Kartika Putri Merasa Miris Sekaligus Tertawa Baca Komentar Julid Netizen Soal Penyakitnya

Haqia Ramadhani
Kartika Putri Merasa Miris Sekaligus Tertawa Baca Komentar Julid Netizen Soal Penyakitnya
Potret Kartika Putri sebelum dan saat terkena penyakit steven johnson syndrome. (Insagram)

Kartika Putri kini telah sembuh dari penyakit steven johnson syndrome yang membuat wajah dan lidahnya melepuh. Kendati begitu Karput sapaannya saat sakit sempat mendapat komentar julid netizen.

Berawal ketika Kartika Putri berbagi cerita dan cara penanganan tentang penyakitnya. Padahal ia melakukan itu agar masyarakat bisa bijak dalam bertindak saat terkena penyakit serupa.

BACA JUGA: Raffi Ahmad Bocorkan Rencana Pernikahan Thariq Halilintar dengan Aaliyah Massaid

"Biar orang tahu pada saat kayak gini mereka gak percaya yang tahayul, ada yang bilang abcde gitu ya miris banget buat aku," ucap Kartika Putri dalam tayangan kanal YouTube Intens Investigasi dikutip pada Jumat (1/3/2024).

"Tidak menggunakan ilmu dalam mengetahui sesuatu makanya dari itu akhirnya penanganannya juga beda-beda," sambungnya.

Meski begitu istri Habib Usman ini enggan kepikiran soal komentar julid netizen. Terlebih yang melakukan itu terhadapnya adalah oknum tak bertanggung jawab dan tidak memiliki ilmu.

Alhasil Kartika Putri malah tertawa kasihan dengan mereka.

"Kita lihat dulu siapa yang berkomentar gitu. Kalau orang yang berpendidikan, orang yang punya ilmu, orang yang punya adab dan akhlak pasti kepikiran," jelas Kartika Putri.

BACA JUGA: Rizky Billar 'Sindir' Hard Gumay Setelah Disebut Pernah Melabrak Sang Peramal

"Tapi karena yang berkomentar orang-orang yang tidak bertanggung jawab, orang-orang yang tidak menggunakan ilmu sama sekali malah ketawa. 'Wah kasihan ya enggak ada ilmunya. Wah kasihan ya cuma berkomentar memperkeruh keadaan aja'," imbuhnya.

Di sisi lain, Kartika Putri juga merasa miris lantaran banyak netizen julid yang dinilainya menghilangkan budaya empati Indonesia terhadap orang sakit. Oleh sebab itu, ia meminta masyarakat mulai sekarang lebih cerdas untuk menentukan idola agar nilai-nilai empati bangsa tidak hilang.

"So be smart dalam kita memilih idola, dalam kita memilih panutan. Jangan sampai kita menjadi orang yang hilang nilai-nilai budaya dan adat akhlak kita sebagai warga Indonesia," pungkasnya.

Cek berita dan artikel yang lain di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak