulis, khususnya berdasarkan perspektif orang tua yang anaknya mengalami kejadian persis seperti Yujin.
Tidak sampai di situ saja, buku Yujin, Yujin juga dianggap sebagai karya pertama paling representatif dari Lee Geum-Yi, yang saat itu merupakan penulis anak-anak dan dewasa.
Mengulik Daya Tarik Novel Yujin, Yujin: Apakah Worth Reading?
Bukan sekadar kisah bertema "dua tokoh bernama sama, bernasib sama pula", sebab ada perkembangan kompleks yang (nyatanya) sering dianggap dangkal oleh kebanyakan orang, utamanya orang dewasa.
Yujin Besar. Seorang anak sulung dua bersaudara yang memiliki nama lengkap Lee Yujin. Yujin Besar sangat sering dibandingkan dengan adiknya, apalagi jika menyangkut nilai dan peringkat di sekolah.
Yujin Kecil. Namanya juga Lee Yujin, anak cerdas yang selalu jadi peringkat satu seangkatan, bahkan merupakan murid kesayangan guru-guru. Meskipun tampak penurut dan lurus, Yujin Kecil ternyata jauh dari orang tuanya. Ini yang membuatnya mencari cara untuk "hidup".
Dua anak perempuan bernama sama dengan tragisnya ternyata memiliki trauma masa lalu serupa. Plot utama novel berpusat pada bagaimana keduanya menghadapi bayang-bayang masa lalu tersebut dengan cara berbeda.
Bukan hanya trauma masa kecil dan rumitnya masa remaja saja, Lee Geum-Yi juga menyelipkan isi hati remaja yang sering kali dianggap sebelah mata oleh orang dewasa. Poin inilah yang menarik perhatian begitu banyak pembaca. Kisah remaja yang kompleks dan tidak menye-menye, refleksi keluhan dalam hati yang begitu relatable, semuanya terkemas apik dan sangat dekat dengan realitas.
Mungkin, sebagian pembaca merasa seperti melihat cermin, memandangi pantulan diri yang berkali-kali dianggap kecil oleh orang lain, khususnya orang dewasa. "Anak seusiamu tahu apa soal sakit hati?", "Ini belum seberapa, Dik.", dan tentunya masih banyak lagi kalimat invalidasi dengan nada merendahkan lainnya.
Selain itu, Yujin, Yujin juga dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk suara terhadap kekerasan yang dialami oleh anak di bawah umur. Sampai saat ini, begitu banyak kasus kekerasan terhadap anak di bawah umur yang tidak mendapatkan rekognisi, entah karena dipaksa berdamai, entah karena merasa itu bukanlah bentuk kekerasan.
Novel Yujin, Yujin menjadi bukti bahwa karya sastra dapat dilihat sebagai sebuah pengakuan dan ungkapan "Ini bukan salahmu." untuk penyintas kekerasan. Buah karya Lee Geum-Yi adalah dorongan simpatik yang ditujukan kepada remaja di luar sana: "Kaum muda sering kali patah karena sayap mereka dibangun dari luka. Dorongan simpatik dalam novel diharapkan dapat menjadi bantuan dalam mengembangkan sayap mereka."
Melalui novel panjang untuk remaja karya Lee Geum-Yi ini, pembaca dapat mengetahui isi hati anak muda yang sangat sering ditutup-tutupi, bagaimana mereka berjuang sendirian karena takut merepotkan ataupun menerima penghakiman.
Novel Yujin, Yujin yang diterjemahkan oleh Penerbit Haru jadi semacam fiksi reflektif untuk pembaca, sebab mereka—kita semua—dapat menilai dengan bijak perilaku atau tanggapan seperti apa yang baik untuk diberikan.
Gimana, nih, kabar terjemahan bukunya? Apakah kamu jadi ingin membaca karena tertarik dengan blurb-nya? Atau mungkin jatuh hati karena ulasan para advanced reader copy? Yuk, berbagi!
Baca Juga
-
Satire Komikal yang Menyakitkan dalam Buku Lebih Senyap dari Bisikan
-
Ternyata, Feminitas Toksik Masih Membelenggu Kebaya hingga Saat Ini
-
Review Toko Jajanan Ajaib Zenitendo: Atasi Reading Slump dalam Sekali Duduk
-
Ketika Em Dash dalam Tulisan Menimbulkan Anggapan Hasil AI Generated
-
Review Novel Malice dan Yellowface: Kebenaran di Balik Dunia Penerbitan
Artikel Terkait
-
Melogram: Cerita Band Sekolah yang Jadi Lebih dari Sekadar Musik
-
Polda Jatim Sita 11 Buku 'Kiri' dan Anarkisme Tersangka Demo, Benarkah Berisi Paham Terlarang?
-
11 Buku Pendemo Disita, Dandhy Laksono Kritik: Bukti Polisi Tidak Membaca
-
Outwit: Pertaruhan Ambisi dan Rahasia di Balik Nama Galaksi
-
Sakura Jayakarta: Bunga yang Tumbuh di Tengah Bara Penjajahan
Ulasan
-
'INSIDE OUT' oleh DAY6: Keberanian Ungkapkan Cinta yang Lama Terpendam
-
Melogram: Cerita Band Sekolah yang Jadi Lebih dari Sekadar Musik
-
Stray Kids Suarakan Kecemasan dan Overthinking dalam Lagu 'In My Head'
-
Outwit: Pertaruhan Ambisi dan Rahasia di Balik Nama Galaksi
-
Review Film Afterburn: Petualangan Epik di Dunia yang Rusak!
Terkini
-
Identitas Mana yang Lebih Nyata: Nama di WhatsApp atau Jabatan di LinkedIn?
-
Sosok Ida Yulidina, Dulu Mantan Model Kini Jadi Istri Purbaya Yudhi Sadewa
-
Siap Menikah!Ashanty Ungkap PersiapanAzriel Hermansyah dan Sarah Menzel
-
Bikin Mood Naik! 4 Inspo OOTD Girly Playful ala Carmen Hearts2Hearts
-
Tak Hanya Jadi Sutradara, Idris Elba Ikut Bintangi Film This Is How It Goes