Lintang Siltya Utami | Ryan Farizzal
Poster film Comic 8 Revolution: Santet K4bin3t (IMDb)
Ryan Farizzal

Film Comic 8 Revolution: Santet K4bin3t merupakan kelanjutan dari waralaba komedi populer Indonesia yang dimulai pada 2014 dengan Comic 8, dilanjutkan Comic 8: Casino Kings Part 1 (2015) dan Part 2 (2016).

Setelah absen hampir satu dekade, seri ini kembali dengan nuansa segar yang memadukan komedi slapstick, horor mistis, dan satire politik.

Disutradarai oleh Fajar Bustomi, film ini ditulis oleh Adhitya Mulya. Dengan durasi sekitar 111 menit, Santet K4bin3t menawarkan hiburan akhir tahun yang chaotic dan absurd, cocok untuk penonton yang mencari tawa lepas tanpa beban.

Film ini tayang perdana di bioskop Indonesia pada 24 Desember 2025, tepat menjelang Natal, dan langsung menjadi salah satu tontonan paling ramai dibicarakan di akhir 2025.

Ngakak Sambil Merinding: Kudeta Santet Kabinet!

Salah satu adegan film Comic 8 Revolution: Santet K4bin3t (Instagram/falconpictures_)

Kisah Comic 8 Revolution: Santet K4bin3t berpusat pada sepasang dukun sakti, Ki Bagus (Andre Taulany) dan Ni Gendis (Hesti Purwadinata), yang menyimpan dendam mendalam terhadap pemerintahan. Berbekal ilmu hitam tingkat tinggi dan sebuah tengkorak sakti sebagai media, mereka merencanakan kudeta mistis dengan menyantet presiden serta jajaran kabinet.

Ritual santet ini sudah berhasil melumpuhkan seorang wakil menteri, menciptakan kekacauan politik nasional. Untuk menyempurnakan rencana, duo dukun ini membutuhkan delapan tumbal manusia sebagai penguat energi gaib.

Ancaman ini terdeteksi oleh Badan Intelijen Republik (BIR), yang kemudian menugaskan Pakde Indro (Indro Warkop) dan Oki (Oki Rengga) untuk menghentikannya. Kedua agen senior ini merekrut delapan agen baru dengan karakter unik, lalu menyusup ke kediaman dukun sebagai asisten rumah tangga.

Dari sini, cerita bergulir menjadi campuran aksi absurd, komedi fisik, dan elemen horor yang ringan, di mana para agen harus berhadapan dengan teror gaib sambil menjalani tugas domestik sehari-hari. Penyamaran yang nekat ini memicu serangkaian kekacauan, mulai dari ritual mistis yang gagal hingga pertarungan ala wuxia berbumbu sihir.

Dari segi plot, Santet K4bin3t berhasil menyuntikkan inovasi ke waralaba Comic 8 dengan menambahkan unsur horor dan fantasi. Cerita tidak lagi terpaku pada tema perampokan atau kasino seperti film sebelumnya, melainkan mengeksplorasi isu mistis yang relevan dengan budaya Indonesia, seperti santet dan dukun.

Satire politiknya cukup tajam tapi tetap ringan, menyindir korupsi dan kekuasaan tanpa terlalu mendalam, sehingga tidak terasa preachy. Namun, bagian pengenalan karakter terasa panjang, membuat pace pertengahan film agak lambat.

Meski demikian, klimaksnya penuh ledakan humor dan aksi, dengan momen absurd seperti jurus sihir warna-warni yang mirip film superhero. Adhitya Mulya sebagai penulis naskah patut diapresiasi karena berhasil menyeimbangkan 11 karakter utama tanpa membuat cerita kehilangan fokus.

Review Film Comic 8 Revolution: Santet K4bin3t

Salah satu adegan film Comic 8 Revolution: Santet K4bin3t (Instagram/falconpictures_)

Acting menjadi salah satu kekuatan utama film ini. Andre Taulany dan Hesti Purwadinata sebagai duo antagonis mencuri perhatian dengan chemistry yang kuat; Taulany menghidupkan Ki Bagus sebagai dukun sombong tapi konyol, sementara Purwadinata menambahkan nuansa fierce pada Ni Gendis.

Indro Warkop, veteran komedi, tampil konsisten sebagai Pakde Indro, membawa nostalgia Warkop DKI dengan timing joke yang tepat. Oki Rengga sebagai partnernya juga solid, menciptakan duo yang lucu dan relatable.

Deretan komika lain seperti Bagas Sianipar, Aji Betawi, Johan Juling, Fadholi Ambar, Jerry Libing, Andro Napitupulu, Aep Statham, Felix Seda, Bayu Wibowo, Bayu Terimakasih, dan Sardol Skondegay, ditambah cameo dari Vino G. Bastian, Tora Sudiro, Cak Lontong, Mongol Stress, Kiky Saputri, Indy Barends, Adjis Doaibu, Dicky Difie, hingga Mister Aloy, membuat film ini seperti parade bintang komedi. Mereka tidak sekadar tampil, tapi punya screen time yang cukup untuk menonjolkan gaya masing-masing, dari slapstick hingga sarkasme kekinian. Cameo trio Warkop DKI bahkan menjadi fan service yang emosional.

Aspek teknis di bawah arahan Fajar Bustomi terasa lebih matang dibanding seri sebelumnya. Visual effects untuk elemen horor dan sihir cukup rapi, dengan permainan warna cerah yang memanjakan mata, slow motion di adegan aksi, dan editing yang dinamis.

Humornya campur aduk: ada joke TikTok-an, guyonan bapak-bapak, hingga cringe yang sengaja dibuat absurd. Soundtracknya enerjik, mendukung vibe chaotic, meski beberapa adegan masih kasar dalam eksekusi.

Kelebihannya terletak pada kemampuan mengajakku dan penonton yang lain tertawa lepas melalui kekacauan, sementara kekurangannya adalah kurangnya kedalaman substansi—lebih mengandalkan style daripada narasi yang solid. Beberapa humor hit and miss, tergantung selera, tapi secara keseluruhan, film ini berhasil sebagai hiburan ringan.

Jadi bisa kusimpulkan, Comic 8 Revolution: Santet K4bin3t adalah comeback yang menyenangkan untuk waralaba ini, dengan rating 8.5/10 dariku. Ini bukan masterpiece, tapi tahu cara bersenang-senang dengan nostalgia, aksi gila, dan parade komika.

Cocok untuk ditonton bareng keluarga atau teman di bioskop, terutama bagi penggemar komedi Indonesia yang rindu tawa absurd. Jika mencari film cerdas, mungkin bukan pilihan utama, tapi untuk melepas penat akhir tahun, ini adalah paket lengkap. Jangan lewatkan film-nya.