Seito ga Jinsei wo Yarinaoseru Gakkou: Sekolah yang Memperbaiki Hidup Murid

Hernawan | Sapta Stori
Seito ga Jinsei wo Yarinaoseru Gakkou: Sekolah yang Memperbaiki Hidup Murid
Poster drama "Jinsei wo Yarinaoseru Gakkou" (DramaWiki)

Sejatinya, sekolah bukan hanya tempat menuntut ilmu, tapi juga merupakan tempat bernaung para murid. Sekolah semestinya tak ubahnya seperti rumah sendiri, yang menjaga dan melindungi siswa-siswinya, juga menjadi tempat mereka mendapatkan harapan untuk memperoleh hidup yang lebih baik dan meraih masa depan cerah. Hal itulah yang digambarkan dalam drama spesial “Seito ga Jinsei wo Yarinaoseru Gakkou”.

Seito ga Jinsei wo Yarinaoseru Gakkou merupakan drama spesial yang ditayangkan oleh NTV. Dikatakan drama spesial, karena drama ini hanya menyuguhkan satu episode berdurasi 113 menit. Drama ini merupakan bagian dari proyek amal NTV bertajuk “24-hour Television - Love Saves the Earth”.

Berlatar tempat di SMA Makio, drama Seito ga Jinsei wo Yarinaoseru Gakkou bercerita tentang dua orang guru baru yang mengajar di sekolah itu, Souichi Kiyama (diperankan oleh Sho Hirano) dan Kaoruko Okabe (diperankan oleh Minami Hamabe). Pada hari pertama mengajar, mereka diminta untuk memberikan sedikit sambutan di hadapan para murid. Namun, tidak ada yang mendengarkan mereka. Para murid sibuk bermain ponsel, mengobrol, berdandan, bahkan ada pula yang tertidur.

Kiyama dan Okabe memang pernah mendengar tentang reputasi buruk SMA Makio sebelumnya, tapi mereka tetap merasa kebingungan dengan perilaku para murid di sekolah tersebut. Walau begitu, guru-guru lainnya sama sekali tidak marah pada murid-murid mereka. Para guru hanya meminta mereka untuk kembali datang ke sekolah keesokan harinya.

Belakangan diketahui, SMA Makio tidak menerapkan peraturan yang ketat. Selama para siswa datang ke sekolah dan memakai seragam, mereka bebas melakukan hal yang lainnya. Sekolah tidak melarang siswanya berdandan atau bertindik. Yang penting, mereka tetap datang ke sekolah setiap hari.

Ternyata, apa yang para guru lakukan di sekolah itu bukanlah tanpa tujuan. Para guru merasa jika mereka menerapkan aturan ketat, murid-murid tidak akan mau datang lagi ke sekolah. Padahal, para murid yang bersekolah di SMA Makio tidak punya sekolah lain untuk dituju. Sebab, mereka dikenal berperilaku buruk. Namun, bukan tanpa alasan, hal itu terjadi karena latar belakang dan permasalahan hidup mereka masing-masing, seperti berasal dari keluarga tak berpunya atau broken home.

Para guru hanya ingin siswa-siswinya tetap mendapatkan pendidikan dan mampu memperbaiki hidup mereka ke depannya terlepas dari latar belakang mereka. Para guru berjuang keras agar murid-murid mereka bisa diterima di masyarakat dan berdaya seperti orang-orang pada umumnya.

Setiap hari, Kiyama dan Okabe direpotkan oleh ulah para siswa. Mereka nyaris saja mengundurkan diri akibat menerima perlakuan buruk dari murid-muridnya. Namun, rekan-rekan guru lainnya berhasil meyakinkan mereka untuk lebih bersabar dalam melakukan pendekatan pada murid-muridnya agar mereka mau membuka hati kepada para guru.

Perlahan tapi pasti, Kiyama dan Okabe mulai mampu menjadi guru yang lebih sabar dan tenang menghadapi siswa-siswinya. Namun, tidak hanya sampai di situ, mereka masih harus berjuang keras untuk menyelesaikan masalah para murid dan memperjuangkan hak mereka untuk bisa diterima di masyarakat. Bagaimana cara kedua guru ini melakukannya? Mampukah murid-murid SMA Makio menjalani kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya? Saksikan kelanjutannya dalam drama Seito ga Jinsei wo Yarinaoseru Gakkou.

Drama ini sangat baik untuk ditonton dan direkomendasikan, terutama untuk para guru. Sebab, drama ini membantu kita untuk lebih memahami arti penting keberadaan sekolah bagi murid-muridnya.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak