7 Kesulitan Janda Era Joseon di Drama Knight Flower, Disuruh Akhiri Hidup?

Sekar Anindyah Lamase | Dea Pristotia
7 Kesulitan Janda Era Joseon di Drama Knight Flower, Disuruh Akhiri Hidup?
Honey Lee sebagai Jo Yeo Ha dalam drama Kight Flower [Hancinema]

Honey Lee telah menunjukkan kemampuan aktingya yang memukau lewat drama Korea 'Knight Flower'. Honey Lee berperan sebagai Jo Yeo Hwa. Ia merupakan seorang janda berbudi luhur di siang hari dan menyamar di malam hari untuk menolong orang-orang. 

Dengan latar era Joseon, drama ini banyak menunjukkan betapa sulitnya hidup sebagai janda di masa itu. Banyak larangan dan pandangan hidup yang mengekang. Penasaran? Yuk simak 7 kesulitan janda di era Joseon. 

1. Selalu Memakai Baju Berkabung

Honey Lee sebagai Jo Yeo Ha dalam drama Kight Flower [Hancinema]
Honey Lee sebagai Jo Yeo Ha dalam drama Kight Flower [Hancinema]

Seperti yang dilakukan Jo Yeo Hwa, sebagai seorang janda yang ditinggal mati ia harus selalu mengenakan pakaian berkabung, yaitu hanbok berwarna putih bersih. 

Hal ini menandakan bahwa istri selalu menghadapi hari-hari penuh kesedihan setelah suaminya meninggal. Janda juga tidak diperbolehkan mengenakan baju berwarna-warni, atau dengan kata lain tidak berhak bahagia lagi.

2. Membatasi Keluar Rumah

Honey Lee sebagai Jo Yeo Ha dalam drama Kight Flower [Hancinema]
Honey Lee sebagai Jo Yeo Ha dalam drama Kight Flower [Hancinema]

Jo Yeo Hwa juga hanya keluar rumah di saat saat tertentu. Terkadang juga bersama ibu mertuanya. Ia tidak diizinkan keluar rumah sembarangan. Itulah mengapa ia secara sembunyi-sembunyi menyamar dan keluar di malam hari.  

Hal ini sebenarnya bertujuan agar janda menjaga pandangan, menjaga cintanya dengan mendiang suaminya. Tidak tergoda pria lain. 
 

3. Tidak Boleh Menikah Lagi

Honey Lee sebagai Jo Yeo Ha dalam drama Kight Flower [Hancinema]
Honey Lee sebagai Jo Yeo Ha dalam drama Kight Flower [Hancinema]

Jika seorang duda di era Joseon diperbolehkan menikah lagi setelah istrinya meninggal, namun tidak berlaku sebaliknya.  

Janda di era Joseon justru tidak boleh menikah lagi. Ia harus terus mengabdi pada suaminya meski telah meninggal. Ini adalah bentuk kesetiaan tertinggi dari seorang istri. Pada masa itu, jika janda ketahuan menikah lagi maka akan dieksekusi.

4. Harus Terus Berdoa untuk Suaminya

Honey Lee sebagai Jo Yeo Ha dalam drama Kight Flower [Hancinema]
Honey Lee sebagai Jo Yeo Ha dalam drama Kight Flower [Hancinema]

Seorang janda juga harus terus berdoa untuk suaminya sebagai bentuk perasaan tulusnya. Jo Yeo Hwa bahkan memutuskan untuk berdoa sepanjang malam di tempat suaminya. 

Padahal sebenarnya ia sedang menyamar dan pergi ke tempat lain. Untuk melancarkan aksinya ia dibantu oleh Lee Yeon Sun. 

5. Mengabdi pada Keluarga Suami

Honey Lee dalam potongan drama 'Knight Flower' [Hancinema]
Honey Lee dalam potongan drama 'Knight Flower' [Hancinema]

Jika suami meninggal, maka istri akan tetap mengabdi pada keluarga suami. Bukannya kembali pada keluarganya. Ia menjadi anak menantu yang tinggal bersama orang tua suami. 

Dibina dan diajarkan berbagai hal oleh keluarga suami, tapi seorang janda tidak berhak untuk pergi atau kembali ke keluarganya.

6. Status Wanita Berbudi Luhur

Honey Lee dalam potongan drama 'Knight Flower' [Hancinema]
Honey Lee dalam potongan drama 'Knight Flower' [Hancinema]

Jo Yeo Hwa telah menjadi janda selama 15 tahun. Ia hidup bersama mertuanya dan menunjukkan pengabdian yang besar. Jo Yeo Hwa sebenarnya kehilangan suaminya tepat di hari pernikahannya. Ia jadi tidak tahu bagaimana rupa suaminya, bahkan bagaimana sebenarnya rasa cinta. 

Ia adalah menantu dari keluarga bangsawan. Ia harus menjaga sikapnya agar menjadi teladan dan menaikkan martabat keluarga suaminya. Pemerintah memberikan penghargaan wanita berbudi luhur bagi setiap wanita yang tetap setia kepada mendiang suaminya. 

7. Wanita Berbudi Luhur: Bunuh Diri

Honey Lee dalam potongan drama Knight Flower [Hancinema]
Honey Lee dalam potongan drama Knight Flower [Hancinema]

Puncak paling tinggi dari seorang janda dengan status wanita berbudi luhur adalah bunuh diri. Ini menunjukkan kesetiaannya pada suami dan mengikutinya mengakhiri hidup. 

Bunuh dirinya seorang janda dianggap terhormat oleh pandangan masyarakat Joseon. Ini juga dapat menaikkan status keluarga kedua belah pihak keluarga.  

Bagaimana, bisa membayangkan betapa sulitnya sebagai seorang janda di era Joseon? Beberapa pandangan tersebut tidak lagi relevan jika dipahami orang modern bukan?  

Namun, yang perlu diketahui adalah pada masa Joseon akhir poandangan ini tidak lagi dianggap baik. Banyak janda yang bahkan ditemukan meninggal, namun tidak tahu apakah mereka benar-benar bunuh diri atau dibunuh untuk menaikkan status keluarga.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak