Saksi pekerjaan paruh waktu Kim Sae Ron buka suara. Namun, publik apatis karena kehilangan kepercayaan. Belum kelar kasus Kim Sae Ron yang menyebabkan kecelakaan saat mabuk, media Korea Selatan The Fact pada 21 Maret menerima laporan dari saksi yang melihat Kim Sae Ron melakukan pekerjaan paruh waktu.
Menurut laporan, saksi mata mengatakan bahwa Kim Sae Ron adalah pekerja paruh waktu yang sangat tulus, terampil, dan ramah kepada pelanggan. "Kim Sae Ron sangat tulus dan bekerja dengan sangat terampil, dan sangat baik kepada pelanggan," ungkap saksi mata.
Pemain drama ‘High School Love On’ tersebut diketahui bekerja di sebuah restoran yang berlokasi di Gangnam-gu, Seoul pada akhir bulan lalu. Belum diketahui pasti berapa lama Kim Sae Ron telah bekerja di restoran tersebut.
Kim Sae Ron diberitakan jatuh miskin usai membayar biaya ganti rugi dan menyewa pengacara untuk kasusnya. Ia dikabarkan menjadi pekerjaan paruh waktu di restoran yang dijalankan oleh kenalannya.
Beberapa waktu lalu, Kim Sae Ron merilis sebuah foto melalui akun media sosialnya. Foto tersebut menampilkan dirinya bekerja paruh waktu di sebuah kafe.
Bukannya mendapat simpati, Kim Sae Ron malah semakin mendapat ujaran kebencian. Seseorang mengatakan bahwa ia tidak pernah bekerja di tempat tersebut.
Kecelakaan yang disebabkan Kim Sae Ron terjadi pada 18 Mei 2022 lalu di daerah Damdong, Gangnam-gu. Kecelakaan tersebut menyebabkan pembatas jalan dan trafo rusak yang menyebabkan kerugian bagi warga sekitar.
Kim Sae Ron yang dijatuhi hukuman atas Undang-Undang Lalu Lintas Jalan dan harus membayar denda sebesar 20 juta won. Pada sidang pertamanya, pengacara Kim Sae Ron telah mengajukan keringanan hukuman untuk kliennya tersebut.
Kim Sae Ron yang mengaku telah jatuh miskin dipertanyakan kebenarannya. Kim Sae Ron masih mampu menunjuk pengacara dari salah satu firma hukum 10 teratas di Korea, jika ia mengklaim dirinya sedang kesulitan.
Di tengah-tengah laporan dari saksi mata pekerjaan paruh waktu Kim Sae Ron keluar, nampaknya tetap tak bisa membendung kepercayaan publik. Publik malah menjadi apatis karena telah kehilangan kepercayaan kepada dirinya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
