Ai no Utaoge wo Kikasete yang merupakan salah satu film anime garapan J.C. Staff ini pernah memenangkan penghargaan Audience Award di Scotland Loves Animation Film Festival pada Oktober 2021 lalu. Selain itu, anime ini juga pernah mendapat anugerah sebagai Film Animasi Terbaik di Festival Film & Televisi Kota New York di tahun yang sama. Di tahun selanjutnya pun, anime ini masuk ke nominasi Penghargaan Film Fitur Animasi Terbaik di Penghargaan Film Akademi Jepang ke-45.
Melihat dari penghargaan yang telah diterima, bisa dipastikan bahwa Ai no Utaoge wo Kikasete adalah salah satu karya mendidik terbaik. Anime ini memiliki pesan moral-pesan moral yang bisa diterapkan di kehidupan nyata. Tak hanya untuk mengisi waktu luang, anime ini juga mampu 'mendidik' para penggemar yang menyaksikan dengan tiga pesan moral yang tertera di bawah ini.
1. Setiap orang memiliki kelebihan masing-masing

Saat berada di sebuah ruang klub, Sadayuki Gotou mengamati Touma Suzaki yang sedang berfokus pada layar komputer yang menampilkan rekaman dari kamera pengawas cukup lama. Kemudian, dia bertanya pada Touma tentang bagaimana laki-laki itu bisa menghidupkan kembali Shion Ashimori, yang merupakan Al. Usai mendengar jawaban Touma, dia berkata bahwa dia iri pada laki-laki itu sebab memiliki mimpi.
Touma yang mendengar ungkapan Gotou balas berkata bahwa dia juga iri dengan laki-laki itu sebab jago di bidang olahraga, pintar di bidang akademik, bahkan populer di kalangan para gadis. Sedangkan, dia hanyalah siswa introver yang selalu berkutat dengan buku dan komputer. Namun, dari perkataan Gotou dan apa yang dia rasakan, dia sedikit menyadari bahwa setiap orang memiliki kelebihan, yang mungkin saja berbeda satu sama lain.
2. Terkadang, orang tua juga membutuhkan dukungan

Karena dibesarkan oleh ibu tunggal, Satomi Amano berusaha semampunya untuk tak membuat ibunya khawatir atau kesulitan. Dia yang sudah duduk di bangku sekolah menengah atas tak ingin membuat ibunya lebih lelah. Dia memahami bahwa ibunya sudah bekerja keras hingga kerap pulang larut demi dirinya. Dia tak ingin menyusahkan ibunya lagi.
Saat mengetahui bahwa Al ciptaan ibunya diuji coba di sekolahnya, Satomi terus mengingatkan pada Al yang dinamai Shion bahwa robot itu harus waspada setiap saat. Dia mengetahui bahwa jika ada orang yang menyadari bahwa Shion adalah Al, maka ibunya bisa dipecat. Sebab tak ingin hal itu terjadi, dia rela memohon pada orang-orang yang tak sengaja mengetahui jati diri Shion yang sebenarnya untuk tutup mulut.
3. Waktu tak akan menyelesaikan masalah tanpa adanya tindakan darimu

Saat masih kecil, Satomi memercayai bahwa waktu akan menyelesaikan masalah untuknya. Namun, kepercayaannya runtuh saat hubungannya dengan Touma tak kunjung membaik seperti sedia kala. Hingga menjadi siswa sekolah menengah atas, dia tak lagi pernah berinteraksi dengan Touma. Dia juga tak pernah diajak berbicara lagi oleh Touma.
Usai bertengkar dengan Aya Satou, Satomi mendengar curhatan gadis yang selalu memusuhinya itu. Dia yang pernah merasakan hal yang sama pun segera mengajak Aya untuk menghadapi permasalahan yang sedang menimpa gadis itu. Namun, sebelum itu, dia berujar pada Aya bahwa waktu tak akan pernah menyelesaikan masalah, tetapi hanya akan menumpuk luka.
Berfokus pada hubungan persahabatan yang terbentuk saat berusaha menyembunyikan suatu masalah bersama, Ai no Utaoge wo Kikasete berhasil menyampaikan makna-makna yang terselip di sepanjang cerita. Selain tiga pesan moral di atas, masih ada banyak pesan moral lain jika kamu cermati dengan baik. Jadi, jika kamu belom menonton anime yang juga dikenal dengan judul Sing a Bit of a Harmony, segera tonton, ya!