Musik independen atau yang akrab dikenal dengan sebutan musik indie telah menjadi sebuah gerakan yang semakin menarik di Indonesia. Dibangun di atas semangat kreativitas, otonomi, dan ekspresi bebas, musik indie telah memainkan peran penting dalam mengeksplorasi ragam genre musik serta memberikan wadah bagi para musisi untuk menyuarakan kebebasan artistik mereka.
Musik indie di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari perjalanan evolusi musik di tanah air. Dimulai pada era 1990-an, musik ini berkembang secara perlahan namun konsisten. Di tengah dominasi musik populer, seperti pop dan dangdut, musik indie mulai menemukan tempatnya dengan merangkul berbagai genre, seperti indie rock, elektronik, folk, dan post-rock.
Para musisi muda yang tidak ingin terikat pada standar industri musik konvensional melihat indie sebagai wadah untuk bereksperimen. Mereka membuat musik dengan cara mereka sendiri, seringkali merekam secara independen, mengorganisir konser-konser kecil, dan menggunakan media sosial sebagai alat untuk menjangkau pendengar.
Keberagaman genre musik indie di Indonesia menjadi salah satu daya tarik utama. Dari kesederhanaan akustik folk hingga kompleksitas post-rock yang eksperimental, musik indie memberikan tempat bagi eksplorasi tanpa batas.
Iksan Skuter, salah satu musisi Indonesia yang bisa dikategorikan sebagai pegiat musik indie. Musisi asal Jawa Timur ini memang selalu tampil berbeda dalam bermusik. Selain tidak pernah memusingkan outfit yang digunakan saat manggung, lirik-lirik lagunya pun sangat sederhana.
Uniknya, dari kesederhanaan lirik-lirik itulah Iksan Skuter mampu membius masyarakat Indonesia untuk hanyut dalam merenungi nilai-nilai yang terkandung didalamnya.
Setidaknya ada tiga lagu yang cocok untuk direnungi saat ini yaitu lagu seorang ayah yang sedang bersenandung kepada anaknya. Bertepatan dengan Hari Ayah, lagu-lagu ini tentu memberikan kesan tersendiri bagi seorang ayah.
Tiga lagu tersebut yaitu, Bapak, Doakan Ayah dan Jangan Seperti Bapak. Ketiga lagu tersebut Iksan memberikan gambaran tentang relasi anak dan ayah yang terjalin dalam kesederhanaan, namun tetap dalam bingkai kebahagiaan.
Dalam lagu berjudul ‘Bapak’, Iksan menggambarkan sosok ayah dari sudut pandang seorang anak yang sudah beranjak dewasa.
Ada manusia yang paling ingin aku peluk
Tapi aku malu
Tidak juga malu sebenarnya
Hanya angkuh sebagai lelaki dewasa
Lain lagi dalam lagu berjudul ‘Doakan Ayah’, Iksan seakan sedang bersenandung kepada anaknya ketika menjelang tidur.
Doakan ayah banyak uangnya
Kau mau beli apa
Tapi yang baik banyak waktunya
Ayah main denganmu
Dan dalam lagi ‘Jangan Seperti Bapak’, Iksan memberikan gambaran dari ketidak sempurnaan seorang Ayah dalam membesarkan anaknya. Hal ini tergambar dalam sebagian liriknya berikut ini.
Nak,
Janganlah seperti bapak
Yang, susah mewujudkan mimpinya
Besarlah dengan semua harapan yang kamu miliki
Ku iringi doa dari hati kami
Melalui lagu-lagunya tersebut, Iksan Skuter menjadikan musik indie sebagai ekspresi dan renungan bagi banyak penggemarnya. Lirik-liriknya yang sederhana dengan mengangkat isu-isu domestik, Iksan Skuter berhasil menerjemahkan kegalauan, kegusaran, dan emosi manusia menjadi senandung musik yang berkualitas.
Selamat mendengarkan ketiga lagu Iksan Skuter bertemakan Ayah dan ekpresikan isi hatimu kepada semua Ayah dalam rangka Hari Ayah Sedunia.